14. who?

38 4 0
                                    

Hii! Guys panggil apa aja

Wajib follow ig

@ ktn.mee
@ thelemontea_wp

Votenya jangan lupa

Happy reading!





Klek..

Suara pintu yang terbuka membuat Gavin dan Tasya segera menoleh kearah pintu yang terbuka memperlihatkan sang papa yang tersenyum.

" Kamu udah bangun sayang?" Tanya Herman saat masuk ke ruang rawat Tasya.

Tasya mengangguk cepat dibarengi dengan senyuman manisnya. Gavin berpindah tempat duduk ke sofa mempersilahkan Herman duduk di kursi samping Tasya.

" Sya papa minta maaf ya,,, papa bener bener bodoh udah percaya sama mereka sampai nampar kamu tadi, sekarang mereka enggak akan ganggu kamu lagi,, mereka udah papa usir dan enggak tinggal sama kita lagi!!" Seru Herman bertubi tubi ia benar benar menyesali kebodohannya itu. " Sekali lagi papa minta maaf ya Sya papa minta maaf."

" Iya pa aku udah maafin papa kok," Jawab Tasya sambil tersenyum.
" Tunggu.... Papa bilang kalo papa ngusir mereka, terus sekarang mereka tinggal dimana?" Tambah Tasya dengan ekspresi bingung.

Herman menggeleng. " Papa enggak peduli intinya mereka pergi dari hidup kita, papa juga udah ngurus surat cerainya."

" Tapi kasian pa, mana ini udah malem lagi," Ucap Tasya

" Udah enggak usah dipikirin, sekarang yang penting kamu sembuh okee!" Timpal Herman lagi.

Sedangkan di belakang sana Gavin sedang tersenyum melihat interaksi anak dan ayah di depannya. Ia merasa lega karena Luna sudah pergi dari hidup Tasya dan berharap Tasya tidak lagi menderita.

Gavin berjalan menghampiri Tasya di brangkar.

" Sya papa mau tanya sama kamu?"

Tasya menatap papanya dengan tatapan bingung. " Tanya apa?"

" Kamu pacaran sama Gavin?" pertanyaan Herman membuat Tasya terkejut.

" Hah e iya pa," jawabnya takut takut.

Sedangkan Gavin malah tersenyum, ia sudah di akui sekarang. Tasya menatap Gavin dengan sengit.

Herman tertawa lalu mengacak pelan rambut putrinya itu. " Udah gede sekarang ya."

" Buat kamu, om titip Tasya sama kamu, awas sampai kamu bikin nangis!" Ucap Herman serius.

" Siap om!" Jawab Gavin mantap.

Mereka tertawa bersama, tiba tiba Tasya merasakan sakit di kepalanya namun kali ini benar-benar sakit. Tasya menundukkan kepalanya berharap sakitnya segera reda.

Tess...

Setetes melesat cepat dan terjatuh di selimut putih yang ia kenakan. Herman dan Gavin yang melihat itu langsung panik.

" Sya kamu kenapa?" tanya Herman panik. Tanpa pikir panjang Gavin berlari memanggil dokter untuk segera memeriksa Tasya. Dokter pun datang diikuti Gavin dari belakang.

" Mohon semua keluar saya akan memeriksa pasien!" seru dokter itu cepat. Gavin dan Herman segera keluar untuk member akses pada dokter.

Beberapa menit kemudian, dokter Reynal keluar dari ruang rawat Tasya.

" Tasya kenapa dok?" pertanyaan itu terlontar dari mulut Herman.

" Tidak perlu khawatir, itu hanya efek dari transfusi darah tadi," ucap dokter Reynal berbohong.

NA TASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang