~ Enam Puluh Empat ~

8.4K 758 186
                                    




Haii semua..





Sebelumnya, Sorry buat beberapa lapak yang malah terbengkalai karena Efek mood yang anjlok berkepanjangan.
Kalian tau lah yaa kenapa, wkwkw.

Mungkin akan gue lanjutkan
setelah badai nya reda,
atau saat musim semi tiba.
Tapi belum pasti juga,
Ya tungguin aja lah 😝

Terimakasih masih setia di lapak
'BUKAN PACAR IDAMAN (?)

Terimakasih karena masih mendukung penulis nya, bahkan masih nunggu setahun untuk bisa baca lagi lapak ini.

Kalian mengkeren banget :)

Salam dari Gue penulis yang suka-suka!! 😌









||











= Selamat Membaca =
_______________________



















Shani segera mematikan sambungan telpon.

"Kenapa Shan?" Tanya Desy heran.

"Gracia nyari Anin katanya"

"Lah Anin kemana ? Bukan nya mereka mau lamaran?"

"Anin ilang!"

"Astaga!!"

"Katanya Anin dibawa sama Niko" ucap Shani.

Vienny masih menyimak dengan seksama, sedikit penasaran dengan nama yang di sebut oleh Shani dan Dessy barusan.

"Tunggu!" sela Vienny membuat Shani menoleh  "maksud kamu Niko-- Niko mana ya Shan dan Anin mana ya?" 

"Nicholas Vinson Kak, dan Anin putri tunggal keluarga Cahyadi. Kakak kenal?"

Vienny terlihat kaget "Nicholas Vinson kan adik aku, dan Anin itu yang mau tunangan sama dia kan lusa?"

Shani dan Desy ikut kaget mendengar penuturan Vienny barusan. 

"Jadi kalian--

Seolah mengerti kalimat Shani, Vienny mengangguk "Kita saudara kandung, Aku Vienny Ratu Vinson, dan Dia Raja Nicholas Vinson"

"kakak tau dimana Niko?" tanya Shani penuh harap, semakin tak sabar saat melihat Vienny kembali mengangguk.

"Dia izin sama aku buat ngadain party sama temen-temen kampusnya di lantai atas Shan, mungkin mereka masih disana"

Shani mengangguk "Des, kamu sama Kak Vienny cari Anin. Aku mau cari kabar Gracia sama temen-temen nya"

Desy mengangguk, segera ia merapikan berkas yang sejak tadi menjadi fokus nya,  berdiri sekali gerakan lalu menyusul Vienny yang kini sudah lebih dulu meninggalkan ruangan. Sementara Shani masih berusaha menghubungi Gracia menggunakan hp milik Desy.

Shani terlihat resah, tak bisa di pungkiri kini rasa takut mulai menghantui. Segera Shani menyambar kunci mobil, untuk mencari keberadaan Gracia.

===

Perlahan gadis itu terusik, efek dari sekitar nya yang tadi sempat sangat berisik. Perlahan kesadaran nya menghampiri, berkumpul satu persatu namun ia belum mampu membuka mata walau hanya sekejap saja. Kepala nya terasa di jatuhi beban berat sekali, lebih berat dari beban hidup yang selama ini ia jalani. 

Bukan Pacar Idaman (?) ~ END ~ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang