Muncul, hilang, muncul, hilang.
Itulah Ucak🙂
Tapi akhirnya, seneng bisa balik nulis dengan perasaan tenang tanpa harus mikirin Skripsi lagi. Hehe.
Iyah... berbulan-bulan ngerjain Skripsi. Padahal, kalo rajin, diitung-itung mah sebulan/dua bulan kelar. Tapi karena rasa males, dan dorongan untuk ghibah lebih niqmad, alhasil selesainya berbulan-bulan. Hehe.Ohiya... sempet baca komen di chap sebelumnya. Gak tau deh, ini bener apa kaga. Tapi, akuw tuh tipe orang yang pasti inget betul siapa yang rajin VOMENT dari book WR yang pertama. Jadi jangan tiba-tiba nongol dan selalu nanya 'kapan update' dan 'bla bla bla' secara terang-terangan. Mungkin pembaca lama udah tau, kalo akuw ini bener-bener off karena harus bertanggung jawab sama tugas akhir:), makanya mereka yang baca ff di akun ini dari lama, udah tau alasan kenapa dirikuw sering off too long:)
Akuw juga pasti kasih tau, alasan kenapa off too long. Hehe.
Tapi ndakpapa. Karena dorongan kuw yang 'tau diri', 'cerita kuw belom sebagus cerita orang lain', jadi kuw sudah memaklumi, dan kuw minta maaf karena kalian harus sering dikecowain eh dikecewain kamsudnya.🌝🌚Welcome deh, buat yang baru mampir di akun ini. Semoga kalian terhibur dengan cerita-cerita di akun ini, AMEN🙏🏻
So, stay in peace, everyone.
...& stay safe.Jangan lupa, vote+commentnya BESA KALE!!!🌚🌝
HAPPY READING!💋❤️• • •
Chapter 03 - Help
• • •
23.22 p.m. / Los Angeles.
Hari pertama bekerja adalah hari yang paling melelahkan bagi sebagian orang. Ya... sebagian menganggap hari pertama bekerja sebagai bencana karena sudah pasti akan dibanjiri oleh pekerjaan yang harus diselesaikan, dan yang sebagiannya lagi menganggap hari pertama bekerja adalah suatu anugerah yang patut disyukuri. Itu karena sedari awal, kaum-kaum itu menanam pikiran positif. Dan Tiffany... adalah orang yang memihak kaum berpikiran positif itu.
Seperti sekarang... saat dirinya masih merasa antusias di tempat kerja, mengantar pesanan makanan yang dipesan oleh tamu hotel melalui telepon, padahal waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Jangan heran... ada orang yang makan malam di hari yang sudah selarut seperti sekarang ini. Tiffany harus akui, bahwa dia bekerja di hotel yang sangat banyak dikunjungi oleh para pejabat kota, para CEO-CEO perusahaan besar, atau orang yang memang sedang memiliki perjalanan dinas ke kota ini.
Ting~ Tung~
"Ah... baegopa! (Ah... aku lapar!) Akhirnya makanan ku datang juga!" seru si tamu hotel sesaat pintu terbuka lebar dan alisnya langsung terasa seperti sedang terbakar dengan sajian makanan di depannya.
Dan tentu saja... Tiffany yang memang berasal dari Korea Selatan, tentu tahu dengan bahasanya sendiri. Ia sampai tidak menyangka, bahwa tamu hotel yang ia layani malam ini di hari pertamanya bekerja, juga datang dari kampung halamannya, Korea Selatan.
"Igeos-eun dangsin-ui eumsig-ibnida... (Ini dia, makanan anda...)" ujar Tiffany, sembari mendorong trolley memasuki ruang kamar tamu hotelnya malam ini.
"Eo? Kau bisa berbahasa Korea?" tanya si pengunjung hotel itu, dengan kedua matanya yang melebar.
Tiffany tersenyum, sembari menata piring dan mangkuk berisi makanan di atas meja di sudut ruangan. Kemudian, wanita itu berbalik badan demi menatap tamu hotel yang menginap di tempat ia bekerja sekarang ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
WILD ROMANCE 2
Fanfiction[ONGOING] ☑ [THE SEQUEL] 🔞Underage? Please... known your own limit! . Merupakan babak baru, bagi Tiffany maupun Sehun. Berpisah selama hampir tujuh tahun lamanya, akhirnya takdir mempertemukan mereka kembali, secara tak sengaja di sebuah hotel bint...