🌍 Aneh

336 93 156
                                    

⚠ W A R N I N G ⚠
.
.
.
.
.

Hai kalian jangan lupa untuk vote sama comment ya. Dan tolong jangan comment OOT. Jangan bawa ke kehidupan rl para pemain karena 100% ini fiksi ingat F I K S I. you know, bestie? Makasih mwch

Jangan panggil thor, min, author or apapun just call me 'Ara' not bella because bella = princess wayv :). Oke guys. Just Ara. Mwch.

Selamat membaca!!!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sinar matahari menyelinap masuk melalui cela jendela kamar Hanbin, Ia mengerjapkan matanya saat satu titik dari sinar itu mengenai matanya. Hanbin meregangkan badannya setelah tidur semalaman.

Dia menghela nafas dan bangkit dari tidurnya, pemuda itu mengambil botol air di atas nakas miliknya. Sudah menjadi kebiasaan pemuda itu setiap bangun maka dia akan langsung minum lalu masuk ke kamar mandi untuk mandi dan bersiap ke sekolah. Meskipun jam sekarang sudah menunjukkan setengah 8 pagi, tapi bagi Hanbin itu masih jam 6 pagi. Aneh bukan?

Kini dia berdiri di depan cermin panjang miliknya. Menatap dirinya yang sudah rapi—menurutnya, dia bangga dengan dirinya yang seperti itu.

"Untung lo ganteng, Bin," pujinya sendiri. Merasa sudah pas dia mengambil tas yang ada di atas meja belajarnya dan keluar dari kamar, Ia menuruni anak tangga, ketika hampir sampai dia sudah tak melihat siapapun di sana dan itu hal yang dia suka. Tak bertemu dengan sang Ayah karena jika sampai bertemu moodnya akan hancur di pagi yang cerah ini.

"Den mau sarapan?" tanya pelayan yang menyambutnya.

"Nggak," balasanya singkat lalu kembali melanjutkan langkahnya, tapi detik berikutnya dia berhenti. "Ada roti? Siapin itu di tempat bekal gue." sang pelayan langsung mengangguk dan menyiapkan apa yang majikannya katakan, dia tak ingin membuat majikannya itu menunggu dan berakhir merusak suasana hatinya.

Dua menit kemudian pelayan yang ditugaskan untuk menyiapkan roti kini sudah tiba. Ia memberikan roti tersebut pada Hanbin. Hanbin lantas mengambilnya dan langsung pergi tanpa mengucapkan kalimat apapun.

Mobil miliknya sudah siap sejak tadi, sudah dipanaskan oleh sang asisten di sana. "Gue pergi sendiri," ujar Hanbin. Sang asisten hanya mengangguk patuh, dia membukakan pintu sang majikan.

Kini Hanbin berada di perjalanan menuju sekolah, jalanan Makassar tak akan macet di jam segini. Banyak pekerja kantor yang sudah masuk sejak tadi, pun dengan anak sekolah jadi dia bisa santai dalam mengendarai mobil sedan miliknya.

Hanbin bersenandung kecil sebelum kembali terdiam, pikirannya kembali tertuju akan kejadian semalam. Apa yang akan dia katakan pada Rindu jika bertemu nanti?

"Anjing emang!" umpatnya memukul stir mobil.

Mobil Hanbin kini sudah terparkir di parkiran sekolah, lebih tepatnya parkiran guru. Keadaan sekolah sepi, mungkin karena semua sudah masuk ke kelas. Ia turun dari mobil sangat santai, berjalan melewati kantor yang langsung tembus dengan bagian tengah sekolah itu di mana terdapat ruang kelas.

"Kamu!" panggil seorang guru yang tengah duduk di depan kantor. Hanbin menghentikan langkahnya dan berbalik tanpa rasa bersalah.

Semesta [Kim Hanbin] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang