37. obat lagi

21 3 1
                                    

Happy reading
.
.
.
.

Waktu menunjukkan pukul 19.00 malam. Gavin dan Tasya sedang dalam perjalanan untuk pulang. Mobil itu melaju dengan kecepatan sedang menembus jalanan malam ini yang ramai.

" Vin, nanti mampir sebentar ke minimarket ya, ada yang mau di beli," Tasya menolehkan kepalanya pada Gavin yang fokus ke jalanan.

"Siap, cantik," Gavin melirik sekilas kearah gadis di sebelahnya ini yang sudah salah tingkah dibuatnya. " Gitu aja salting," tambah Gavin membuat Tasya semakin salah tingkah.

" Apaansih!" balas Tasya sedikit ketus lalu ia memalingkan pandangannya ke arah jalanan yang ramai itu. 

Tasya membuka sitbelt yang ia kenakan saat mobil itu berhenti sempurna di parkiran sebuah minimarket.

" Aku tunggu di sini aja ya?" tanya Gavin yang di balas anggukan cepat oleh Tasya. Gadis itu segera membuka pintu mobil berwarna putih ini, lalu berjalan masuk ke minimarket. Saat sedang berjalan, ia mendengar ada seseorang yang memanggil namanya. Dengan cepat ia menoleh ke arah sumber suara. 

" Tasya?" ucap seorang perempuan yang memakai baju cukup lesu itu.

" Luna?" Ucap Tasya saat mengetahui bahwa orang itu adalah Luna saudara tirinya, ralat mantan saudara tirinya.
Dibelakang Luna terdapat mamanya yang sedang berdiri menghadap ke arahnya juga.

" Sya, tolong maafin kita berdua ya, kita bener bener nyesel dulu udah jahat sama kamu, tolong maafin kita ya Sya" ucap Clarissa memohon.

" Aku udah maafin kalian kok," balas Tasya tersenyum tipis.

" Tolong bilangin ke papa kamu juga ya, Sya, boleh kita tinggal bareng kamu lagi? kamu nggak kasihan sama kita yang kayak gini," seru Clarissa yang di balas anggukan cepat dari Luna.

Tasya tersenyum miris, benar juga apa kata Clarissa. Namun sayangnya nasi sudah menjadi bubur. Sampai kapanpun ia tidak akan pernah mau menerima mereka kembali kedalam kehidupannya.

"Maaf nggak bisa, permisi," balas Tasya lalu masuk ke dalam minimarket.

10 menit berlalu

Tasya masuk ke mobil setelah membeli apa yang ia butuhkan.

" Tadi ngomong sama siapa?" Tanya Gavin sambil meletakkan ponsel di dekatnya. Tadi ia melihat Tasya sedang berbicara dengan seseorang namun tidak ia hiraukan.

" Luna," jawab Tasya santai.

" Luna? Kamu nggak di apa-apain kan? Nggak ada yang lecet kan?" tanya Gavin dengan wajah sedikit cemas, ia melihat apakah tubuh gadis itu masih utuh.

" Apaan sih Vin lebay" jawab Tasya malas.

" Beneran Sya kamu nggak di apa-apain kan?" tanya Gavin lagi. Cowok itu kini menghadap ke arah Tasya.

" Enggak, mereka cuma bilang maaf doang kok, habis itu aku tinggal pergi," jelas Tasya membuat Gavin mengangguk paham.

~🌻~

"Aku turun ya, makasih buat hari ini," Tasya berucap dengan menampilkan senyum manisnya.

"Eh tunggu," tahan Gavin. Tasya kembali menghadap kearah Gavin. Gadis itu menaikkan satu alisnya bermaksud bertanya.

"Besok ada acara enggak?" tanya Gavin. Entah mengapa saat menanyakan hal itu jantungnya berdegup lebih kencang.

" Enggak, kenapa?"

" Oke, besok aku jemput jam 8, nggak ada penolakan," sahut Gavin sedikit penekanan.

" Mau kemana?" tanya Tasya lagi. Tidak biasanya Gavin mengajaknya keluar tanpa memberitahu mau kemana.

NA TASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang