Chapter 14 - Just, Marry Me.

445 42 18
                                    

Ngerti sekarang? Ngerti dong, masa gak ngerti?🔪🪓

⚠️🔞WARNING:PARENTAL GUIDANCE SUGGESTED!Cerita ini bermuatan konten dewasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️🔞WARNING:
PARENTAL GUIDANCE SUGGESTED!
Cerita ini bermuatan konten dewasa. Harap bijak dalam membaca dan memberikan komentar. Tidak diperuntukkan bagi pembaca di bawah umur 17 (tujuh belas) tahun!

⚠️⭐️Wajib Tekan VOTE! (Note this).

Chapter 14 - Just, Marry Me.

🍂

A regular day.

Hari yang cerah di sekolah dasar St. Daniel. Waktu sudah menunjukkan pukul 15.15 PDT. Dari arah koridor sekolah, terlihat banyak anak-anak hingga remaja mulai memenuhi lobi. Termasuk bocah laki-laki berambut coklat cenderung hitam, yang kini sedang berjalan sembari menundukkan kepalanya ke arah Tiffany. Tiffany kira, Sewon —si bocah laki-laki itu— menyadari kedatangan Tiffany yang kini sedang berdiri di seberang sekolah. Nyatanya, tidak. Sewon tertunduk lemas, dengan kedua tangannya yang memegangi tali tas yang tersampir di kedua pundaknya.

"Now, where's your daddy? Is your daddy left you? Hahaha! You have no dad! (Sekarang, mana ayahmu? Ayahmu pergi meninggalkanmu? Hahaha! Si tidak punya ayah!)"

Astaga!—

Tiffany baru menyadari situasinya sekarang. Secara tak langsung, anak laki-lakinya —Sewon— telah menjadi korban perundungan di sekolah. Pikir Tiffany, ada apa ini? Kenapa hal ini dibiarkan, atau jangan-jangan pihak sekolah tidak tahu?

Yang jelas, Tiffany harus bertindak. Wanita itu sadar, anak laki-laki yang sedang dirundung itu adalah putranya sendiri. Kini, wanita itu menghampiri Sewon sembari berlari kecil. Sesampainya wanita itu di dekat Sewon, Tiffany langsung berlutut dan menarik Sewon ke dalam pelukannya.

"Mom?"

"You okay, honey?"

Sewon tidak langsung menjawab. Tapi, Tiffany tahu bahwa Sewon sebenarnya sedang menahan amarah sekaligus perasaan sedihnya. Tiffany langsung mengambil keputusan bijaksana. Tidak! Tiffany bukannya ingin melabrak teman-teman putranya. Tiffany sadar, jika ia lakukan itu, sama saja ia membuat putranya semakin dijauhi oleh teman-teman sebayanya di sekolah.

"Hey... can you guys became Sewon friends, from now on? (Hai... bisakah kalian menjadi teman bagi Sewon, mulai dari sekarang?)" Tanya Tiffany kepada tiga anak laki-laki di depannya. "I won't get mad, if you guys can do that for me. (Aku tidak akan marah, jika kalian bisa melakukan hal itu untukku.)" Sambung Tiffany, sembari tersenyum.

WILD ROMANCE 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang