🌎 Date

259 52 85
                                    

⚠ W A R N I N G ⚠
.
.
.
.
.

Hai kalian jangan lupa untuk vote sama comment ya. Dan tolong jangan comment OOT. Jangan bawa ke kehidupan rl para pemain karena 100% ini fiksi ingat F I K S I. you know, bestie? Makasih mwch

Jangan panggil thor, min, author or apapun just call me 'Ara' not bella because bella = princess wayv :). Oke guys. Just Ara. Mwch.

Selamat membaca!!!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Suara kicauan burung mulai terdengar,  mentari pagi mulai muncul kepermukaan. Hanbin dan Deka mengerjap bersamaan. Keduanya ketiduran setelah bermain PS semalaman. Mereka bahkan tak sadar bagaimana posisi mereka semalam. Hanbin menyingkirkan kaki Deka, sedangkan Deka mendorong tangan Hanbin. Mereka seperti anak kembar yang menggemaskan.

Hanbin bangun lebih dulu, dia duduk bersila di hadapan Deka. Ia mengumpulkan nyawa untuk pergi ke kamar mandi tapi sayang, Deka lebih dulu melangkah ke dalam sana. Terpaksa Hanbin mengalah dan kembali melanjutkan sesi kumpul nyawanya.

"Woy! Deka, anjing! Udah 15 menit bangsat!" teriak Hanbin di depan kamar mandinya.

"Deka, anjing! Buruan! Lo mati atau ngapain bangsat?! DEKA!" pintu akhirnya di buka menampilkan Deka yang masih memakai handuk.

"Anjing! Lo lama banget bangsat!" umpat Hanbin.

"Mules setan. Makanya jangan ngelamun!" cerca Deka.

"Yaudah minggir setan!" Hanbin mendorong Deka ke samping agar dia bisa masuk. Deka hanya menggeleng melihat saudara tirinya itu.

Keduanya kini sudah siap, Deka dan Hanbin keluar dari apartement. Mereka melangkah menuju basement apartement, keduanya menaiki mobil masing-masing.

"Eh, bentar, bawain motor gue ke sini dong nanti," pinta Hanbin.

"Buat?"

"Jalan sama Rindu. Pengen naik motor aja, males naik mobil."

"Yaudah, kasih kuncinya aja," ujar Deka. Hanbin hanya mengangguk, keduanya melaju meninggalkan basement menuju sekolah.

Sepuluh menit berlalu, keduanya sampai secara bersamaan di parkiran sekolah. Semua mata tertuju pada kedua putra Maladeva itu.

Hanbin sudah biasa mendapatkan perlakuan seperti itu, jadi dia santai saja. Berbeda dengan Deka yang baru hari ini mendapatkan sorotan dari murid perempuan.

Keduanya berjalan dengan bangga di koridor sekolah menuju kelas mereka. Di sana, sudah ada Rindu, Chungha dan Momo. Hanya mereka bertiga yang biasa saja melihat keduanya.

"Kayanya ada yang baikan deh, Mo," ucap Chungha.

"Iya. Rindu, kamu tau siapa?" tanya Momo.

"Nggak tau. Siapa, ya."

"Untung pacar, coba bukan udah gue sambit lo," sahut Hanbin.

"Siapa pacaran?" tanya Momo polos.

"Hanbin sama Rindu," jawab Deka santai.

"Oh... APA?! HANBIN SAMA RINDU?! SERIUS?!" tanya Chungha kaget.

"Sayangku, mulutnya direm dulu kenapa, sih," ujar Deka.

"Habisnya kaget. Kamu serius, Rin?"

Rindu mengangguk polos. Kedua gadis itu bertepuk tangan kagum sekaligus tak percaya.

Semesta [Kim Hanbin] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang