-empat puluh-

10.9K 829 154
                                    






= Selamat Membaca =

**************************















Mobil Desy berhenti di parkiran sebuah tempat hiburan malam yang cukup terkenal dan tak jauh dari kantornya.

Entah lah kenapa dia memutuskan datang ke tempat ini, hanya saja Akhir-akhir ini Desy merasa sangat suntuk dengan semua aktifitas nya, entah kapan terakhir Desy menikmati udara malam karena jarang sekali bepergian, apalagi semenjak Shani sibuk dengan pacar bocah nya alias Gracia, Desy jarang pergi dengan sahabatnya itu. Desy ingin sejenak melepas penat. Melupakan semua hal yang membuat nya lelah walau hanya sesaat.

Desy melangkah masuk, memesan segelas minuman dengan kadar alkohol rendah. Desy tidak mau kebablasan malam ini, karena jika ia mabuk parah dan shani tau, maka akan tamat riwayatnya. 

Desy membawa segelas minuman nya ke salah satu meja di pojok, duduk di sofa lalu menyimpan minuman nya di meja setelah meneguk setengah nya. Ia merebahkan punggungnya di sandaran sofa, melipat kedua tangan nya di depan dada. Sejenak memejamkan matanya menikmati suara dentuman musik keras yang menggema memenuhi seluruh ruangan.

Kepala Desy bergerak mengikuti alunan musik yang lumayan membuatnya rilex, tak jarang ia ikut melantunkan lagu yang menyapu telinga nya, membuat nya semakin terbuai dalam irama. Kepala nya terus bergerak, tangan nya berubah posisi, ia turunkan sehingga jemari nya bisa mengetuk-ngetuk sofa sesuai irama yang semakin ia nikmati.

Lama menikmati suasana, mata desy  terbuka, bola matanya bergerak menyusuri ke setiap sudut di sekelilingnya.
Mata Desy memicing saat melihat sosok yang ia kenali sedang menari di lantai dansa bersama beberapa laki-laki dan perempuan yang mengelilingi nya. Sosok tersebut bergerak lincah meliuk-liukan tubuhnya, seolah sudah terlatih untuk melakukannya.

Desy mendengus saat melihat pakaian yang di kenakan gadis tersebut, gaun yang pas di tubunya, hingga memperlihatkan lekukan indah tubuh nya, sekaligus memamerkan paha mulus yang terekspos jelas, membuat siapapun memiliki keinginan untuk bisa merasakan halus kulitnya.

Desy meraih gelas minuman nya, meneguk isi nya sekali gerakan. Tangan nya mengepal erat menggenggam gelas yang sudah kosong tak tersisa, rahangnya sedikit mengeras saat matanya melihat dengan jelas adegan yang terjadi di depan nya.

Gadis disana Michelle. Gadis itu tengah mabuk, kini ia menari dengan lincah sambil merangkul seorang Pria yang sejak tadi melayangkan aksi tidak senonoh pada Michelle. Membuat Desy mendengus kasar. Desy yakin pria tersebut memiliki niat tidak baik, terlihat dari gelagat nya yang mencurigakan sejak tadi.

Desy menyimpan gelas diatas meja dengan kasar, berjalan dengan sedikit tergesa, menghampiri gadis yang kini memeluk mesra pria di hadapan nya.

"Sorry, dia harus balik" ucap Desy sambil menarik tubuh Michelle ke pelukan nya.

"Loe siapa?!" Bentak sang pria membuat Desy menatap nya tajam.

Desy mengeluarkan sesuatu dari balik jaket nya, menodongkan nya ke arah sang pria "Dia milik gue!!" Tegas desy membuat nyali sang pria menciut.

"Oke sorry" ucap nya lalu pergi karena tak ingin mati sia-sia di tangan Desy.

Desy kembali menyimpan pistol yang biasa ia bawa jika bepergian malam hari, sebagai antisipasi jika ada sesuatu yang buruk terjadi.

"Enghhh... loe siapa ?" Racau Michelle sambil merangkul leher desy dengan kedua tangan nya. "Kok, ka-ya ke-nal" lanjutnya dengan terbata.

"Ngapain sih kesini, pake mabuk segala" kesal desy sambil berusaha menahan tubuh Michelle.

Bukan Pacar Idaman (?) ~ END ~ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang