34. Gavin Radit

26 3 0
                                    

Hi hi hii

Udah lama banget nggk up
Maaf late post

34 heree🎉

Jangan lupa vote + komen!! Wajib
And jangan lupa follow!


HAPPY READING
.
.
.
.
.




Tasya mematung sejenak saat melihat dua orang insan tengah berpelukan di rooftop yang sepi ini. Ia menggeleng tak percaya saat melihat Gavin tengah memeluk erat tubuh Ayla.

Gadis itu mulai mundur perlahan namun sialnya, kakinya malah mengenai kaleng cat bekas hingga atensi Gavin tertuju ke arah sumber suara.

Cowok itu tanpa basa-basi langsung melepas pelukannya dengan Ayla dan menghampiri Tasya yang terlihat panik.

" Sya," panggil Gavin pelan.

" Maaf gue ganggu," ujar Tasya dengan wajah memerah. Dadanya terasa sesak saat melihat adegan itu. Walaupun statusnya sekarang bukan lah pacar Gavin lagi, tapi tak dapat dipungkiri bahwa gadis itu masih sangat menyayangi Gavin.

" Enggak, jangan salah paham dulu," ujar Gavin sebelum Tasya mulai memikirkan hal negatif terhadap nya dan Ayla.

Tasya, gadis itu hendak melangkah pergi. Namun panggilan dari Ayla menghentikan niatnya.

" Syaa," panggil Ayla dengan pelan. Berbeda dari sebelumnya yang selalu menampakkan wajah marah, Ayla kini menerbitkan senyumnya.

Tasya menoleh ke arah Ayla dengan ragu. Ia mengerutkan keningnya saat merasa ada yang aneh. Apakah Ayla sudah berubah?

" Dengerin penjelasan dari Gavin dulu, jangan salah paham sama kita tadi," ujar Ayla dengan nada yang lebih bersahabat dari kemarin.

Tasya menatap Gavin dan Ayla secara bergantian. Ia menghembuskan napasnya lalu menganggukkan kepalanya dengan yakin.

Senyum di bibir Gavin terbit. Cowok itu mulai mendekat ke arah Tasya. Gavin memegang kedua bahu gadis kesayangannya itu lalu mulai menjelaskan.

" Ayla udah berubah Sya, dia cuma minta maaf sama aku soal yang kemarin-kemarin," ujar Gavin dengan nada lembutnya.

" Iya Sya, gue minta maaf, gue sadar sekarang kalau kalian berdua emang udah di takdirin bareng, dan soal pelukan tadi, itu pelukan terakhir gue sama Gavin," ujar Ayla dengan senyum yang tak luntur dari wajah cantik gadis itu.

" Terakhir?" tanya Tasya dengan kerutan di dahinya.

Ayla mengangguk cepat. " Iya, habis ini rencananya, gue mau balik ke Kanada," ujar Ayla.

Gavin terlihat sedikit terkejut saat mendengar ucapan Ayla tadi.
" Kenapa?" tanya Gavin.

Ayla menggeleng pelan sebagai jawaban. " Nggak papa, gue rasa udah banyak banget kesalahan gue di sini, jadi lebih baik gue pergi dan balik kalo gue udah jadi lebih baik," ujar Ayla.

Gavin menepuk pundak gadis di depannya itu sebanyak dua kali.
" Semoga lancar ya," ucap Gavin tanpa ragu.

Tasya ikut menerbitkan senyumnya. Gadis itu ikut melakukan hal yang sama seperti Gavin tadi. " Good luck Ay, gue maafin lo, dan gue tau lo itu baik cuma kemarin ketutup aja sama obsesi lo," ujar Tasya.

Ayla mengangguk cepat. " Thanks."
" Btw, baikan udah, balikannya sekalian lah," ucap Ayla sambil melirik ke arah mereka berdua.

Sontak Tasya langsung menjauh dari Gavin. Ia lupa kalau statusnya bukan lagi pacar Gavin.

" Kenapa ngejauh? Sini deketan," ujar Gavin mulai menggoda gadis itu.

" Nggak!" balas Tasya sedikit cuek.

NA TASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang