Kalo bisa baca cerita ini sampe bawah, berarti bisa baca kalimat di bawah ini!⤵️
⚠️⭐️WAJIB TEKAN VOTE!⚠️🔞WARNING:
PARENTAL GUIDANCE SUGGESTED!
Cerita ini bermuatan konten dewasa. Harap bijak dalam membaca dan memberikan komentar. Tidak diperuntukkan bagi pembaca di bawah umur 17 (tujuh belas) tahun!Chapter 27 - One & Only
🍂
Suasana siang, cukup terik hari ini. Maklum... hari-hari belakangan adalah hari puncak musim panas di akhir bulan Agustus. Jadi, wajar saja jika cuacanya begitu terasa panas, hingga terasa menyengat kulit. Mungkin orang-orang akan beranggapan hal yang sama, bahwa saat ini pendingin udara sepertinya tidak lagi mempan ketika dinyalakan.
Setelah selesai menghadapi acara yang disebut sebagai 'acara makan siang bersama dengan keluarga', Jaehyun langsung pamit dan beranjak ke kamarnya yang ada di lantai dua rumah. Yang Jaehyun tahu setelah dirinya sudah cukup jauh dari area ruang makan pribadi keluarga Jung, Irene, —sang sepupu, juga dengan sesegera mungkin meninggalkan area ruang makan, demi bergegas menyusul Jaehyun ke kamarnya. Saat Jaehyun akan menutup pintu, tiba-tiba, daun pintu langsung tertahan. Jaehyun sudah tahu, siapa pelaku yang memungkinkan melakukan hal itu. Harusnya, aku tidak perlu peduli, dan biarkan saja tangannya kujepit dengan pintu!
"Kau benar-benar ingin mencari informasi tentang koki pribadi keluargaku? Di mana aku mencari dan mendapatkannya?"
"Biar kutebak!" ujar Irene, sembari berjalan masuk dan membiarkan pintu tertutup. Lalu, wanita itu beranjak menuju balkon yang ada di kamar Jaehyun. "Kau sengaja ingin membuatku kesal ya, saat di ruang makan tadi?" Sahut Irene, yang meski suaranya terdengar jengkel, tapi entah bagaimana caranya, tampang Irene masih terlihat biasa saja dan tidak menunjukkan wajah jengkel.
"Jung Jaehyun! Haruskah kau kuingatkan siapa calon penerus rumah sakit?"
Jaehyun mengulas senyuman sinis di bibirnya. Pikirnya, benarkah? Apa kau perlu mengagung-agungkan dirimu sendiri saat ini mengenai posisimu?
"Jangan karena Ayahku menjadikanmu seorang Dokter Kepala di rumah sakit kami, kau jadi berlagak sombong... dengan apa yang tadi kau katakan padaku di ruang makan!" Irene langsung terlihat menyilangkan kedua tangannya di depan dada. "Apa tadi kau bilang? Meresepkan obat untukku? Apa kau sepercaya diri itu, hanya karena kau seorang lulusan kedokteran dan aku hanyalah seorang putri kerajaan yang dibesarkan dengan manja? Apa itu sebabnya, maka itu sikapmu menjadi seseorang yang sok dan angkuh padaku? Kau harus ingat! Aku bisa saja langsung menendangmu dari posisi Kepala Dokter, ketika aku dan calon suamiku menjabat nanti!"
Jaehyun kembali tersenyum sinis. "Jadi maksudmu, kau sedang mendoakan Ayahmu sendiri, orang yang selalu kusebut dengan panggilan Paman, agar dia cepat mati?" sahut Jaehyun, terang-terangan. Laki-laki itu kini sedang menuang sebuah wine merah ke dalam gelas tinggi, yang entah sejak kapan Jaehyun sediakan di kamarnya.
"Dan apa tadi kau bilang? Kau dan calon suamimu menjabat?" kata Jaehyun, dengan nada penuh sindiran. "Apa kau sudah lupa dengan ucapanku waktu itu? Apa kau lupa, saat aku mengatakan dengan jelas, agar kau tidak mempercayai siapa pun termasuk orang yang kau sebut sebagai calon suamimu itu, dan utamakan lebih dulu keluargamu? Apa kau rela, jika semua yang dibangun oleh paman, dihancurkan oleh si rubah licik yang kau sebut calon suami itu?"
"Jung Jaehyun! Kuperingatkan padamu! Jangan pernah menyebut calon suamiku dengan panggilan-panggilan bodoh yang kau buat untuk mencelanya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
WILD ROMANCE 2
Fanfiction[ONGOING] ☑ [THE SEQUEL] 🔞Underage? Please... known your own limit! . Merupakan babak baru, bagi Tiffany maupun Sehun. Berpisah selama hampir tujuh tahun lamanya, akhirnya takdir mempertemukan mereka kembali, secara tak sengaja di sebuah hotel bint...