🌍 Pertemuan Keluarga

299 84 154
                                    

⚠ W A R N I N G ⚠
.
.
.
.
.

Hai kalian jangan lupa untuk vote sama comment ya. Dan tolong jangan comment OOT. Jangan bawa ke kehidupan rl para pemain karena 100% ini fiksi ingat F I K S I. you know, bestie? Makasih mwch

Jangan panggil thor, min, author or apapun just call me 'Ara' not bella because bella = princess wayv :). Oke guys. Just Ara. Mwch.

Selamat membaca!!!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


Sepulang sekolah Hanbin sudah sibuk dibuat Ayahnya, pria itu memaksanya untuk bersiap-siap menemui calon Ibu tirinya nanti malam. Jujur Hanbin tak menyukai hal seperti ini, kenapa harus dia juga ikut dalam hal tak penting. Namun, dia akan menuruti ucapan sang Ayah dan juga dia penasaran tentang siapa sosok wanita yang akan menjadi Ibunya itu.

Jas dan segala pakaian rapi sudah disiapkan pelayan di sana, namun Hanbin tak menyukainya. Dia lebih suka memakai hoodie bertudung dan jaket jeans lalu celana jeans hitam lengkap dengan sepatu kets. Dia menghela nafas gusar lalu menyuruh para pelayan untuk meninggalkannya sendirian di sana.

Persetan dengan pakaian dan jas rapi itu, dia tak suka dan lagi dia masih 17 tahun. Jas dan kemeja putih bukan tipenya sama sekali. Dia membuka lemari, mengambil hoodie bertudung berwarna hijau lumut, jaket jeans dengan warna biru navy dan celana jeans hitam. Sungguh Hanbin suka style seperti ini.

Dia sudah memakai pakaian pilihannya, pemuda itu turun ke bawah menghampiri sang Ayah. Ayahnya cukup terkejut melihat pakaian yang Hanbin kenakan.

"Hanbin, ganti bajumu!" perintahnya.

"Kalau Hanbin naik, Hanbin nggak akan turun lagi dan Ayah bakalan pergi sendiri!" pria itu menghela nafas gusar mendengar perkataan Hanbin.

"Terserah kamu!" dia kemudian melangkah meninggalkan Hanbin. Hanbin yang meminta mereka pergi sendiri-sendiri sebab Hanbin tak suka berada di dekat Ayahnya.

Pranata, Ayah Hanbin sampai lebih dulu ketimbang dirinya. Hanbin sengaja mengulur waktu sebab dia tak ingin berlama-lama berada di dekat sang Ayah. Ketika masuk ke restoran tersebut, Pranata melihat seorang wanita dan seorang pemuda yang duduk di sana. Dia melangkah mendekatinya. Wajah pria itu tak bisa berbohong, dia sangat bahagia.

Senyumnya terpatri ketika di sampai dan disambut dengan hangat oleh Ibu dan anak di sana. Ya, pemuda itu adalah anak dari wanita yang akan dia nikahi seminggu lagi.

"Maafkan saya lama," ujar Pranata tersenyum ramah.

"Tidak, Mas. Kami baru saja sampai, Mas sendiri?" tanya wanita itu sambil celinga-celingu melihat sekitar.

"Tidak. Aku bersama Hanbin, hanya saja kami berangkat sendiri karena dia sedang ada keperluan," jelasnya berbohong. Wanita itu hanya mengangguk tersenyum, dia menyuruh Pranata duduk di sampingnya.

Seorang pelayan datang membawakan daftar menu untuk mereka, Pranata menyuruh wanita dan anak itu langsung memilih tanpa menunggu Hanbin lebih dulu. Setelah memilih makanan yang mereka mau sang pelayan meninggalkan mereka bertiga di sana.

"Nama kamu siapa, Nak?" tanya Pranata ramah.

Yang ditanya menoleh dan melempar senyum hangat. "Deka, Om."

Semesta [Kim Hanbin] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang