Prolog

2.1K 53 10
                                    

Aisyah, gadis yang memiliki nama lengkap Adinda Putri Aisyah kini sudah terbangun dan siap untuk mengawali pagi di hari Senin ini dengan bahagia. Setiap hari, Aisyah selalu gembira dan tersenyum bahagia. Ia, selalu menikmati hidup walau dalam keadaan sedih sekalipun. Tak sia-sia kedua orangtuanya mendidiknya. Lihatlah kini ia telah sukses menjadi guru muda di Mts, Al Huda. Yang merupakan sekolah madrasah yang sangat ia impikan untuk mengajar disana selama ini. Bukan karena sekolah itu favorit, tetapi karena sekolah itu bercirikas islami dan terasa cocok dengan sarjana pendidikan agama Islam dan bahasa arabnya.

Setelah beberapa waktu bersiap-siap, kini Aisyah turun ke lantai bawah rumahnya. Sang Abi maupun umi, rupanya telah menunggu di ruang makan.

"Pagi Abi, Umi," sapanya riang dengan mengembangkan senyum manisnya.

"Pagi nak," jawab keduanya kompak.

Aisyah segera menarik kursi di depan sang umi, lalu duduk di sana. "Aisyah bagaimana nak, ngajar di sana?" tanya sang abi sambil menunggu sarapan roti yang di buat sang istri.

"Alhamdulillah nyaman Bi, lingkungannya benar-benar buat Aisyah langsung betah untuk ngajar disana." jawabnya di sela meminum susu yang telah disediakan oleh sang umi.

"Alhamdulillah, Abi lega dengarnya."

"Sama, umi juga. Kalo ada apa-apa langsung ngomong saja ya, nak!" sahut sang umi, Aisyah pun mengangguk.

"Sepi banget rumah kalo Abi sama Aisyah pergi kerja," tutur umi tiba-tiba.

"Iya, ya, mi. Aisyah juga gak tega ninggalin umi lama di rumah sendirian lagi."

"Iya, Abi juga gak tega Syah."

"Em ... sebagai solusinya gimana kalo kita mempekerjakan orang sebagai asisten rumah tangga di sini? Hitung-hitung sebagai teman ngobrol umi?" saran Aisyah.

"Boleh juga nak," setuju sang umi.

"Abi setuju, secepatnya akan Abi carikan," tutur Abi Riyan.

Umi tersenyum senang, "akhirnya umi gak sendiri lagi di rumah, makasih ya, Bi."

Abi mengangguk dan tersenyum, seraya mengelus kepala umi Wardah lembut. Aisyah yang melihat nampak baper dan terbayang ia akan seperti itu suatu hari nanti dengan suaminya.

"Aaa Aisyah baper liat kemesraan Abi sama umi," celetuk Aisyah yang membuat keduanya tertawa.

"Oh kalau gitu Abi carikan mau?" goda sang Abi.

Seketika Aisyah menggeleng kuat dengan pipi yang sudah memerah. "Aisyah masih mau ngajar dulu," rengeknya.

Sang Abi maupun umi kompak terkekeh, "Baik nak, karena kan jodoh itu akan datang sendirinya jika Allah sudah menghendaki dan berkata Kun fayakun. Sekuat apapun kita menolak, bila Allah sudah berkata jadi, makan jadilah." jelas Abi.

Aisyah dan umi mengangguk menyetujui ucapan Abi.

^^^

Ditempat lain, seorang pria yang sangat dingin terhadap wanita kecuali terhadap ibu dan kekasihnya itu hendak turun dari mobilnya untuk bergegas masuk ke dalam kantor. Semua karyawan kantor nampak hormat dan selalu tersenyum kepada pria bertubuh atletis itu.

Alkaf, berjalan dengan santai dan nampak cool seperti biasanya. Dan hal itu membuat semua karyawan wanita, nampak terpesona akibat ketampanan seorang Alkaf Surya Putra.

Sesaat melewati ruang receptionis, Alkaf di panggil oleh seseorang. "Permisi Pak," ujar receptionis wanita dengan penampilan seksi itu.

Alkaf menengok dengan wajah bertanya. Wanita receptionis itu keluar dari tempatnya dan menyamperi Alkaf lebih dekat.

Keteguhan Hati Seorang Bidadari [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang