Hai hai apa kabar semua
Jangan lupa vote sama komennya
Part 20 here!
.
.
.
.Happy reading!
.
.
.
.
.
.Gavin memutar setir mobilnya untuk keluar dari parkiran. Emosi cowok itu masih belum reda membuat raut wajahnya masih terlihat marah. Dadanya naik turun karena emosi.
Gavin mengacak kasar rambutnya karena frustasi, ia merasa bersalah pada Ayla karena tadi sempat membentaknya, tapi di sisi lain ia juga kesal karena terus-menerus diganggu.Ting!
Suara nontifikasi ponsel terdengar, dengan cepat ia melihat siapa yang mengirimkan pesan. Tertera nama 'Radit' di notifikasi paling atas.
Radit
| Gue mau ngomong, nanti gue sharelock tempatnya
Begitulah isi pesan yang di kirimkan oleh Radit. Gavin menutup kembali ponselnya dan kembali fokus ke jalanan.
Mobil berwarna putih bersih itu berhenti di depan rumah Tasya. Gavin segera turun dan melangkah menuju pintu utama rumah besar ini.
Gavin menekan bel yang tersedia beberapa kali, tak lama pintu terbuka memperlihatkan seorang wanita paruh baya yang kemarin menyambut kedatangannya.
" Eh mas, cari non Tasya ya?" tanya Nek Ijah yang tau maksud Gavin.
Gavin mengangguk cepat. " Iya, Tasya ada?"
" Ada, mas tolong bujuk non Tasya buat makan ya, dia lagi sakit terus belum makan dari kemarin, saya udah bujuk tapi non Tasya nolak," jelas nek Ijah.
" Tasya Sakit?" tanya Gavin dengan wajah Khawatir.
Nek Ijah mengangguk, " Dari semalem, demamnya nggak turun-turun."
" Boleh saya masuk?"
" Iya, silahkan, mari saya antar ke kamar Non Tasya," ucap Nek Ijah dengan ramah. Gavin mengikuti arah nek Ijah untuk sampai ke kamar Tasya yang ada di lantai dua.
Setelah menaikki beberapa anak tangga yang menghubungkan lantai bawah dan lantai atas rumah itu, mereka sampai pada pintu coklat yang tertutup rapat.
" Ini mas, saya buatkan minum dulu ya," ujarnya sebelum meninggalkan Gavin sendiri. Cowok itu mulai membuka pintu coklat yang ia tahu sebagai kamar Tasya.
Dengan hati-hati tangannya menurunkan gagang pintu, setelah terbuka sempurna ia melihat ada seorang gadis yang tengah meringkuk dengan selimut tebal menutupi tubuhnya.
Tanpa pikir panjang Gavin berjalan menghampiri gadis itu. Tasya yang mendengar ada suara langkah kaki mendekat pun mulai membuka matanya. Ia mengedip-kedipkan matanya untuk menyesuaikan dengan cahaya.
" Syaa, Kok bisa jadi gini?" tanya Gavin yang duduk di pinggir ranjang Tasya.
Tasya mencoba bangun dari tidurnya, tubuhnya masih lemas namun ia paksakan. Gavin yang melihat itu bergerak untuk membantu Tasya namun tangannya dengan cepat di tepis oleh gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
NA TASYA
Teen Fiction‼️WAJIB FOLLOW SEBELUM BACA, YANG UDAH MAKASIH‼️ _________________________________________ Namanya Tasya, gadis piatu yang harus menerima nasib tentang penyakit yang ia derita. Gadis yang sedari kecil hidup dengan penuh tekanan dengan ibu tiri dan s...