🌍 Aksara Hanbin

181 38 0
                                    

⚠ W A R N I N G ⚠
.
.
.
.
.

Hai kalian jangan lupa untuk vote sama comment ya. Dan tolong jangan comment OOT. Jangan bawa ke kehidupan rl para pemain karena 100% ini fiksi ingat F I K S I. you know, bestie? Makasih mwch

Jangan panggil thor, min, author or apapun just call me 'Ara' not bella because bella = princess wayv :). Oke guys. Just Ara. Mwch.

Selamat membaca!!!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Setelah menikmati senja dengan Rindu, Hanbin mengajak gadis itu untuk pulang. Hari sudah cukup malam dan mereka juga belum mengganti seragam mereka.

Selama dalam perjalanan, hanya ada musik dari mobil Hanbin yang menemani mereka. Sepertinya cukup lagu itu yang mengungkap segalanya termaksud perasaan keduanya yang sama-sama masih belum ingin terlibat dalam suatu ikatan.

Setelah mengendar selama 10 menit akhirnya mobil Hanbin berhenti tepat di depan rumah Rindu. Di teras sudah ada Ayah Rindu menunggu kedatangan Putrinya.

"Assalamualaikum. Ayah, maaf Rindu pulang telat," ujaranya menyalimi sang Ayah.

"Selama kamu bersama Hanbin, Ayah tak masalah, Rindu." gadis itu tersenyum kikuk mendengar ucapan dari Ayahnya.

"Terimakasih sudah mengantar Rindu, Nak," ujarnya pada Hanbin.

"Iya, Paman, sama-sama. Kalau begitu saya permisi. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam. Hati-hati!" Hanbin hanya mengangguk kemudian masuk ke dalam mobilnya. Pemuda itu melaju meninggalkan kompleks Rindu.

Anak dan Ayah itu kemudian masuk ke dalam rumah. Herman, Ayah Rindu tak akan marah jika anaknya jujur seperti ini dan lagi dia bahagia Rindu sudah kembali seperti dulu lagi.

Rindu masuk ke dalam kamarnya. Dia sudah gerah dan ingin mandi serta mengganti seragamnya dengan piyama.

Si cantik kini masuk ke dalam kamar mandi, dia melihat pantulan dirinya dalam cermin di hadapannya itu. Tiba-tiba saja seulas senyum muncul diwajahnya.

Entah apa yang dia pikirkan yang pasti Hanbin adalah pelaku utama untuk senyumnya itu.

Puas tersenyum, dia menggelengkan kepalanya dan masuk ke dalam bathroom sudah cukup dia tersenyum karena pemuda itu. Bisa-bisa dia gila karena terus memikirkan setiap ucapan Hanbin.
















🐯🐯🐯

Hanbin sudah berada di kamarnya sekarang, sama seperti Rindu. Ia juga tersenyum setiap mengingat momentnya dengan Rindu di taman tadi. Apalagi ketika dia mejadi imam sewaktu sholat maghrib. Rasanya Hanbin tak ingin melupakan waktu itu.

Dia masuk ke dalam kamar mandi, membersihkan dirinya setelah seharian berada di luar rumah. Untunglah dia tak melihat Deka tadi. Jika sampai iya maka bisa dipastikan suasana hatinya akan langsung berubah.

Hanbin menatap dirinya dipantulan cermin yang ada di hadapannya itu. Sudut bibirnya tersungging, terlihat tampan. Kepalanya kembali teringat akan satu hal, pertemuannya dengan Rindu.

Bagi Hanbin, dia hanya ingin mengukir berbagi macam aksara bersama dengan gadis itu. Gadis yang dia yakini akan menjadi semestanya suatu saat nanti.

Aksara yang selama 17 tahun dia bawa dan selalu bertambah mungkin akan sempurna dengan hadirnya Rindu.

Dia membasuh wajahnya dengan air yang mengalir, lalu masuk ke dalam bathroom untuk merendam dirinya sekalian merileksasikan pikirannya.

Semesta [Kim Hanbin] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang