🌍 Sekelas Juga (?)

234 60 31
                                    

⚠ W A R N I N G ⚠
.
.
.
.
.

Hai kalian jangan lupa untuk vote sama comment ya. Dan tolong jangan comment OOT. Jangan bawa ke kehidupan rl para pemain karena 100% ini fiksi ingat F I K S I. you know, bestie? Makasih mwch

Jangan panggil thor, min, author or apapun just call me 'Ara' not bella because bella = princess wayv :). Oke guys. Just Ara. Mwch.

Selamat membaca!!!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.



Pagi ini, Hanbin bangun lebih siang dari biasanya. Dia memegang kepalanya yang sedikit pusing, mungkin efek dari tangisnya sewaktu di pemakaman. Dia bahkan tak sempat ganti baju dan membersihkan diri. Semalam, saat sampai di rumah dia tak melihat Ayahnya mungkin masih bersama dengan Suci.

Hanbin bangun, dia berjalan menuju kamar mandi. Pemuda itu menatap pantulan dirinya dicermin. Matanya cukup sembab karena tangisan semalam, tapi hal itu tak menghilangkan kadar ketampanannya sedikitpun.

Hanbin menyunggingkan bibirnya, dia masih menatap dirinya dicermin namun rautnyan kini berbeda dari sebelumnya. Wajah dingin nan arogan kembali diperlihatakan di sana.

Kini Hanbin melangkah turun ke bawah, dia melihat Ayahnya di sana. Hanbin tak peduli, Ia terus sama melangkah bahkan dia tak menerima pemberian bekal dari pelayan di sana. Kemarin, Hanbin berencana memberikan Rindu bekal, tapi semuanya sia-sia ketika guru piket menghancurkan moodnya dia terpaksa harus membuang roti tersebut ke tong sampah.

Hanbin melaju menuju sekolahnya, Ia tak peduli apakah dia akan di hukum lagi atau tidak karena hal itu tidak akan terjadi selama masih ada nama Maladeva di belakang namanya.

Dia jelas tahu bahwa Ia sudah sangat terlambat sekarang, namun tetap saja Hanbin tak peduli. Dia menancap gas penuh menuju sekolah. Dengan kecepatan penuh Hanbin bisa sampai di sekolah lebih cepat dari biasanya.

Saat ini, dia sudah memarkirkan mobilnya di parkiran khusus guru. Dia kembali melewati kantor, padahal ada jalan yang lebih dekat menuju kelasnya. Namun tetap saja, Putra Maladeva itu kekeh untuk lewat kantor.

Setidaknya dia terselamatkan hari ini ketimbang kemarin. Meja piket kosong dan beberapa kelas muridnya berada di luar. Guru sedang rapat sekarang mengenai seorang murid pindahan yang dua jam lagi akan datang.

Sebenarnya tak penting merapatkan siswa pindahan tapi, siswa ini sedikit istimewa sama seperti Hanbin.

Hanbin melalui beberapa kelas untuk sampai di kelasnya. Murid perempuan menatap kagum akan ketampanan pemuda itu, tapi dia sama sekali tak goyah atau mengoda murid perempuan di sana.

Hanbin membanting dirinya di tempat duduk, Rindu sudah biasa dengan hal tersebut. Hampir seminggu duduk dengan pemuda bertempramental buruk membuatnya acuh.

"Woy!" panggil Hanbin pada Rindu. Gadis itu tak mengubrisnya. "Woy!" lagi, Rindu tetap acuh padanya. Membuat si tampan mendengus kesal. Ia menghela nafas pelan. "Lo masih mau belajar naik sepada?" pertanyaan itu mampu membuat Rindu menoleh.

"Kamu mau ngajarin aku?" tanya Rindu.

"Iya. Kalau gue nggak sibuk."

Semesta [Kim Hanbin] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang