-tiga puluh lima-

10.5K 886 106
                                    



= Selamat Membaca=

***************************





Shani duduk di kursi meja belajar gracia yang ia tarik agar bisa berhadapan dengan gracia yang duduk di tepi kasur.
Shani menatap datar sosok gadis cantik di depannya yang kini sedang menunduk sambil memilin ujung kaos yang dikenakan nya.

Gracia terlihat sangat takut ketika melihat tatapan tajam shani, padahal shani sengaja menunjukkan ekspresi datar nya untuk menutupi kenyataan bahwa shani masih salah tingkah akibat kejadian didepan pintu kamar mandi tadi.

Tak ingin memutar kembali ingatan dan menambahkan imajinasi lainnya yang malah membuat shani panas dingin, akhirnya shani memilih angkat suara.

"Jadi, apa kamu mau jelasin sesuatu?" kalimat tanya sebagai pembuka dengan intonasi datar dari shani, membuat gracia sedikit tersentak kaget. Kedua tangan nya kini semakin meremas ujung kaos nya, sementara shani kini melipat tangan nya di depan dada.

"Lihat aku Shania Gracia" lagi, kalimat datar shani membuat tubuh gracia bergetar gugup.

"Kakaa jangan marah-marah" ucap nya pelan sambil menggelengkan kepala, tanpa melihat ke arah shani "aku takuut" rengek nya lagi membuat shani mengerjapkan mata nya sebentar.

Shani bangkit dari duduk nya, berjalan ke arah gracia, lalu mengambil tempat di samping gadis yang kini semakin menundukkan kepalanya.

Shani menarik tubuh Gracia ke dalam pelukan nya, bagaimanapun Shani tidak tega melihat Gracia ketakutan seperti ini. Gracia tetap lah Gracia, seseorang yang shani cintai sepenuh hati.

Shani mengelus punggung gracia dengan lembut, kembali menanyakan hal yang sama sambil berharap Shani mendapat jawaban yang memuaskan.

"Kamu mau jelasin ?" Tanya shani yang kini lebih lembut, membuat Gracia melingkarkan kedua tangan nya di pinggang shani, membalas pelukan shani.

"Mau peluk duluu, kangen kakaa" rengek nya membuat hati shani sedikit goyah. Namun shani tidak ingin hanyut begitu saja. Bukan shani tak ingin berlama-lama memeluk Gracia, namun ada hal yang harus shani selesaikan hari ini juga, agar shani tidak harus cepat mati karena penasaran.

Shani memilih merenggangkan pelukan nya, menarik dagu Gracia agar menatap nya.

"Jelasin sama aku semuanya" titah shani membuat Gracia mengangguk.

"Dengerin aku, jangan di potong" ucap Gracia lalu membenarkan posisinya, menjadi duduk bersila di depan shani. Gracia menghela nafas panjang sebelum ia kembali angkat suara.

"Jadi semalam itu....

Flasback On

"Selamat malam para jiwa-jiwa yang Gundah, selamat datang di Rumah Bunda Naomi yang anak nya cantik bagai bidadari" kata sambutan Gracia saat teman-teman nya datang kerumah. Tentu saja membuat mereka semua melayangkan protes dengan kalimat terakhir Gracia.

"Dahlah,  mending kita siyap-siyap dulu yaps. Skuy siapin makanan nya" ucap Gracia.

"Ini di bawa oneng, main nyelonong aja" ucap anin kesal, ketika Gracia tidak membantu membawa barang belanjaan mereka dari mobil anin.

Bukan Pacar Idaman (?) ~ END ~ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang