Chapter 25 - No One Can Keep Us Apart

280 26 16
                                    

Currently, ada 4 Chapter + 1 Chapter lagi yang belum rampung + diedit dan siap publish. Stay tuned.🫶🏻

Kalo bisa baca cerita ini sampe bawah, berarti bisa baca kalimat di bawah ini!⤵️
⚠️⭐️WAJIB TEKAN VOTE!

⚠️🔞WARNING:
PARENTAL GUIDANCE SUGGESTED!
Cerita ini bermuatan konten dewasa. Harap bijak dalam membaca dan memberikan komentar. Tidak diperuntukkan bagi pembaca di bawah umur 17 (tujuh belas) tahun!

Chapter 25 - No One Can Keep Us Apart

🍂

Jaehyun menyusuri jalanan setapak halaman rumahnya menuju pintu rumah utama dengan langkah kecil. Tampak seperti laki-laki itu tidak ingin berjalan cepat agar tak perlu cepat sampai di dalam rumah. Karena bagaimanapun, setelah Jaehyun memasuki dalam rumahnya, itu hanya akan kembali membuat hidupnya terasa lebih suram. Bagaimana tidak suram, jika dirinya lagi-lagi harus kembali dihadapkan dengan sosok sang Ibu. Sosok yang selama ini ingin sekali ia benci, tapi terhalang karena rasa berbaktinya pada sang Ibu yang sudah mengorbankan banyak hal sedari dia, —Jaehyun lahir. Kalau pun Jaehyun tidak selalu memikirkan rasa berbakti pada orang yang pernah memperjuangkan nyawanya sedari lahir, mungkin sudah dari dulu Jaehyun menjadi anak durhaka. Dengan cara pergi dari rumah, lari bersama dengan wanita yang ia cintai, melupakan Ibunya, dan menjalani hidup yang penuh kebahagiaan tanpa harus dibayang-bayangi oleh sang Ibu. Bukannya mendekam dan menjalani hidup penuh kesuraman seperti sekarang. Hanya itu. Hanya itu yang Jaehyun inginkan dalam hidupnya sekarang ini. Apakah sulit?

Setelah melewati pintu masuk yang sebelumnya telah dibukakan oleh dua orang pelayan rumah yang berjaga di depan pintu masuk, Jaehyun kemudian kembali berjalan pelan, melewati ruang tamu, dan akhirnya tiba di depan ruang makan.

"Jaehyun-ah! Kemarilah, dan ikut makan siang bersama dengan Ayah, Ibu, Paman dan sepupumu." Kata sang Ibu, mencoba untuk menggiring anaknya ke ruang makan dengan sepotong kalimat.

"Tentu, tentu!" Itu Paman Bae. "Jaehyun-ah! Bergabunglah! Kau itu merupakan anak kebanggaan di dua keluarga! Ayo, ayo! Berkumpul dengan kami!" Sambung Paman Bae, —Ayah Irene, sembari tersenyum lebar ke arah keponakan laki-lakinya, Jaehyun.

Irene yang mendengar itu langsung mencibir dalam hati. Merasa, apakah Ayahnya itu sudah terlalu berlebihan, dengan mengucapkan kata-kata yang membanggakan Jaehyun? Anak kebanggaan di dua keluarga?! Oh, ayolah! Apa karena dia berprestasi, dan aku hanyalah wanita gila?!

Sebenarnya, Jaehyun merasa malas jika harus bergabung ke dalam acara makan siang konyol bersama keluarga seperti ini. Menurut Jaehyun, ia hanya akan merasa bahwa lagi-lagi ia sedang terjebak dalam situasi yang tidak ia sukai. Berhadapan dengan keluarga, membicarakan hal-hal yang tidak penting, memberikan hormat pada orang yang lebih tua... Jaehyun hanya merasa dirinya sedang hidup di era kerajaan karena harus mematuhi setiap aturan-aturan penghormatan pada tetua itu.

Namun, apa boleh buat? Apa yang bisa dilakukan? Terutama ketika Jaehyun melihat sang Ayah, yang dalam waktu singkat sempat menajamkan kedua matanya ke arah Jaehyun, seperti sedang menyiratkan, ayo cepat duduk! Jaehyun hanya berpikir terhadap dua kemungkinan, saat sang Ayah menatapnya seperti barusan. Apakah sang Ayah begitu takut karena yang ada di hadapannya ini adalah Kakak Iparnya yang terhormat, atau karena Ayahnya takut, bahwa Jaehyun akan bersikap terang-terangan dengan pergi begitu saja, tanpa sepatah kata apa pun, yang akhirnya hanya akan menyinggung keluarga Bae, dan merusak reputasi keluarga Jung? Kemungkinan yang pertama, Ayahnya mungkin merasa bahwa keluarga Bae, —Kakak Iparnya, sudah sangat membantu dan berbaik hati pada Jaehyun, hingga menjadikan putranya menjadi Kepala Dokter di rumah sakit yang Bae Sung-Jong dirikan. Dan kemungkinan yang kedua, seluruh anggota keluarga Jung, —Ayah, Ibunya, mereka tahu, seperti apa hubungan antara Jaehyun dan Irene yang tidak pernah akur. Lantas, mungkin saja Ayahnya takut jika Jaehyun berlaku semena-mena pada sepupunya sendiri, dan tidak mengindahkan ajakan Pamannya, Bae Sung-Jong, hal itu akan membuat Bae Sung-Jong tersinggung.

WILD ROMANCE 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang