🌎 Pergi

161 32 0
                                    

⚠ W A R N I N G ⚠
.
.
.
.
.

Hai kalian jangan lupa untuk vote sama comment ya. Dan tolong jangan comment OOT. Jangan bawa ke kehidupan rl para pemain karena 100% ini fiksi ingat F I K S I. you know, bestie? Makasih mwch

Jangan panggil thor, min, author or apapun just call me 'Ara' not bella because bella = princess wayv :). Oke guys. Just Ara. Mwch.

Selamat membaca!!!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Saat ini Hanbin berada di sebuah hotel. Bukan hotel mewah, yang penting dia bisa beristirahat sampai besok. Setidaknya hanya untuk malam ini sampai besok dia mendapatkan rumah atau kost untuk dia tempati.

Hanbin membanting dirinya di atas kasur. Dia menghela nafas gusar, Hanbin bingung harus memberitahu siapa, karena tak mungkin Nada dan kedua orang tuanya. Bisa-bisa Pranata langsung diamuk oleh Ayah Nada.

Memberitahu Rindu pun, dia tak ingin. Dia tak mau membuat gadis itu tahu masalahnya. Meski Rindu sudah tahu semuanya. Iya, Deka meneleponnya ketika Hanbin sudah pergi.

Namun, Deka menyuruh si cantik tetap diam dan pura-pura tak tahu semuanya. Di sini, hanya Hanbin yang masih menganggap Deka jahat seperti dulu. Padahal Deka-lah orang yang mengetahui rahasianya yang begitu besar.

"Lebih haik gue tidur, gue harus jemput Rindu besok," monolognya. Si tampan akhirnya memejamkan mata, larut dalam tidurnya.

Hanbin cukup lelah dengan harinya. Sebab, baru saja dia bahagia dan melupakan masalahnya, tapi ketika pulang kebahagian itu seketika hancur tanpa tersisa dan Pranata penyebabnya.

Suasana malam di Kota Malassar bahkan tak bisa membuat pemuda itu melupakan masalahnya. Dia lebih memilih tidur membawa masalahnya ke dalam mimpi.















🐨🐨🐨

Matahari pagi di Kota Makassar sudah muncul. Alarm ponsel Hanbin sudah berbunti sejak tadi, namun pemuda tampan itu enggan untuk bangun. Dia lebih memilih mendengar alarm tersebut hingga selesai.

Setelah lagu itu selesai, Hanbin bangun, meregangkan tubuhnya. Dia menatap ke jam yang ada di ponselnya. Sudah pukul 6 pagi, dia tak sholat karena terlalu lelah dan tak sanggup bangun. Belum lagi kepalanya sedikit pusing.

Hanbin bangun, beranjak menuju kamar mandi untuk bersiap-siap. Dia mungkin akan sedikit telat menjemput Rindu, sebab jarak Hotel menuju rumah gadis itu cukup memakan waktu.

Hanbin sudah selesai. Dia mengambil tas dan kunci mobilnya di atas meja. Dia memang tak membawa kopernya masuk. Jadi, dia tak perlu repot-repot menariknya keluar.

Hanbin terdiam setelah membuka pintu. Wajahnya menatap datar seseorang yang tengah berdiri di hadapannya.

"Nih," ujar orang tersebut menyodorkan sebuah kunci. Hanbin hanya menatap datar padanya tanpa berniat mengambil kunci tersebut. "Ini kunci apartement gue, lo bisa pakai," sambungnya.

"Gue nggak butuh!" tegas Hanbin kemudian berjalan melewati Deka.

"Ambil atau gue kasih tau semuanya ke Rindu." langkah Hanbin berhenti, pun dengan Deka. Hanbin berbalik dan melangkah ke arahanya. Dia merebut kunci apartement itu, tanpa berbicara apapun. Deka hanya tersenyum, kemudian melangkah menuju mobilnya.

Semesta [Kim Hanbin] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang