35. Happiness

32 2 0
                                    

Update lagi yey!!

Jangan lupa vote, komen, sama follow! Wajib!

Happy reading 🐳
.
.
.
.
.
.

" Jaga diri baik-baik ya, Ay, kita doain dari sini," ujar Radit tanpa melepas pelukannya dari gadis berpakaian rapi di depannya.

Kini, Radit, Gavin, Tasya, Lea, dan Juan tengah berada di bandara untuk menghantarkan Ayla. Mereka hanya mengantar sampai bandara saja.

" Iyaa, Dit, nanti kalau udah sampai sana gue kabarin," ucap Ayla. Gadis itu melepas pelukannya dengan Radit lalu menatap kearah teman-teman lain yang berada tak jauh darinya.

Gavin mulai mendekati Ayla. Cowok itu memegang kedua bahu gadis yang lebih pendek darinya itu.

" Jaga diri lo di sana, jangan lupa balik buat kumpul sama kita," ucap Gavin sambil menepuk kedua bahu gadis itu.

Ayla tersenyum mendengar penuturan Gavin, tak dapat di pungkiri seberapa senangnya gadis itu melihat Gavin yang sama sekali tak menjauh darinya. Ayla menatap Tasya yang berdiri tak jauh dari mereka.

" Boleh nggak Sya?" tanya Ayla pada Tasya. Gadis itu mengisyaratkan untuk memeluk Gavin.

Tanpa ragu Tasya mengangguk setuju. Gadis itu sudah menganggap Ayla temannya jadi tak masalah menurutnya.

Melihat anggukan dari Tasya, Ayla segera memeluk Gavin dengan erat. Cowok itu tak menolak, Gavin mengusap punggung Ayla dengan pelan.

" Makasihh, maaf gue udah bikin masalah di sini," ucap Ayla masih berada di pelukan Gavin.

" Nggak papa, jadi orang yang lebih baik disana, okee," balas Gavin. Dalam dekapan Ayla mengangguk pelan. Tak lama kemudian mereka mengakhiri pelukan tersebut. Ayla beralih pada Tasya yang masih berada di posisi yang sama.

" Sya, titip Gavin ya, kalian baik-baik disini, makasih udah maafin gue dan maaf karena gue udah bikin banyak masalah sama lo," ujar Ayla dengan tulus pada Tasya.

Tasya menatap Ayla dengan pandangan sendu. Gadis itu mengangguk dengan senyum merekah di bibir indahnya.

" Iya Ay, gue udah maafin lo, semoga lo jadi orang yang lebih baik disana, save flight," balas Tasya dengan ramah.

" Thanks," jawab Ayla sambil membalas senyuman tersebut.

" Semuanya gue berangkat ya, makasih udah anterin gue," lanjut Ayla pada semua orang yang ada di sana. Lea dan Juan mengangguk lalu mereka melambaikan tangan pada Ayla yang sudah mulai berjalan sambil mendorong troli berisi koper.

Setelah beberapa detik gadis itu menghilang di tengah keramaian. Ayla benar-benar pergi dan entah kapan kembali.

"Jiakhhh, ada yang galau nih," ucap Juan sambil terkikik geli. Setelah mengatakan itu satu pukulan berhasil mendarat pada lengannya. Lea lah yang melakukan itu.

" Bacot lo anjir!" sentak Radit kesal.

" Balik sendiri-sendiri kan?" tanya Gavin pada yang lainnya.

Juan mengangguk sebagai jawaban.
"Iya, gue pulang sama Lea, Dit lo bisa pulang sendiri kan, jangan bunuh diri lo," ujar Juan semakin gencar menggoda Radit.

Radit melemparkan tatapan sinis pada Juan. Mulut cowok itu akan sangat julid apabila sudah meroasting.

" Oke, duluan kalau gitu, gue mau pacaran, bye!" seru Gavin lalu menarik tangan Tasya. Hal itu langsung mendapat banyak sorakan dari pada temannya. Namun Gavin tetaplah Gavin, ia tak peduli dengan sorakan-sorakan tersebut.

NA TASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang