-dua puluh tiga-

11.5K 998 81
                                    



= Selamat Membaca =

**************************






"Kaka, kita berapa minggu disini?" Tanya gracia sambil gogoleran di kasur mewah sebuah hotel tempat shani dan gracia menginap "ini kasur empuk banget kek pipi aku" lanjutnya yang membuat shani memutar bola matanya.

"Enak aja berapa minggu, besok juga balik"

"Hah! Sumpah kak? Demi apa? gak asik banget mahal-mahal kesini cuma sehari doang"

"Sekolah woy, enak aja bolos lama. Gak pinter-pinter nanti"

"Ck!! Bawa-bawa kapasitas otak mulu, gak sopan itu. Heran" 

Shani diam tak berniat menanggapi ucapan bocah yang kini lompat-lompat mirip katak di kasurnya, membuat Shani sedikit takut jika ia melompat terlalu tinggi maka akan nyangkut di lampu gantung.  Shani Membiarkan nya mengacak-ngacak bahkan melempar-lempar bantal dan guling sesuka hati dia. Mungkin saja jika bocah itu bisa, maka ia akan kayang atau salto dikasurnya.

Shani lebih fokus mempersiapkan mental nya, untuk hari ini. dia sudah mendiskusikan hal ini dengan desy. Hari ini adalah hari dimana shani akan menyatakan perasaan nya pada bocah yang kini malah guling-guling di kasur, nyaris saja jatuh jika kaki nya tidak kuat menahan berat badannya.

Biarkan saja lah yang penting anteng, fikir shani.

Shani memilih berjalan ke arah balkon yang terhubung dengan kamar di hotel nya, angin malam langsung menyerbu tubuh ramping shani, yang hanya di balut piyama tipis warna merah maroon kesukaannya.

Shani menghirup udara malam yang cukup membuat indra penciuman nya terasa sejuk. Otak nya dipaksa berfikir cukup keras mengenai hal ini, Shani sudah berusaha merangkai kata menjadi sebuah kalimat, untuk ia sampaikan pada bocah itu. Tapi shani tidak menemukan kalimat-kalimat yang tepat diantara 3 lembar kertas yang ia tulis.

Desy bilang, biarin semua nya mengalir dengan sendirinya. Tidak perlu merangkai ribuan kata, jika hanya satu kalimat yang akan membuat kita bahagia, tidak perlu ratusan syair untuk mengungkap kan perasaan, jika hanya satu kalimat yang bisa mengubah keadaan.

Cukup katakan aku mencintai mu, lalu minta dia menjadi milik mu. Dan jika dia menerima nya, kamu akan tau keajaiban apa yang bisa kamu dapatkan.

Tubuh shani tersentak saat ia merasakan sepasang tangan melingkar di perutnya, shani hafal dengan pasti siapa yang sedang memeluk nya dari belakang sambil menempelkan kening nya di punggung shani. Seluruh sistem di tubuh shani bekerja ekstra saat ini, bocah itu memeluk shani, membuat perasaan shani membuncah hebat, hingga tak sadar shani menampilkan senyum terbaik nya saat ini.

"Kakak aku cariin malah mojok disini"

Bocah ini sepertinya tidak memiliki kosa kata terbaik saat momen romantis seperti ini.

Dengan sekali gerakan, shani menarik tangan gracia dan menggeser tubuhnya untuk berdiri di hadapan shani. mengurung tubuh bocah itu dengan kedua tangan yang ia tumpukan di besi pembatas balkon.

Shani sedikit menunduk, menatap dalam bocah yang kini ikut menatap dalam matanya. Membuat Shani tenggelam dalam tatapan gracia, entah keberanian dari mana tubuhnya bergerak tanpa ia minta. Wajahnya semakin dekat hingga hembusan nafas shani menerpa wajah cantik Gracia. 

Keduanya diam, tanpa ada yang berniat mengikis ataupun membuat jarak. Keduanya tenggelam dalam fikiran nya masing-masing. Hingga akhirnya shani mendarat kan bibir nya di ujung hidung mancung milik gracia, sukses membuat gracia menegang di tempat nya.

Bukan Pacar Idaman (?) ~ END ~ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang