⚠ W A R N I N G ⚠
.
.
.
.
.Hai kalian jangan lupa untuk vote sama comment ya. Dan tolong jangan comment OOT. Jangan bawa ke kehidupan rl para pemain karena 100% ini fiksi ingat F I K S I. you know, bestie? Makasih mwch
Jangan panggil thor, min, author or apapun just call me 'Ara' not bella because bella = princess wayv :). Oke guys. Just Ara. Mwch.
Selamat membaca!!!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, Hanbin sudah siap sejak tadi. Dia memakai kaos polos berwarna putih di padukan dengan jaket jeans dan celana jeans hitam serta setapu kets berwarna biru yang dia beli kemarin.
Dia menatap dirinya dalam pantulan cermin. Sempurna, hanya itu yang bisa mendeskripsikan Hanbin sekarang. Postur tubuh dan style yang dia gunakan menambah kadar ketampanan dalam dirinya.
Merasa semuanya sudah rapi, Hanbin mengambil ponselnya dia atas kasur. Mencari nama Rindu di sana, dia menelepon gadis itu untuk memberitahu bahwa dirinya akan segera pergi.
"Halo?"
"Gue udah mau jalan. Lo udah siap?"
"Tapi-"
"Nggak ada penolakan, Rindu!"
"Iya."
Hanbin tersenyum, dia memutus sambungan telepon dan keluar dari kamarnya. Senyumnya yang tadi mereka kini berubah ketika dia melihat Deka yang menatapnya. Hanbin tak peduli dengannya, dia memilih untuk meninggalkan Deka yang masih menatapnya aneh.
"Lo mau ketemu Rindu?" pertanyaan itu membuat Hanbin berhenti. Deka melangkah mendekatinya. "Jawab!"
"Bukan urusan lo! Rumah ini milik gue dan hak gue mau keluar kapan aja!" Hanbin kemudian meninggalkan Deka. Dia hanya akan membuang waktu dan membuat Rindu menunggu. Hanbin tak akan melakukan hal tersebut.
Dia melaju meninggalkan rumhanya, jantungnya berdetak kencang. Ini jelas bukan Hanbin yang setiap hari menampilkan raut dingin dan tatapan tajam. Ini Hanbin, sosok yang menyukai Rindu.
Sepuluh menit berlalu, Hanbin sudah berhenti di depan kompleks gadis itu. Namun dia tak melihat Rindu di sana, dia merogok saku celananya dan mengambil ponselnya di sana. Namun baru ingin menelepon, pintu mobilnya sudah di buka oleh seseorang. Terkejut? Jelas tapi ketika melihat siapa orang tersebut. Hanbin justru tersenyum hangat.
"Gue lama?" tanya Hanbin.
"Nggak. Kenapa ngajak keluar? Mau keliling Makassar lagi?"
"Nggak. Gue mau bawa lo ke Losari. Lo mau, 'kan?"
"Boleh."
"Kita jalan sekarang." Hanbin melaju meninggalkan daerah itu. Mereka hanya diam, baik Rindu maupun Hanbin tak ingin membuka suara sama sekali. Rindu hanya sesekali menatap Hanbin dari pantulan kaca jendela di sampingnya. Ada senyum di wajah gadis meski hanya senyum tipis.
Kini mereka sampai di Losari, pantai tercantik menurut Hanbin yang ada di Makassar. Meskipun lama di Jakarta, Ia tak akan lupa dengan Kota kelahirannya itu. Dan dia juga tahu banyak hal mengenai pariwisata dan tempat indah di sana seperti, Pantai Losari.
Hembusan angin malam menerpa wajah mereka berdua, anak rambut Rindu berterbangan mengenaj wajahnya. Mereka duduk di sana, memperhatikan ombak yang naik turun. Rindu suka pantai, baginya berada di pantai bisa menyembuhkan rasa stresnya dan memberikan imajinasi yang baik. Rindu menyebutnya sebagai healing spot.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta [Kim Hanbin] ✔
Fanfiction❝Dia Hanbin, pemuda dengan senyum indah Dia Hanbin, penyuka segala hal di semesta ini Dia Hanbin, sang penyuka aksara di setiap senja❞ 2#fiksipenggemar 2#gera 14#azalespublisher 15#id 14#id 7#azaleaspublisher 12#id 1#gera 11#id 9#id 8#id 1#fiksipeng...