Chapter 15 - Villain

527 30 19
                                    

Sub judulnya VILLAIN, karena masih sensing SoShi 15th Anniversary euphoria hehehe.
BTW, chapter ini bermuatan unsur 18+!

Dan, monmap sebelumnya.
Ternyata i buat kesalahan lagi🤭

Jadi, di chapter sebelum-sebelumnya, Warren (si asisten pribadi Sehun) udah kenal sama Tiffany. Cuma ngobrolnya emang belom intens.🤭
Nah di Chapter 14 kemarin, barulah terjadi obrolan dan posisinya Warren gak kenal sama Tiffany, padahal harusnya udah pernah ketemu sama sosok Tiffany di sini😩 harusnya dialognya berubah di Chapter 14.

Jadi, kalo sempet tak revisi yooo...🤭🫡
Ya, beginilah nasib kalo nulis cerita on going dan lebih sering nunda nulis chapter berikutnya, jadinya lupaaa sama alur cerita sendiriii🤭🥹

⚠️🔞WARNING:
PARENTAL GUIDANCE SUGGESTED!
Cerita ini bermuatan konten dewasa. Harap bijak dalam membaca dan memberikan komentar. Tidak diperuntukkan bagi pembaca di bawah umur 17 (tujuh belas) tahun!

⚠️⭐️Wajib Tekan VOTE! (Note this).

Chapter 15 - Villain

🍂

Sinar matahari pagi masuk melalui jendela besar di dalam ruangan yang tirainya sudah terbuka, membuat mata Tiffany yang tadinya terpejam, kini perlahan mulai terbuka. Wanita itu langsung menyadari sesuatu. Matanya lalu mendapati seorang laki-laki yang sedang berdiri di dekat meja yang merapat pada dinding ruang rawat. Sehun... laki-laki itu sedang membuat dua cangkir kopi, lalu berbalik badan ketika dirinya sudah selesai membuat minuman yang akan membuatnya berenergi, setidaknya hingga tengah hari nanti. Wajar saja, ada fasilitas lengkap di kamar ini karena kamar ini termasuk ruang rawat VVIP. Dan saat itu pula, Sehun menyadari bahwa Tiffany sudah bangun dari tidurnya yang lelap. Bukankah lucu, yang seharusnya Sehun-lah yang harus beristirahat, tapi malah Tiffany yang tertidur pulas. Di ranjang orang lain pula.

"Kau sudah bangun?" tanya Sehun.

"Kau sendiri? Pukul berapa kau terbangun? Apa jangan-jangan, kau tidak tidur?"

"Aku ingin saja tidur, tapi... semua sisi tempat tidur diklaim olehmu," sahut Sehun, terang-terangan. "Jadi, bagaimana aku bisa tidur?"

Tiffany tidak tahu, apakah itu salah satu gurauan Sehun atau memang laki-laki itu sedang menyindirnya karena tidur seperti mayat hidup yang terkadang lupa di mana batasannya.

"Ranjangnya sempit! Salahkan dirimu sendiri! Kenapa tidak membangunkanku agar aku bisa tidur di sofa!" sahut Tiffany ketus.

Merajuk. Wanita itu jelas sedang merajuk karena Sehun merusak suasana hatinya pagi ini. Melihat wanita yang begitu ia sayangi itu mengerucutkan bibirnya, tiba-tiba Sehun langsung secepat kilat mengecup singkat bibir merah muda itu. Yang dicium, tentu saja wajahnya langsung memerah karena mendapat serangan ciuman dadakan dari Sehun.

"Apa itu tadi? Kau mencoba membujukku?!" sinis Tiffany.

"Aku hanya ingin berterima kasih padamu. Terima kasih karena sudah datang malam-malam dan tidur di sampingku demi menemaniku semalaman," lirih Sehun, dengan suara beratnya yang khas.

Tanpa basa-basi lagi, Tiffany pun ikut memberikan serangan ciuman dadakan ke arah Sehun. Kedua telapak tangannya memegang leher laki-laki itu. Namun, saat ingin melepas tautan bibir keduanya, justru Sehun tidak membiarkan itu terjadi. Laki-laki itu justru memperdalam ciumannya dan Tiffany pun membalasnya tanpa ragu sedikit pun. Kecupan demi kecupan, momen di mana mereka menikmati setiap lumatan bibir masing-masing... hal seperti ini yang memang sudah menjadi kebiasaan bagi keduanya, dan mereka pun tampaknya tidak keberatan lagi dengan orang sekitar, dan di mana mereka melakukan adegan intim ini.

WILD ROMANCE 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang