🌎 Salah Hanbin ?

161 33 0
                                    

⚠ W A R N I N G ⚠
.
.
.
.
.

Hai kalian jangan lupa untuk vote sama comment ya. Dan tolong jangan comment OOT. Jangan bawa ke kehidupan rl para pemain karena 100% ini fiksi ingat F I K S I. you know, bestie? Makasih mwch

Jangan panggil thor, min, author or apapun just call me 'Ara' not bella because bella = princess wayv :). Oke guys. Just Ara. Mwch.

Selamat membaca!!!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.



Saat ini Hanbin tengah berada di taman, dia sedang merenungkan semua kejadian yang terjadi padanya bahkan kesehatannya harus di korbankan.

Semenjak dari rumah sakit bulan lalu, dokter sudah menjadwalkan untuk cuci darah besok. Rindu tak tahu mengenai penyakit Hanbin, tapi Deka mengetahui semuanya.

Deka hanya diam dan memilih untuk tak memberitahu Rindu. Deka takut jika Rindu mengetahui semuanya dia hanya terluka.

Deka tahu separah apa penyakit ginjal Hanbin. Namun, dia akan terus pura-pura tidak mengetahuinya. Hanbin tak sukai dikasihani, dengan memberitahu Rindu hanya akan membuat Hanbin membencinya.

Hanbin menghela nafas panjang, lalu mendongak menatap ke langit malam yang bahkan tidak ada bintang yang terlihat. Apa sekarang bintang dan langit juga tak berpihak dengannya? Entahlah hanya Tuhan yang tahu jawabannya.

"Bunda, tunggu Hanbin," monolog pemuda itu. Setelah mengatakan kalimat itu, Hanbin beranjak dari tempatnya kembali pulang ke apartement Deka.

Hanbin kini sampai di basement apartement setelah memastikan mobilnya terkunci dengan aman, dia akhirnya naik ke kamarnya. Ketika sampai di depan apartement, Hanbin terkejut melihat Deka di sana.

Langkahnya yang sempat terhenti, kembali dia langkahkan. Deka yang sadar langsung menoleh. Seperti banyak hal yang ingin dia sampaikan pada Hanbin.

"Lo darimana? Gue udah nunggu sejam di sini!" cerca Deka kesal.

"Kenapa lo nggak masuk?" tanya Hanbin.

Deka menghela nafas. "Lo udah ganti sandinya. Gimana gue bisa masuk?"

"Gue kira lo tau ulang tahun Rindu."

Deka hanya menggelengkan kepala, Hanbin memasukkan kode tersebut. Mereka akhirnya masuk, Deka langsung duduk di sofa menyandarkan punggungnya. Sedangkan Hanbin mengambil miniman kaleng di kulkas.

"Jadi, kenapa lo ke sini?" tanya Hanbin sembari meletakkan botol kaleng itu di hadapan Deka.

"Gue udah tau siapa dalangnya." Hanbin yang minum langsung berhenti, Ia menatap Deka dengan serius. "Ini... Gue nggak sengaja liat jadwal mama dan ngikutin dia, asisten ini yang bantu mama."

Hanbin memperhatikan foto yang diberikan Deka. "Apa hubungan mereka?"

"Gue mggak tau jelas, yang pasti dia masa lalu mama."

"Ayah lo?"

Deka menggelengkan kepala. "Papa udah meninggal sebelum gue lahir dan mama sering bawa gue ke makam beliau," jelas Deka.

Hanbin diam, jika bukan Ayah Deka lalu apa dia selingkuhan Suci? Hanbin dan Deka akan mencari tahu hal itu besok.

"Gue balik. Lo istirahat," ucap Deka.

Hanbin mengangguk, namun dia langsung bersuara membuat langkah Deka tak jadi bergerak.

"Besok jagain Rindu, nggak usah banyak tanya kenapa. Nurut aja!" tegas Hanbin. Deka hanya mengangguk, Ia kemudian melangkah keluar. Setelah beberapa langkah meninggalkan apartement itu Deka menoleh.

"Gue harap besok pengobatan lo baik-baik aja, Bin," monolognya.










🌺🌺🌺

Alarm Hanbin terus saja berbunyi, dia lupa mematikan setelan ponselnya, Hanbin meraih ponseonya dari atas nakas. Dia mematikan ponsel tersebut kemudian melanjutkan tidurnya. Cuci darah akan dijadwalkan pukul 11 siang, jadi dia bisa bersantai sampai jam 9 nanti.

Dia sengaja berbohong pada Rindu kalau Rara dan Rei sedang sakit, untung saja Rindu percaya meski dia memaksa ingin bertemu, namun Hanbin lebih bersih keras tak mengizinkannya dengan berbagi alasan.

Matahari terus saja meninggi, Hanbin mengerjapkan tubuhnya saat menghadap ke jendala yang hanya tepasang gorden tipis.

Sudah pukul 9 pagi, Hanbin meregangkan tubuhnya dia sudah cukup tidur sekarang dan merasa tenaganya sudah terisi dengan penuh.

Hanbin bangkit, berjalan menuju kamar mandi. Pemuda itu menatap pantulan dirinya di cermin. Wajah datar dan tatapan mata tajam jelas terlihat di sana.

"Dasar pembawa sial!" umpat Hanbin. "Lo harusnya yang pergi bukan Bunda! Anak nggak tau diri!"

Hanbin menyalahkan dirinya, segala hal yang dilakukan bahkan kehidupannya, dia selalu menyalahkan dirinya.

"DASAR ANAK PEMBAWA SIAL!!" Hanbin memecahkan kaca di hadapannya. Dia sudah tak tahan lagi untuk segala hal yang terjadi padanya selama ini.

Tangan Hanbin berdarah karena pecahan kaca tersebut. Bahkan beberapa kaca menancap di sana. Tak ada rasa sakit yang Ia rasakan. Semuanya terkalahkan oleh rasa dalam dirinya selama ini.

Kematian Ibunya, dibenci oleh Ayahnya sendiri dan pernikahan Ayahnya. Semua karena kehadirannya dan dirinya di dunia ini.

Hanbin menghela nafas setelah berteriak lantang. Niatnya untuk pergi ke rumah sakit dia batalkan. Dia akhirnya membersihkan lukanya dan pecahan kaca yang tertancap di sana.

Hanbin hanya putus asa, dia sudah lelah dengan segalanya. Semesta selalu membuatnya merasa bersalah bahkan untuk hal yang tak pernah dia lakukan sama sekali.

Hanbin bukan penyebabnya, dia hanyalah korban dari semesta. Dia hanya menjalankan apa yang sudah tertulis untuknya. Setidaknya sampai hari dimana semesta memihaknya, dia akan bertahan dan hal itu juga untuk Rindu.







"Aku sudah cukup dengan dunia dan mungkin jika saatnya tiba aku akan pergi dengan tenang"

- Hanbin Zharesyah Maladeva -





Hallo, kalian...
Apa kabar? Aku membawa satu cerita lagi yang wajib kalian baca!!!
Satu kisah yang aku susun serapi mungkin untuk para ikonic dan ID, semoga dengan ini kalian terus menyayangi Hanbin dan member Ikon lainnya.

Bagiku, ini hanya sebuah ungkapan kisah yang ingin aku tulis. Sebuah rasa yang tak bisa aku sampaikan dengan suara.

Menyukai Hanbin bukan suatu hal buruk bagiku, banyak hal yang bisa aku ambil darinya sebagai pelajaran termaksud sabar dan bertahan.

Tak peduli bagaimana Hanbin dimata orang karena bagiku Hanbin tetaplah Hanbin, pemuda hebat yang akan selalu di sayang oleh banyak orang

Selamat membaca dan sekali lagi semoga karya ini bisa menyentuh hati kalian.

Silahkan tinggalkan jejak vote, comment dan jangan lupa masukkan ke dalam perpustakaan kalian agar selalu aktif setiap ada update chapter baru.

See u next time baby - Chanyeol

Salam manis dari Exo-L untuk Ikonic dan ID.
Semangat.

Semesta [Kim Hanbin] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang