🌎 Cuci Darah

207 36 0
                                    

⚠ W A R N I N G ⚠
.
.
.
.
.

Hai kalian jangan lupa untuk vote sama comment ya. Dan tolong jangan comment OOT. Jangan bawa ke kehidupan rl para pemain karena 100% ini fiksi ingat F I K S I. you know, bestie? Makasih mwch

Jangan panggil thor, min, author or apapun just call me 'Ara' not bella because bella = princess wayv :). Oke guys. Just Ara. Mwch.

Selamat membaca!!!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Deka berada di depan apartementnya, dia terus memencet bell sedari tadi. Namun, orang di dalamnya belum juga membukakannya pintu.

Orang yang Ia tunggu akhirnya keluar dengan penampilan yang menyedihkan. Tanganya dibalut oleh perban. Deka yang melihat hal itu langsung terkejut, Ia mendorong Hanbin masuk ke dalam.

"Tangan lo kenapa?" tanya Deka.

"Nggak papa, " balas Hanbin santai.

"Nggak papa gimana? Orang itu luka sampai di perban dua-duanya."

"Tunggu, gue mau cuci tangan dulu." Deka masuk ke dalam kamar mandi. Matanya membulat sempurna melihat banyak pecahan kaca di sana.

"HANBIN, LO HABIS NGAPAIN ANJING?!"

"Lo ngamuk?! Lo sinting, ya?!"

"Katanya, lo kemarin mau pergi?!"

"Lo bohong, ya?!"

Hanbin yang mendengar saudara tirinya itu hanya bisa menghela mafas gusar. "Bisa nggak, sih? Jangan teriak-teriak? Pengang kuping gue dengernya."

Deka tak membalas ucapannya, dia langsung membereskan pecahan kaca tersebut. Sepertinya, dia salah sudah menyuruh Hanbin tinggal di apartementnya. Baru beberapa hari cermin kamar mandi sudah dia pecahlan, bagaimana kalau Hanbin sebulan di sana? Bisa hancur apartement itu.

Hanbin hanya diam memperhatikan Deka yang tengah mmbereskan kamar mandi dengan wajah kesalnya. Seandainya saja Deka sejak awal begini mungkin Hanbin akan menyayanginya seperti saudara kandung. Tapi sayang, Deka malah punya niat jahat padanya.

Deka kembali setelah membersihkan kamar mandi, dia duduk di samping pemuda itu. "Sini, gue rapiin perban lo," ujarnya.

"Ck! Nggak usah. Gue mau pergi juga nanti," tolak Hanbin.

"Batu banget, sih lo!" cerca Deka kesal.

Hanbin hanya terkekeh pelan mendengarnya. "Dek, gue mau ngasih tau lo sesuatu, tapi lo harus janji sama gue."

"Apaan? Lo udah kaya pacar anjir!"

Hanbin diam, dia bingung harus mulai darimana.

"Woy! Malah diam. Lo mau ngasih tau apaan?"

"Hm... Gue didiagnosa gagal ginjal."

"Oh, udah tau," balas Deka santai. Mendengar hal itu Hanbin terkejut

"Lo tau darimana? Perasaan gue nggak bilang siapa-siapa deh."

"Gue nggak sengaja ngikutin lo, karena penasaran dan ternyata lo malah ke spesialis ginjal," jelas Deka.

Hanbin terdiam.

"Tenang. Gue nggak ngasih tau Rindu kok. Gue juga tau kemarin lo harusnya kedokter untuk cuci darah, 'kan?"

"Lo tau?" tanya Hanbin

Deka mengangguk cepat. "Gue tau jadwal lo juga kali, Bin."

Lagi-lagi Hanbin terdiam, dia pikir tak akan ada yang mengetahui tentang penyakitnya selama ini, tapi ternyata dia salah.

Semesta [Kim Hanbin] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang