Chapter 10 - Not Anymore

816 61 10
                                    

Okey!

First, I want to say thankyouuuw~ karena udah nungguin cerita ini. Yang masih nungguin, kalian emang the👍🏻🤟🏻

Second, untuk mengurangi kesalahpahaman, jadi di cerita ini agak sulit buat bagi timeline antara Korea dan Amerika (iykwim). Latarnya 'kan ada yang di Korea, ada yang di Amerika. Jadi jujur aja, buat diriku agak sulit mau kasih spesifik waktu antara Korea/Amerika. Makanya jangan bingung bacanya ya. Anggep aja, emang waktunya agak beda. Bukan berarti di Korea malem, di Amerika pun juga malem. Karena bagaimanapun, timeline antara dua negara ini beda jauh. Jadi anggep ajah, waktu dan tanggal kejadian di cerita ini berbeda/menyesuaikan.

Last, apa cuma diriku, tapi kalian juga sadar? Kayanya di book ini lebih sering ketemu konten eksplisit. Almost every latest chapter, iya gak sih? Walaupun gak eksplisit banget? Maka dari itu, dimohon kebijakan dari para pembaca yaaa...

Terima aciii...😘
Kisseu!

Follow My Social Media for Update Info & Others.
Instagram: @visualsprince

⚠️🔞WARNING:
PARENTAL GUIDANCE SUGGESTED!
Cerita ini bermuatan konten dewasa. Harap bijak dalam membaca dan memberikan komentar. Tidak diperuntukkan bagi pembaca di bawah umur 17 (tujuh belas) tahun!

⚠️⭐️Wajib Tekan VOTE! (Note this).

Chapter 10 - Not Anymore

🍂

Malam yang sunyi. Irene tampak bersandar pada jendela kamarnya. Di tangannya sudah ada segelas red wine yang belum sama sekali ia teguk setetes pun. Wanita itu hanya memainkan gelasnya, sembari mengarahkan kedua matanya ke arah ponsel di nakas samping ranjangnya. Jujur saja, wanita itu berharap ponselnya itu berdering. Katakan saja, wanita itu sedang menantikan telepon dari Sehun. Semenjak laki-laki itu meninggalkan Korea untuk melakukan perjalanan dinas ke Amerika, pasalnya laki-laki itu belum sama sekali menghubungi Irene. Saat Irene berusaha meneleponnya pun, tidak ada jawaban dan panggilannya malah dialihkan ke kotak suara. Siapa orang yang tidak akan tersulut emosinya jika diabaikan seperti ini?

Tiba-tiba, Irene jadi berpikir tentang percakapannya dengan Jaehyun beberapa waktu yang lalu. Pikirnya, mungkinkah...?

[Flashback On]

"Sebaiknya, kau jangan pernah memberikan ruang untuk calon suamimu! Dia hanyalah laki-laki bermuka dua, dan kau harus mulai mengenal lebih jauh tentang seseorang yang akan menjadi suamimu itu!" Sahut Jaehyun.

"Ah, satu lagi. Pikirkan matang-matang... apa kau sudah siap menikah dengannya?" Teka-teki lain. "Ingin tahu, seperti apa sosok calon suamimu di luar sana tanpamu di sampingnya? Aku percaya, dalam waktu sebulan ia di sana, ia sudah 'menjelajah' ke banyak tempat. Kau mengerti maksudku, 'kan? Percayalah, kau akan berterima kasih padaku nantinya!" Tutup Jaehyun, sembari tersenyum sinis.

[Flashback Off]

Tiba-tiba, suara nyaring terdengar. Begitu jelas suara gelas yang baru saja jatuh ke lantai hingga gelas itu tampak tak berbentuk sama sekali. Tidak... bukannya tidak sengaja Irene menjatuhkan gelas itu. Ah! Atau bahasa yang digunakan salah? Irene bukan menjatuhkan, melainkan ia baru saja melemparkan gelas beling itu ke lantai.

WILD ROMANCE 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang