⚠ W A R N I N G ⚠
.
.
.
.
.Hai kalian jangan lupa untuk vote sama comment ya. Dan tolong jangan comment OOT. Jangan bawa ke kehidupan rl para pemain karena 100% ini fiksi ingat F I K S I. you know, bestie? Makasih mwch
Jangan panggil thor, min, author or apapun just call me 'Ara' not bella because bella = princess wayv :). Oke guys. Just Ara. Mwch.
Selamat membaca!!!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Saat ini di bawah sinar rembulan dan cahaya bintang, Hanbin dan Rindu duduk berdua. Mereka saling terdiam, hanya suara jangkrik yang terdengar sekarang. Baik Hanbin dan Rindu enggan membuka suara, mereka seakan menikmati keheningan tersebut. Entah apa isi pikiran mereka sekarang.
Lima belas menit sudah berlalu dan kedua instan itu masih setia membisu. Hanbin yang biasanya banyak bicara saat ini seperti kaku, enggan untuk membuka suaranya.
Deru nafas mereka pun bisa terdengar, benar-benar hening, ada apa diantara mereka berdua? Detik berikutnya Hanbin melihat Rindu, dilihat gadis itu masih menatap lurus ke depan.
"Hm," dehem Hanbin. Rindu menoleh, memerhatikan pemuda yang justru menatap ke depan.
"Kenapa?" tanya Rindu.
Hanbin menoleh. "Lo mau janji sama gue?" Rindu menatap lekat Hanbin.
"Janji? Janji apa?"
"Janji kalau lo bakalan selalu ada buat gue, apapun yang terjadi."
Rindu terkekeh mendengar permintaannya. "Kamu buat salah?"
"Nggak. Tapi nggak ada yang tau masa depan, 'kan?"
Rindu manggut-manggut. "Iya, aku bakalan janji, aku janji bakalan ada disisi kamu."
Hanbin tersenyum mendengarnya, pun dengan Rindu. Mereka kembali diam, Hanbin seperti kehabisan kata-kata untuk diucapkan pada Rindu, Rindu pun begitu.
Mereka melawati malam itu dengan sedikit cerita. Tanpa seperti biasanya. Sungguh, Hanbin bingung dengan dirinya sendiri. Setelah mengantar Rindu, Hanbin pulang, tak ada siapapun di sana. Ketiga orang yang dia benci sedang berlibur. Suci sempat mengajak Hanbin, tapi pemuda itu menolaknya dia lebih memilih untuk menghabiskan waktu bersama Rindu seperti tadi.
Kini Hanbin merebahkan dirinya di atas kasur, dia hobi menatap langit-langit kamarnya lalu menoleh, melihat frame photo yang terdapat gambar sang Ibu. Seulas senyum muncul di wajah tampannya, dia tak bosan menatap wanita yang bahkan tak pernah memberinya ASI. Bagi Hanbin, dia tak butuh hal itu, Ia hanya butuh Ibunya jika saja bisa.
🐆🐆🐆
Alarm diponsel Hanbin terus saja berbunyi. Sudah jam 5 pagi. Dia harus bangun dan sholat subuh. Jika biasanya dia tak melakukan hal itu, sekarang berbeda. Sejak dekat dan bergaul dengan Rindu, dia mulai terbiasa bangun jam 5 pagi dan hal itu sudah berlangsung selama 3 bulan.
Setelah sholat dan siap-siap, Hanbin langsung turun untuk sarapan. Selama 3 bulan hal yang dia lihat selalu sama. Deka, Ayahnya dan Suci sang Ibu tiri. Sudah tiga bulan juga dia tak sarapan di rumah selama dua orang itu ada di sana. Hanbin lebih memilih sarapan di sekolah atau di rumah Tantenya, yang jaraknya tak begitu jauh dari sekolah.
Selama tiga bulan ini juga dia mengetahui sifat asli Deka. Pemuda itu munafik sangat-sangat munafik, dia hanya berlaku baik di depan orang lain padahal jika bersama Hanbin sifat aslinya keluar. Hanbin tak mengubrisnya, selama Deka tidak menyentuh Rindu, dia tak masalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta [Kim Hanbin] ✔
Fanfiction❝Dia Hanbin, pemuda dengan senyum indah Dia Hanbin, penyuka segala hal di semesta ini Dia Hanbin, sang penyuka aksara di setiap senja❞ 2#fiksipenggemar 2#gera 14#azalespublisher 15#id 14#id 7#azaleaspublisher 12#id 1#gera 11#id 9#id 8#id 1#fiksipeng...