-dua-

15.1K 1.2K 70
                                    




= Selamat Membaca =

***************************


Ini sudah hari ke 6 dari waktu satu minggu yang Arya berikan, tapi apa yang Shani inginkan atau lebih tepatnya apa yang Shani butuhkan, masih belum juga dia dapatkan. setiap foto yang Desy tunjukkan, atau bahkan setiap orang yang Desy kenalkan padanya tidak ada yang menarik perhatiannya.

Shani menghembuskan nafas kasar, lalu memijit pelipisnya sambil menyenderkan kepala nya di kursi.

"Pusing bos??" Tanya Desy tiba-tiba

Shani sedikit terlonjak karena Desy tiba-tiba masuk ruangannya. "Anda tidak tau sopan santun??" Sindir Shani

"Maksud Nona??"

"Ketok pintu kek, kaget gue, kalo gue jantungan gimana? Loe fikir dokter jantung murah? "

"Hell to the low Hellooowww,  gue udah ketok pintu sampe tangan gue merah Indira..untung aja gak gue dobrak tuh pintu" omel Desy "situ aja yang ngelamun mulu" lanjutnya

"Halah"

Desy mendekat lalu, menyimpan sebuah map di atas meja Shani dan duduk berhadapan dengan Shani "Dari sekian ratus calon yang gue kenalin, gak ada yang menarik perhatian lu satupun??" Heran Desy

"Mmm" Gumam Shani

"Terus lu mau nya yang kek mana maemun???" geraam Desy, sementara Shani hanya mengangkat bahu nya acuh.

"Udah sih terima aja tuh anak pak Wisnu, cakep kok lumayan"

"Ogaah dih"

"Gue heran sama lu Shan, lu tuh cakep nya kelewatan, tajirnya kebangetan, tapi nyari pacar aja susah nya ngalahin skripsi gue yang banyak revisian"

"Gausah curhat, emang lu nya bego aja"

"Lisan nya tolong kondisikan"

Shani hanya mengendikan bahu nya
"Nanti sore anterin gue ke mall" ucap Shani

"Tumben?"

"Bosen"

"Baiklah, akomodasi ditanggung yang ngajak"

"Lisan anda" ucap Shani sambil melempar pulpen ke arah Desy, yang di lempar hanya terkekeh lalu keluar dari ruangan Shani.


--‐-


Sebuah taman yang terletak dekat sebuah sekolah menengah atas menjadi salah satu saksi bagaimana seorang gadis sedang menangis meraung-raung sampai terdengar  memilukan, membuat setiap mata memandang penuh tanya pada gadis tersebut.

"Huwaaaaa hiksssss hiksssss huwaaa..... akutuh gak bisa di giniin hiksss... hiksss"
Tangis seorang gadis cantik yang duduk di bangku taman terdengar sangat kencang, gadis itu menangis sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan nya.

"Udah lah Gre, jangan di tangisin terus, malu gue diliatin banyak orang"  kesal seorang gadis yang sejak awal bersama gadis yang menangis itu, gadis itu bernama Anin.

"Lu hiksss.. gak ngerti hiksss.. perasaan gue Nin. Sackiittt tau gak hiksss" jawab gadis yang bernama Gre alias Shania Gracia sambil sesekali menarik ingus nya yang hendak keluar.

"Gue ngerti Gree,, tapi please nangis nya di rumah aja, gue malu sumpah. Wajah cantik gue mau di taro dimana?" Ucap Anin frustasi "tangisan loe udah kaya yang baru nikah 2 jam langsung ditalak tau gak" tambahnya

Bukan Pacar Idaman (?) ~ END ~ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang