~Lima puluh~

8.4K 656 12
                                    





= Selamat Membaca =








Seluruh anggota penghuni rumah keluarga Natio sedang berkumpul di meja makan. Sementara Aya dan Anin sudah pamit karena mereka ada urusan yang harus mereka berdua selesaikan.

"Kalian mau kemana hari ini?" Tanya Yona sambil menatap ke arah  Desy yang di sebelah nya ada Michelle, lalu menatap ke arah Shani yang di samping nya tentu saja ada Gracia.

"Desy sama Michelle mau liat Gaun kita, katanya udah selesai" jawab Desy singkat.

"Shani mau ngantor kaya biasa, Gee juga mau ikut katanya" giliran Shani menjawab.

Yona mengangguk "kirain Gege mau ikut mami, Mami mau ke butik bunda Naomi dulu soalnya, bunda nitipin butik sama mami"

Gracia menggeleng pelan "Sama kak Shani gak boleh jauh-jauh dari dia" ucap Gracia sambil menunjuk Shani dengan sendok nya "Takut aku banyak yang naksir, lagi lucu-lucu nya soalnya" lanjutnya membuat Shani, Desy dan Michelle kompak memutar bola mata nya.

"Hilih! Paling juga rebutan pengen nyubit, liat aja tuh pipi udah kaya bakpau" ledek Desy "belum lagi tuh badan makin gendut, main game sama makan mulu sih, olahraga makanya" lanjut nya membuat Gracia langsung menjatuhkan sendok dan garpu nya sekaligus.

Shani yang kaget langsung menoleh ke arah Gracia.

"Aku kenyang" ucap Gracia lalu berdiri sekali gerakan, berlari meninggalkan meja makan menuju kamar Shani.

Shani langsung mengejar Gracia sementara Yona langsung menatap tajam ke arah Desy.

"Heh!! Ngambek kan tuh anak, pake segala bilang gendut" omel Yona membuat Desy tak terima.

"Lah biasa juga santai-santai aja Mi, tu bocah ngatain aku bambu runcing, tiang listrik, pipa rucika atau apalah banyak aku gak inget, aku biasa aja" bela Desy "Lagi Pms kali" lanjut nya membuat Michelle langsung mengelus bahu Desy, berusaha untuk menenangkan Desy agar tidak emosi.

"Sudah-sudah, habis kan sarapan kalian, setelah itu lanjutkan aktifitas kalian. Biar Shani yang bujuk Gre" lerai Arya membuat semua nya tak lagi berbicara.

Sementara itu Gracia sudah masuk ke kamar Shani, lalu menjatuhkan tubuh nya di kasur Shani.

Shani yang baru saja tiba di kamar, berhenti sejenak sambil menutup pintu dari dalam, menarik nafas dalam lalu menghembuskan nya.

Dengan perlahan Shani melangkah ke arah kasur dimana kekasih nya berada.

"Sayang" panggil Shani lalu duduk di pinggir kasur, sebelah tangan nya terulur mengusap rambut Gracia "Kamu kenapa hmm?" Tanya nya lembut membuat Gracia merubah posisi nya menjadi duduk, lalu menghambur ke pelukan Shani.

"Hiksss kakak" ucap nya sambil terisak di pelukan Shani.

Shani mengeratkan pelukan nya pada Gracia, dengan sabar mengelus punggung gadis ini sambil sesekali mencium puncak kepala nya.

"Nangis aja dulu, biar tenang" ucap Shani lembut membuat tangisan Gracia semakin menjadi untuk beberapa saat.

Shani tak peduli jika baju yang di kenakan nya kini basah karena air mata kekasih nya, yang terpenting bagi Shani, kekasih nya ini bisa lebih lega jika sudah mengeluarkan air mata nya.

Cukup lama hingga akhirnya tangis Gracia berhenti, Shani perlahan melonggarkan pelukan nya, mengusap pipi Gracia dengan ibu jari nya, menghapus sisa air mata yang masih tersisa.

"Duh aduh, kenapa bayi aku nangis?" Goda Shani sambil merapikan rambut Gracia, membuat Gracia memukul bahu Shani pelan.

"Enak aja bayi" ucap nya  membuat Shani terkekeh.

Bukan Pacar Idaman (?) ~ END ~ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang