-dua puluh empat-

12.1K 1K 133
                                    


= Selamat Membaca =

****************************





Matahari terbit terlalu cepat, rasanya baru setengah jam yang lalu Shani tidur, kini ia sudah harus bangun karena suara Alarm yang sudah ia setting jam 6 pagi. Alasan nya karena bocah yang kini Sah jadi Kekasih shani ingin menghirup udara pagi sambil jalan-jalan di sekitar pantai.

Tapi mata shani masih enggan terbuka, seolah-olah di beri perekat yang sangat kuat. Belum sempat shani terlena untuk kembali bermimpi, Shani merasakan sesuatu yang kenyal, hangat dan basah menghujani seluruh wajahnya. Membuat shani menggeram kesal.

"Nghhhh.. apasih!!" gumam nya dengan kesal mencoba menepis apa yang mengganggu tidur  nya.

Tak lama shani merasakan kembali sesuatu yang basah itu menempel di bibir nya lama. Membuat shani mau tak mau membuka matanya.

Mata shani melotot sekaligus, ketika melihat  pemandangan di depan nya. Jantung nya kembali berulah, perut nya seakan mengeluarkan sekumpulan kupu-kupu, kumbang, atau satu kebun binatang mungkin, sungguh ini membuat hati shani menghangat. Membuat seutas senyum terbit di wajah nya. Baru saja kekasih nya yaitu Gracia mencium lembut bibir nya, dan melumat nya sebentar. Kesadaran shani langsung terkumpul seketika. 

"Lupa kalo sekarang punya pacar" batin shani

"Morning kiss kaka" ucap gracia dengan suara serak khas bangun tidurnya.

"Nakal banget pagi-pagi nyuri cium" goda shani sambil menarik pinggang gracia agar lebih dekat dengan tubuhnya.

"Geli kaka" ucap gracia ketika shani menghujani wajah gracia dengan ciuman-ciuman kecil nya. "Astaga kak, basah wajah aku ish" omel gracia membuat shani tertawa.

"Biar gak usah cuci muka sayang"

Blusss..

Wajah gracia memerah seketika. Langsung ia menyembunyikan wajah nya di leher shani.  okee gracia akui dia sudah lebih berani mencuri ciuman dari shani pagi ini, tapi untuk mendengar kata sayang secara langsung ia masih malu.

"Haha ada yang malu" tawa shani membuat gracia semakin menenggelam kan wajahnya.

"Iseng banget sih" omel gracia

"Sini liat aku" ucap shani membuat gracia memundurkan wajahnya.

Perlahan tapi pasti, shani mendekat kan wajahnya ke wajah gracia. Mempertemukan bibir mereka untuk beberapa saat. Shani dan gracia sama-sama menggerakan bibir mereka, saling melumat satu sama lain.
"Morning kiss dari aku itu" ucap shani setelah melepas ciuman nya lalu mengelus kepala gracia. Membuat gracia tersenyum malu.

"Gemesin banget sih pacar aku" ucap shani sambil menangkup kedua pipi gracia, menarik nya lalu mendaratkan sebuah kecupan di bibirnya.

"Ayo jalan-jalan " ajak gracia dengan semangat.

"Mager ah" goda shani

"Yaah kaka, kita sore udah balik. Aku mau foto berdua di pantai sama kaka"

Shani menarik pipi gracia dengan gemas membuat empunya mengaduh "cuci muka dulu gih" ucap shani yang langsung membuat gracia bangkit lalu lompat dari kasur dan berlari ke kamar mandi.

"Lupa kalo pacar gue bocah" batin shani

---

Semilir angin menerpa wajah cantik shani, membuat beberapa helai rambut menutupi wajah cantik nya.

Shani berdiri tak jauh dari Gracia yang kini sedang sibuk menulis di atas pasir menggunakan ranting pohon yang ia temukan.

Senyum shani mengembang sempurna, hatinya kembali menghangat, sehangat sinar matahari yang baru saja terlihat, kala ia melihat apa yang di tulis oleh bocah kecil itu.

Shani menggeleng kan kepala nya pelan, kala gadis itu  membuat sebuah gambar love di atas pasir, yang di dalam nya ada tulisan yang ia buat tadi.

Kak Shani pacar nya dedeq Gracia :)

Sungguh shani merasa menjadi remaja Kembali, merasakan bagaimana rasanya kasmaran, berbunga-bunga, atau apalah namanya shani tidak mengerti. Yang pasti shani menikmati semua prosesnya, menikmati setiap momen yang shani dan gracia lewati, menikmati perasaan yang selalu dan semakin membuncah kepada bocah yang kini sedang menghambur-hamburkan pasir pantai dengan kedua tangannya.

Shani ingin segera pulang dari sini, selama hidupnya shani tak pernah seantusias ini ingin bertemu desy. Shani harus segera bertemu dengan sahabatnya itu. memeluk nya dengan erat, Kemudian berkata Gue Diterima.

Entah bagaimana respon dia nanti nya, yang jelas shani sudah siap lahir batin jika desy meminta imbalan atas prestasi nya dalam membantu shani.

Sungguh shani merasa jadi manusia paling beruntung saat ini.

"Kaka" shani terkesiap, sedetik kemudian tersenyum ke arah gracia.

"Apa??"

"Bawa Hp kan?"
Tanya nya membuat shani merogoh saku celana pendeknya, lalu mengeluarkan hp miliknya.

Gracia langsung berlari ke arah shani "foto yuk" ajak nya membuat shani tersenyum.

Shani memberikan hp nya pada gracia, segera shani menarik tubuh gracia lalu memeluk nya dari belakang, meletakkan dagunya di bahu gracia. Tangan kiri gracia membentuk simbol peace, Sementara tangan kanan gracia terangkat untuk mengambil foto mereka berdua.

Entah berapa gaya dan berapa puluh foto yang mereka ambil, tak jarang mereka membuat ekspresi konyol yang membuat mereka berdua terbahak.

--

"Baju kamu gak ada yang ketinggalan?" Tanya shani yang kini sedang memasukan baju kedalam koper.

"Gak tau kaka, kan kaka yang bawain baju aku" ucap nya jujur

"Kamu ngerasa ada yang ketinggalan apa enggak?" Tanya shani kesal.

"Gak tau kaka" rengek nya sambil guling-guling di kasur.

"Haisss serah lah, beli lagi aja nanti" kesal shani yang membuat gracia bangkit dari kasur nya.

Cup

"Jangan kaya orang susah kak" ucap nya santai setelah mengecup pipi shani sekilas. Membuat shani membeku di tempatnya.

Setelah memastikan semua nya siap, shani kembali mengecek barang bawaan mereka. Takut ada barang penting yang ketinggalan.

"Udah siap  belum?"
Tanya shani sambil mengunci koper milik nya.

"Udah kaka" ucap gracia yang kini sedang kesulitan menusukkan sedotan ke kotak susu "kaka ini susah" rengek nya  "sedotan nya gak mau kompromi" adunya membuat shani menggeleng.

"Keseelllll" geram nya membuat shani langsung menghampiri gracia dan mencubit pipinya membuat gracia mengaduh.

"Pake sedotan doang gak bisa, nih" ucap shani lalu menyodorkan kotak susu yang ia ambil alih tadi.

"Kok sama kaka bisa?" Tanya nya membuat shani mengendikkan bahu "punya dendam apa loe sama gue"? Ucapnya sambil menatap tajam sedotan susu sambil menunjuk nya.

"Okeee udah semua yaa. Ayo berangkat"

Ucap shani lalu menatap gracia. Sebelah alis shani terangkat ketika melihat gracia sedang menggoyangkan  tubuh nya kekiri ke kanan, tepat nya bagian perut. Membuat shani mau tidak mau harus bertanya karena penasaran.

"Kamu ngapain lagi astaga?" Tanya shani dengan kesal "nanti kram perut nya"

"Ini kaka, aku baru baca tulisan nya Kocok dahulu sebelum di minum" tunjuk nya pada bacaan di belakang kotak susunya,  membuat kening shani mengkerut.

"Lalu??"

"Nah aku kan udah terlanjur minum, yaudah aku kocok aja pas udah dalem perut. Sama aja kan??"

"Seraaahhhhhhhhh"




=Tbc=

Bukan Pacar Idaman (?) ~ END ~ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang