🌍 Rumah Sakit

219 36 1
                                    

⚠ W A R N I N G ⚠
.
.
.
.
.

Hai kalian jangan lupa untuk vote sama comment ya. Dan tolong jangan comment OOT. Jangan bawa ke kehidupan rl para pemain karena 100% ini fiksi ingat F I K S I. you know, bestie? Makasih mwch

Jangan panggil thor, min, author or apapun just call me 'Ara' not bella because bella = princess wayv :). Oke guys. Just Ara. Mwch.

Selamat membaca!!!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


Setelah mengantar Rindu sampai rumah, Hanbin bergegas pergi ke suatu tempat. Tak ada yang tahu, baik Rindu ataupun orang lain. Dia sengaja menyembunyikan hal tersebut sebelum mengetahui apa yang terjadi pada dirinya.

Kini Hanbin berada di sebuah rumah sakit, dia sedang menunggu giliran untuk pemeriksaan selanjutnya. Tak ada rasa cemas dalam dirinya, terlihat biasa saja.

Cukup lama dia menunggu sampai namanya dipanggil dan dia masuk. Tak lama pemeriksaan padanya selesai, dia akhirnya duduk di depan dokter tersebut.

"Jadi bagaimana keadaan saya, Dok?" tanya Hanbin.

"Sejak kapan anda mengalami gejala tersebut?" tanya dokter serius.

"Hampir sebulan ini, apa penyakit saya serius?"

Dokter itu terdiam sejenak. "Ginjal anda bermasalah, anda harus menjalani cuci darah sampai menemukan pendonor yang cocok."

"Maksud dokter saya gagal ginjal?"

"Iya. Saya akan menjadwal kapan cuci darah pertama anda akan dilaksanakan."

Hanbin diam, dia terkejut dengan apa yang baru saja dokter itu katakan. "Bagaiamana jika saya tidak mendapatkan pendonor?"

"Waktu anda mungkin tidak lama lagi." lagi-lagi Hanbin terdiam, tanpa bersuara dia bangkit dan keluar dari ruangan itu.

Dia berjalan lesu menyusuri lorong tersebut. Kata-kata dokter tadi berputar di kepalanya berkali-kali. Hanbin mengusap gusar wajahnya.

Dia berlari menuju parkiran, terserah kemana dia akan pergi setidaknya pikirannya tak tertuju pada ucapan dokter tersebut.

"Apa? Gagal ginjal?" ucap kaget Deka. Pemuda itu mengikuti Hanbin setelah mobil Hanbin keluar dari perumahan Rindu. Deka semakin penasaran setelah Hanbin melaju menuju rumah sakit umum.

"Bagaimana bisa hal itu terjadi?" tanya Deka tak percaya.

"Bisa karena keturunan dan yang paling umum dia kekurangan cairan, bisa saja dia jarang meminum air putih." Deka terdiam, ucapan dokter itu benar mengenai Hanbin yang jarang meminum air putih, namun dia rasa Pranata tak mungkin memiliki riwayat penyakit seperti itu.

"Ada yang perlu saya jelaskan lagi?" tanya sang dokter.

"Ah, tidak, dok. Terimakasih banyak, saya permisi," ucap Deka bangkit dari duduknya. Dia keluar, menyusuri lorong rumah sakit itu. Langkahnya pelan dan dia harus berpegangan pada dinding agar tak jatuh.

Dia melemah setelah mendengar hal tersebut, dia tak menyangka hal itu bisa menimpah Hanbin. Sosok laki-laki dingin dan kuat yang dia kenal selama ini.

Rasa penyesalan dan bersalah dalam diri Deka muncul saat itu juga. Dia menyumpah serapahi dirinya yang ingin menghancurkan kebahagian Hanbin yang baru saja dia dapatkan.

"Harusnya gue nggak punya niat buat jahat sama dia. Harusnya gue nggak punya niat untuk ngerebut Rindu dari dia. Dia memang kuat, tapi nggak untuk di dalam. Bodoh! Dasar bodoh lo, Dek!" Deka mengerang dalam dirinya sekarang, dia mengutuki kebodohannya.

Dia akan baik pada Hanbin, bagaimanapun pemuda itu padanya, Deka tak peduli. Dia hanya akan menjaga Hanbin sampai laki-laki dingin itu sembuh total.

Deka melaju meninggalkan Rumah sakit, dia akan bersikap biasa saja mulai sekarang. Dia tak akan mengusik Rindu hanya untuk membuat Hanbin merasa kesal dan marah.















🌍🌍🌍

Hanbin sampai di rumahnya, dia memasuki kamar dan merebahkan dirinya di sana. Matanya menatap lekat langit-langit kamar yang tak menarik baginya. Laki-laki dingin itu menghela napas kasar. Dia kesal dengan fakta yang baru saja dia ketahui sejam yang lalu.

Sebuah penyakit ginjal ada pada dirinya? Dia tersenyum licik. Seakan tak percaya dengan apa yang menimpahnya sekarang.

"Rindu nggak boleh tau," monolognya. Detik berikutnya Hanbin bangkit, dia melepas seragam sekolahnya, menggantinya dengan kaos putih dan celana kain hitam. Tak ada rencana untuk keluar, Hanbin hanya ingin menghabiskan waktu di kamarnya hari ini.

Setelah mengganti seragamanya, Hanbin duduk di meja belajarnya. Dia menatap monitor komputer di hadapannya yang menyala. Hanbin menghela napas pelan, tangannya yang berada di saku celana dia keluarkan.

Pemuda itu mengetik sesuatu dikomputernya. Sebuah surat untuk Rindu, dia ketik di sana. Entahlah dia hanya ingin mengetik surat itu tanpa berniat memberikannya pada Rindu.

Surat singkat itu selesai Hanbin ketik, dia menyimpan surat di dalam sebuah folder bersandi yang hanya dia sendirilah yang bisa membukanya.

"Semuanya udah gue kasih tau sama lo, Rin. Jadi, gue nggak akan merasa bersalah kalau suatu hari nanti bakalan ninggalin lo karena penyakit ini."

Hanbin bangkit, dia melangkah ke arah kasur. Pemuda itu membaringkan dirinya di sana, dia cukup mengantuk dan ingin tidur sekarang. Memikirkan penyakitnya hanya membuat Hanbin semakin merasa bersalah pada Rindu dan semua orang.

Hanbin menghela napasnya lagi, dia memejamkan mata perlahan dan masuk ke dalam mimpinya. Semoga dengan ini Hanbin bisa merasa jauh lebih membaik dari sebelumnya. Setidaknya hanya untuk hari ini saja.

















"Kamu memang semestaku, tapi jika memberitahumu hanya akan menyakitimu, aku memilih untuk diam"

- Hanbin Zharesyah Maladeva-

Hallo, kalian...
Apa kabar? Aku membawa satu cerita lagi yang wajib kalian baca!!!

Satu kisah yang aku susun serapi mungkin untuk para ikonic dan ID, semoga dengan ini kalian terus menyayangi Hanbin dan member Ikon lainnya.

Bagiku, ini hanya sebuah ungkapan kisah yang ingin aku tulis. Sebuah rasa yang tak bisa aku sampaikan dengan suara.

Menyukai Hanbin bukan suatu hal buruk bagiku, banyak hal yang bisa aku ambil darinya sebagai pelajaran termaksud sabar dan bertahan.

Tak peduli bagaimana Hanbin dimata orang karena bagiku Hanbin tetaplah Hanbin, pemuda hebat yang akan selalu di sayang oleh banyak orang

Selamat membaca dan sekali lagi semoga karya ini bisa menyentuh hati kalian.

Silahkan tinggalkan jejak vote, comment dan jangan lupa masukkan ke dalam perpustakaan kalian agar selalu aktif setiap ada update chapter baru.

See u next time baby - Chanyeol

Salam manis dari Exo-L untuk Ikonic dan ID.
Semangat.

Semesta [Kim Hanbin] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang