-tiga puluh delapan-

11K 887 112
                                    

= Selamat Membaca =

**************************



Di Ruang keluarga Natio kini 6 insan manusia duduk saling berhadapan. Di sofa yang satu diisi oleh Naomi, Yona lalu Arya. Sementara di sebrang mereka ada Shani, si cantik Gracia dan juga Desy.

Pembahasan mengenai topik utama tadi belum di mulai, para tokoh utama masih asik berbincang dan sesekali terkekeh berdua. Seolah di dunia ini hanya ada naomi dan yona. Sementara Arya lebih memilih menatap hp nya.

Shani mendengus kasar, kedua tangan nya mengepal erat, rasa kesal menyelimuti diri nya saat ini. Bukan, bukan karena Yona yang tidak memulai pembicaraan. Tapi Shani kesal karena gadis di samping shani yang status nya pacar Shani, malah anteng di pelukan Desy.

Kenapa harus Desy yang di peluk sementara dirinya juga di samping Gracia ? Dan dengan kurang ajarnya Desy malah ikut memeluk gadis nya, mengusap lembut kepala Gracia membuat gracia semakin betah di posisinya.

Harus kah shani mengirim Desy ke kutub utara sekarang juga?

Shani menoleh kesamping, aura gelap seketika mengelilingi sekitar ketika shani menatap Desy dengan tajam. Yang ditatap hanya diam seolah tidak melihat apapun. Melupakan fakta bahwa ada bahaya yang mengancam nya saat ini.

"Pacar nya disini, ngapain peluk yang lain?" Sindir shani membuat desy melepas pelukan nya. Sementara gracia langsung duduk tegap lalu menatap desy dengan kesal.

"Kades ngapain peluk-peluk? Modus banget sih" omel gracia membuat desy melongo ditempatnya.

"Kades kan tau aku pacar nya kaka shani, jangan di tikung lah. Dosa. Aku tau aku cantik, tapi kades mending mundur teratur aja, hati aku cuma buat kak shani" lanjutnya membuat desy menjitak kening nya.

Tak..

"Aduh! Gasopan. SAkiiit!"

"Loe yang duluan peluk-peluk gue, malah nyalahin gue"

Gracia cemberut sambil mengusap kening nya "udah tau aku khilaf, kenapa gak di ingetin? Malah cari kesempatan"

"Heh!! Nyari Kesempatan tetangga loe pitak! Loe kalo ngeles emang jago nya ya" omel desy kembali menjitak kening Gracia.

Tak..

"Aduh!!! Gasopaaaaan" kesal Gracia lalu menoleh ke arah shani.

"Kakaaa aku dianiaya sama kades hikss" adunya membuat Shani memutar bola matanya.

"Siapa suruh peluk-peluk orang" ketus shani

"Kan Kalo kenyang suka khilaf kakaa, jan marah-marah sama aku" rengek nya membuat shani mencebik.

"Alesan"

"Hiksss.. pada gak sayang aku" rengeknnya "padahal disini aku yang teraniaya. Udah di modusin, dijitak, dua kali pula. Apa mahluk Tuhan yang cantik ini pantas di perlakukan seperti ini ? Hiksss" kalimat panjang dari Gracia membuat shani menghela nafas kasar nya. Tak lama shani menarik Gracia dalam pelukan.

"Dah diem!!" ucap shani sambil mengelus kepala Gracia "jan aneh-aneh makanya" lanjutnya lalu mengusap kening yang di jitak desy tadi.

"Kaka sakiit, balesin  jitak kades nya" rengeknya membuat desy hampir saja menjitak nya lagi "belain aku nya" lanjutnya.

"Heh Bocil!! enak aja. Aduan banget sih, loe yang nyari gara-gara juga" omel desy "gue jadiin adonan putu lama-lama" lanjutnya dengan kesal.

Gracia mengeratkan pelukan nya pada shani, tak lama kepala nya mendongak menatap shani dengan tatapan sedih "kakaa masa pacar kaka di marah-marahin sih, Dikata-katain pula, Kaka sayang aku gak sih? Belaiiin atuh"

Bukan Pacar Idaman (?) ~ END ~ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang