Bab 1 Sebuah Kunjungan

733 33 0
                                    

Tari dengan perasaan yang sudah sedikit membaik dari pagi hari tadi, ia berniat siang ini untuk bersilaturahmi ke rumah sahabat lamanya.

Pak Yayan sudah menunggu di depan halaman rumah, tibalah dari pintu utama Tari keluar. "Kita ke alamat ini ya, pak Yayan." titah Tari pada supir pribadinya itu yang sudah berkerja dengannya sejak lama.

Pak Yayan menoleh dan menerima sebuah lembaran kertas kecil yang berisikan alamat. "Baik Bu," jawab Pak Yayan patuh.

Di perjalanan, Tari menatap kosong ke arah luar jendela mobil yang telah dibuka olehnya. Ia masih terbayang dengan kejadian pagi tadi. Tidak menyangka ia bisa bertengkar dengan anaknya sehebat itu. Semua terjadi tentu karena wanita jalang bernama Ratu itu.

"Kenapa Alkaf tidak pernah sadar kalau Ratu bukanlah wanita yang baik-baik?" batin Tari sedih.

"Kapan anakku sadar ya, Allah?" batin Tari lagi-lagi berucap. Tatapannya kini lebih sendu.

"Kumohon, tolong bukakanlah mata dan hatinya agar tidak salah dalam memilih wanita untuk mendampingi hidupnya." doa Tari tulus. Tak terasa buliran yang sedari tadi ditahan luluh begitu saja. Ia segera menyekanya takut ada yang melihat, ia pun segera menutup kaca mobilnya kembali.

^^^

"Jadi, bahasa arabnya kamu untuk perempuan apa anak-anak?"

"Anti Bu...,"

Sunggingan seperti bulan sabit terbit diwajah manisnya.

"Untuk hari ini, PR nya adalah menghafal 10 kosa kata bahasa Arab yang telah ibu tulis di papan tulis ini ya," tutur Aisyah sambil melihat ke seluruh muridnya.

"Bagaimana, paham sama materi kali ini?"

"Paham Bu...,"

"Kalau paham, silahkan kalian salin di buku tulis kalian sepuluh kosa kata di papan tulis. Nanti ibu periksa, jika sudah selesai baru kita baca doa bersama untuk pulang ya?"

"Iya, Bu...,"

Aisyah mengangguk seraya berucap, "Alhamdulillah," dengan tak lupa tersenyum simpul. Ia pun beranjak untuk duduk di tempat duduknya.

Diwaktu senggang ia meraih benda pipih yang berada di dalam tas Hand bagnya. Sebuah notifikasi dari umi tertera di paling atas dari platform messagenya.

Umiku: [ Assalamualaikum Nak, kamu pulang siang atau sore? ]

Me: [ Waalaikumsalam Mi, Siang, kenapa emangnya Mi? Umi mau nitip sesuatu kah? ]

Umiku: [ Iya nak, umi mau nitip tolong belikan buah mangga di dekat sekolah yang pasar baru ya, nak. Katanya buah disana segar-segar.]

Me: [ Oh ya udah nanti Aisyah belikan selepas selesai ngajar. ]

Umiku: [ Alhamdulillah, makasih ya, Nak.]

Me: "Iya, Mi :)) ]

Aisyah pun kembali menutup handphonenya, dan beranjak berdiri.

"Bagaimana semua udah selesai mencatatnya?"

"Sudah bu...,"

"Oke baik, silahkan rapihkan semua alat tulisnya." titah Aisyah sembari melihat arloji ditangannya yang sudah menunjukkan pukul 11:54 yang berarti, 6 menit lagi bel pulang akan berbunyi.

"Tadimussalam," ujar ketua kelas di akhir doa pulangnya.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh!" ucap seluruh murid.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh,"

Semua anak murid pun berlari dan bergantian untuk menyalimi punggung tangan Aisyah.

Keteguhan Hati Seorang Bidadari [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang