WILD ROMANCE 2

Chapter 22 - They Knows

Tenang ges. Mba Irene di dunia nyata gak seperti itu kok😄 cuma karakternya di cerita ini memang agak-agak aja😁 tetap cintai Mba Joo-hyun kita yaaa❤️

Kalo bisa baca cerita ini sampe bawah, berarti bisa baca kalimat di bawah ini!⤵️
⚠️⭐️WAJIB TEKAN VOTE!

⚠️🔞WARNING:
PARENTAL GUIDANCE SUGGESTED!
Cerita ini bermuatan konten dewasa. Harap bijak dalam membaca dan memberikan komentar. Tidak diperuntukkan bagi pembaca di bawah umur 17 (tujuh belas) tahun!

Chapter 22 - They Knows

🍂

Pagi menjelang siang tadi, atau tepatnya pukul sepuluh, Sehun dan Tiffany memulai perjalanan lintas negara mereka ke Vancouver, Kanada di wilayah Amerika paling utara. Vancouver adalah salah satu kota terbesar di Britania Kolumbia, provinsi paling barat dari Kanada. Sebenarnya, perjalanan dari Los Angeles, California, ke Vancouver, Kanada, membutuhkan waktu setidaknya sembilan belas hingga dua puluh dua jam untuk sampai di wilayah Vancouver, tanpa istirahat. Namun... karena sedari awal Sehun sudah memikirkan bahwa perjalanan bisnis ini juga merupakan perjalanan liburan untuknya dan Tiffany, maka ia tak begitu terburu-buru ingin segera sampai di Kanada. Lagipula, ia dan Tiffany juga membutuhkan waktu istirahat untuk mengisi kembali tenaga mereka untuk melanjutkan perjalanan yang cukup jauh ini. Sebagai seorang dokter, Sehun paham betul, bahwa tubuh manusia tidak dirancang untuk selalu beraktivitas selama durasi dua puluh empat jam non-stop. Begitu juga dengan mesin mobilnya yang juga perlu istirahat, agar performa mesin dapat berumur panjang.

Lantas, selama hampir delapan jam berkendara, melalui berbagai daerah, mulai dari Bakersfield, San Jose, San Fransisco, hingga Sacramento, Sehun mengarahkan mobilnya untuk mampir dan bermalam di sekitar perbatasan Nevada. Ia melajukan mobilnya ke arah Nevada Beach, untuk bermain di sana sebentar bersama Tiffany, kemudian kembali ke hotel yang kebetulan hanya berjarak enam menit menggunakan mobil dari pantai itu. Toh... ini memang perjalanan bisnis sekaligus momen liburan. Apalagi, ini sedang musim panas. Sehun ingin sekali bersantai dengan Tiffany di pinggir pantai, bermain air, bermesraan, sembari menyaksikan matahari tenggelam* di waktu senja. (*Matahari tenggelam sekitar pukul 7.30-7.40 P.M).

"Tunggu! Kau mengajakku, dan mampir di pantai?" Tanya Tiffany keheranan.

"Ini masih pukul enam. Aku ingin bersantai sejenak di pinggir pantai bersamamu. Aku ingin bermesraan dengan tunanganku, kau tahu!" Sahut Sehun, menggoda Tiffany.

Mendengar itu, Tiffany tertawa singkat. Ia tidak tahu, bahwa Sehun juga telah menyiapkan adegan-adegan romantis dalam perjalanan spesial ini. Tak lama kemudian, Sehun keluar dari mobil setelah memarkirkan mobilnya pada tempat yang sudah disediakan bagi pengunjung. Disusul oleh Tiffany yang keluar dari pintu di samping kanan. Ketika wanita itu keluar dari mobil, matanya langsung disuguhkan dengan pemandangan air laut dengan latar bukit-bukit kecil di belakangnya. Tiffany takjub. Meski sudah tujuh tahun ia menetap di Amerika, tapi dirinya justru belum pernah sampai di tempat-tempat seperti ini. Kalau bukan karena Sehun, Tiffany tidak tahu... ada pantai yang seindah ini pemandangannya ketika dilihat dengan menggunakan mata telanjang.

"Kita sedang ada di wilayah Nevada, dekat perbatasan antara Nevada dan California. Tadinya aku ingin bermalam di Sacramento (Ibu Kota California). Tapi... saat tahu ada pantai yang cantik, dan hanya berjarak dua jam dari Sacramento, akhirnya aku memutuskan untuk mampir ke Nevada." Kata Sehun, menjelaskan dengan rinci.

Keduanya lalu berjalan bersamaan ke arah bibir pantai, sembari bergandengan tangan. Lalu, Sehun dengan cepat merubah posisinya, dari yang tadinya berdiri di samping Tiffany, kini ia berdiri di belakang Tiffany dan memeluk wanita itu erat. Diletakkan dagunya itu di pundak Tiffany. Sehun kemudian menciumi leher Tiffany dengan lembut. Menghirup aroma tubuh wanita itu, —yang entah mengapa sampai sekarang, masih terasa memabukkan baginya. Bagaikan heroin, yang membuatnya candu.