Chapter 05 - Remembered?

1.2K 111 31
                                    

Chapter 05 - Remembered?

• • •

"Sehun-ah? Kenapa tiba-tiba kau seperti ini? Ceritakan pada Ibu, eo?"

Nada suara seorang wanita paruh baya di belakang Sehun terdengar khawatir. Pikiran wanita itu sudah tidak tenang semenjak putra semata wayangnya tiba sepuluh menit yang lalu. Bagaimana perasaannya ingin tenang? Sehun pulang dengan raut wajah yang terlihat kesal, sambil menutup pintu dengan kasar, kemudian tiba-tiba mengambil sebuah koper dan membereskan baju dan celananya ke dalam koper.

"Sehun-ah... lihat Ibu!" perintah Ibu Sehun, yang sekarang terdengar lebih tegas.

Detik selanjutnya, Sehun langsung menghentikan aktivitasnya sementara waktu. Ia terduduk di tepi ranjangnya, terlihat sedang membungkukkan badannya sembari memijat lembut pelipisnya. Terlihat sekali, bahwa laki-laki itu sedang dilanda stress.

"Ceritakan pada Ibu. Ada apa dengan diri mu?" tanya Ibu Sehun, yang kini sudah duduk di samping sang putra.

Sehun tampak menghela nafasnya sebelum bicara. Kemudian, ia memandang ke arah depan, dan merasa siap untuk mengutarakan perasaannya pada sang Ibu. "Aku sudah memutuskan... aku akan meninggalkan Irene, Bu," ujar Sehun.

Ibu Sehun langsung menghela nafasnya. Kini, wanita paruh baya itu ikut memandang ke arah depan, seperti yang sedang Sehun lakukan.

"Kenapa tiba-tiba seperti ini, Sehun-ah? Dia... membuat mu marah? Atau..."

"Bu... Ibu adalah Ibu-ku. Ibu yang melahirkan ku dan membesarkan ku sedari aku kecil. Bagaimana bisa Ibu membiarkan aku menikah dengan wanita yang tidak kucintai, ditambah lagi... wanita yang ingin Ibu nikahkan dengan ku tidak menghormati Ibu dan menyayangi Ibu sebagai Ibu-nya juga? Dia akan menjadi istri ku! Artinya dia juga harus mencintai Ibu, seperti aku mencintai Ibu!"

Sehun berhasil meluapkan emosinya. Apa yang terjadi malam ini, ia benar-benar sudah tidak bisa untuk menahannya lagi. Keputusan untuk meninggalkan Irene adalah langkah yang tepat. Bukannya ingin mencari-cari kesalahan wanita itu. Tapi memang... keadaan sejak awal sudah tidak benar. Irene mencintai Sehun dan menginginkan Sehun menjadi miliknya. Tidak dengan Sehun yang sedari awal memang benar-benar tidak memiliki perasaan apapun pada wanita itu. Sekali lagi, Sehun menerima Irene untuk dijodohkan dengannya hanya karena ingin membalas budi pada Tuan Bae, tidak lebih.

Terjadi keheningan di antara keduanya. Bisa Ibu Sehun rasakan bahwa Sehun sekarang sedang menumpahkan segala perasaannya saat ini. Laki-laki itu menitikkan air matanya tanda ia tidak tahan dengan semua yang terjadi pada hidupnya belakangan ini.

"Sehun-ah... apa kau ingin jujur pada Ibu?" tanya Ibu Sehun, yang kini sedang memperhatikan Sehun.

Sehun menoleh, dan langsung menatap sang Ibu. "Tentang apa?" balas Sehun, balik bertanya.

"Apa...," kalimat Ibu Sehun terdengar menggantung. Tapi akhirnya, wanita paruh baya itu kembali memberanikan dirinya untuk menanyakan sebuah hal pada putra semata wayangnya yang selama ini masih membuat Ibu Sehun merasa penasaran. "Apa kau masih menaruh perasaan... pada Tiffany?"

Hening.

Tujuh tahun. Waktu tujuh tahun bukanlah waktu yang singkat. Selama tujuh tahun, Sehun masih tidak bisa untuk melupakan sosok seseorang yang menyakiti perasaannya. Mengatakan cinta, lalu pergi begitu saja tanpa meninggalkan jejak, tanpa sepatah kata apapun, dan hilang bagaikan ditelan bumi. Benci? Ya... Sehun membenci Tiffany, karena perbuatan wanita itu yang masih membuat Sehun merasa marah. Sehun masih berpikir, apakah Tiffany itu sebenarnya menganggap Sehun adalah sebuah sampah? Barang usang? Yang dulunya sempat dipakai dan terlihat bagus, tetapi sekalinya sudah tidak berguna dan terlihat usang, dibuang begitu saja?

WILD ROMANCE 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang