🌎 Ketahuan

170 32 0
                                    

⚠ W A R N I N G ⚠
.
.
.
.
.

Hai kalian jangan lupa untuk vote sama comment ya. Dan tolong jangan comment OOT. Jangan bawa ke kehidupan rl para pemain karena 100% ini fiksi ingat F I K S I. you know, bestie? Makasih mwch

Jangan panggil thor, min, author or apapun just call me 'Ara' not bella because bella = princess wayv :). Oke guys. Just Ara. Mwch.

Selamat membaca!!!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


Hari ini Hanbin belum pulang, dokter bilang, dia akan kembali besok pagi. Dia harus kembali nafsu makan jika ingin pulang besok. Sejak kemarin, Deka masih setia menemaninya. Sepulang sekolah pemuda itu sudah ada di sana. Dia menceritakan segala hal tentang Rindu selama dua hari Hanbin tinggal.

Kadang Hanbin terkekeh mendengar ceritanya, kadang juga dia tiba-tiba sedih. Jika sudah begitu, biasanya Deka akan langsung mencari topik untuk dia jadikan bercandaan. Dia tak ingin Hanbin sedih, sebab banyak hal yang ingin Deka beritahu, termaksud mengenai Suci.

Deka sudah mengetahui siapa asisten Suci dan kemana saja dia pergi semenjak Pranata keluar kota. Firasat Deka ternyata benar. Keduanya menginap di salah satu hotel yang cukup jauh dari kota. Deka kecewa, teramat sangat kecewa. Namun, dia masih bisa menahannya demi Hanbin.

"Bin, lo ngapain di sini?" tanya Deka.

"Sumpek di kamar, lagian gue mau jalan-jalan juga dulu," balasnya.

"Lo udah makan?" Hanbin menggelengkan kepalanya. "Yaudah, gue cari makanan dulu. Lo tunggu di kamar." Hanbin mengangguk pelan. Setelah Deka pergi, dia juga pergi dari sana.

Deka hanya membeli beberapa roti dan bubur untuk Hanbin. Nafsu makan pemuda itu belum kembali, jadi Deka hanya akan memberinya bubur. Setelah selesai, Ia kembali ke dalam kamar Hanbin.

Pemuda itu sudah ada di sana, menunggunya datang. Deka meletakkan bubur di atas nakas. Lalu mengambil kursi untuk duduk di samping Hanbin. Dengan telaten Deka menyuapinya, meski kadang Hanbin menggelengkan kepala tapi Deka terus memaksanya.

Bubur yang Hanbin makan akhirnya habis. Deka membuang wadahnya ke tempat sampah lalu kembali duduk di tempatnya.

Dia menatap Hanbin lekat, ingin memberitahu segalanya tapi dia bingung harus memulai darimana.

Hanbin menatapnya dengan nanar kebingungan. "Lo kenapa?"

"Hah? Oh, nggak papa kok," balas Deka.

"Bilang apa yang lo mau bilang," ucap Hanbin.

Deka menatapnya lekat. "Maafin mama, ya." Hanbin bingung dengan ucapannya itu. "Tangan kanan mama yang udah bantu dia, asisten mama itu Ayah kandung gue."

Hanbin terkejut setelah mendengar hal tersebut. Ternyata yang dia takutkan selama ini benar. Bukan orang yang jauh, tapi orang yang ada disekitarnya.

"Jangan bilang sama Ayah, ya. Gue bakalan ngomong ke mama biar dia ngaku sendiri dan minta maaf ke lo sama Ayah," ujar Deka.

"Gue tau mama nggak berhak untuk dimaafin, tapi gue mohon jangan mama, dia ngelakuin semua ini demi gue, biar gue bahagia. Jadi, kalau lo mau hukum, hukum gue aja. Gue ikhlas, Bin," ujar Dek terisak di hadapan Hanbin. Ini kali pertama Hanbin melihat pemuda itu menitihkan air mata.

Dia menghela nafas pelan. "Gue emang benci sama lo dan nyokap lo, tapi gue nggak sejahat itu untuk bilang semuanya ke Ayah dan lagi dia juga nggak akan percaya, jadi percuma, 'kan?"

Semesta [Kim Hanbin] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang