🌍 Ungkapan Senja

168 42 0
                                    

⚠ W A R N I N G ⚠
.
.
.
.
.

Hai kalian jangan lupa untuk vote sama comment ya. Dan tolong jangan comment OOT. Jangan bawa ke kehidupan rl para pemain karena 100% ini fiksi ingat F I K S I. you know, bestie? Makasih mwch

Jangan panggil thor, min, author or apapun just call me 'Ara' not bella because bella = princess wayv :). Oke guys. Just Ara. Mwch.

Selamat membaca!!!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.




Setelah menunaikan sholat Maghrib, Hanbin dan Rindu kembali ke taman. Suasana senja masih terasa di sana, bahkan kicauan burung pun masih terdengar.

Hanbin suka senja, baginya senja itu indah meski tak abadi. Senja juga menyimpan banyak rahasia yang tak bisa semua orang tahu. Senja itu hangat, bahkan mentari pagi tak bisa mengalahkan hangatnya senja.

Selain senja, Hanbin juga suka aksara. Setiap tulisan yang Hanbin baca selalu melekat dalam hatinya. Bahkan tak jarang aksara itu nyata terjadi dalam hidup Hanbin.

Dan saat ini Hanbin ingin menjadikan Rindu senja dan aksaranya dalam satu buku. Terlihat berlebihan memang, tapi nyata Hanbin sudah menganggap Rindu semestanya yang hilang selama ini.

"Rindu," panggil Hanbin. Rindu menoleh ke arahnya dengan wajah polos. "Lo... Mau makan nggak?" Rindu mengangkat kedua alisnya mendengar ucapan pemuda itu.

"Baru selesai makan loh, Bin. Masa mau makan lagi?" tanya Rindu heran.

"Gue laper. Butuh tenaga sebelum pulang. Udah deh lo jajan aja apa gitu cemilan atau apa, gue traktir," ujar Hanbin.

Mata Rindu berbinar mendengarnya. Dia langsung menarik tangan Hanbin ke arah grobak di depan taman. Hanbin hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil tersenyum tipis melihat betapa polosnya gadis itu.

Kini mereka sampai di depan abang-abang penjual makanan di sana. Dia melepas tangannya dari Hanbin mulai memilih makanan yang dia mau.

"Kamu nggak makan? Katanya laper?" tanya Rindu.

"Iya-iya bentar. Lo pesan aja dulu," balas Hanbin. Rindu hanya mengangguk mendengar balasan dari pemuda itu. Makanan di hadapannya lebih menggoda dari pemuda di sampingnya itu.

Lagi-lagi Hanbin hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil tersenyum tipis. Tampan sekali.

"Lo duduk di sini dulu, gue mau pesan makanan. Bang, titip pacar saya," ujar Hanbin. Abang penjual hanya tersenyum mengangguki ucapannya.

Rindu yang mendengar hal itu hanya bisa terdiam. Seperti tak percaya dengan apa yang baru saja Hanbin katakan.

"Duduk sini, Mbak," ujar sang Abang penjual. Rindu hanya mengangguk pelan, lalu duduk di kursi plastik yang sudah di sediakan.

Dia melirik Hanbin yang tengah memilih makanannya di grobak lain. Seulas senyum terpatri diwajah cantik gadis itu. Ucapan Hanbin seketika kembali terputar diotaknya, membuatnya menunduk malu.

Hanbin berjalan ke arahnya sambil tersenyum, dia melihat Rindu tengah menikmati makanannya di sana.

"Lama, ya?" tanya Hanbin. Rindu menggelengkan kepala sambil terus menikmati makanan.

"Rindu, tau tentang ungkapan senja?" tanya Hanbin.

"Ungkapan senja? Apa itu?"

Hanbin menghela nafasnya pelan. Dia meletakkan piring di atas meja sembari menunggu makananya dinding, pun dengan Rindu.

Semesta [Kim Hanbin] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang