Bab 5 Pernyataan Mengejutkan

414 18 0
                                    

"Kadang, hati lebih tajam dari pada mata. Maka, jagalah hati, bila kau ingin semua terjaga."

- KHSB -

"Sore ini Pak Alkaf ada jadwal bertemu dengan kekasih bapak," tutur sang sekretaris.

Mendadak Alkaf menghentikan langkahnya. Setelahnya ia menengok arloji ditangannya. Alkaf menggigit bibir bawahnya, seraya memegang kepala belakangnya. Dan menggeram kasar, "Ah sial! Aku sampai lupa!" rutuk Alkaf.

"Terima kasih Vera, kamu sudah ingatkan saya!" tandas Alkaf lalu langsung pergi meninggalkan sekretarisnya.

"Terima kasih Vera," ulang Vera dengan gaya di olok-olokan seperti Alkaf.

"Huf, sama-sama pak CEO yang dingin!" dengus Vera sambil melanjutkan langkahnya ke arah ruangannya berada.

Mobil hitam itu melaju membelah ibu kota yang teduh karena angin sore ini. Setelah sampai di tempat janjian mereka, ia pun turun dengan membenarkan sedikit kaca mata hitamnya. Lalu melihat kanan dan kiri, setelahnya kakinya melangkah masuk ke sebuah kafe yang tak jauh dari mal besar di daerah itu. Beberapa pasang mata gadis-gadis yang ada di sana nampak terpesona akan sosok yang baru saja melintasi mereka.

Mulut mereka kompak menganga, namun yang di tatap tidak peduli. Dari jauh, sang kekasih melihat pemandangan itu menjadi panas. Ia seperti sedang ke bakar api cemburu.

"Sayang! Kamu kalau udah sampai bilang aku dong! Biar aku bisa jemput di depan. Aku cemburu tau, lihat tuh mereka pada pandangin kamu. Seolah mereka ingin merebut kamu dari aku," adu Ratu manja.

Alkaf yang mendengar penuturan sang kekasih terkekeh kecil, "Aku tidak akan tertarik ke mereka!" jawaban Alkaf membuat hati Ratu seperti dibawa terbang ke angkasa.

"A .... kamu manis banget si!" Sambil bergelayut di tubuh Alkaf. Tangan kiri Alkaf memegang pinggang Ratu posesif, dan tangan kanannya membenarkan rambut ratu.

Keduanya benar-benar tidak peduli pandangan orang lain. Keduanya kerap tak segan memamerkan kemesraan di khalayak ramai seperti ini.

Ada beberapa yang melihatnya risih, ada pula yang melihatnya iri. Dan masih banyak lagi tentunya.

^^^

"Siapapun yang telah dipilih Abi dan umi, Ais mencoba terima kok! Walau butuh waktu, tapi Ais akan nurut. Karena Ais percaya, kalau pilihan umi dan Abi nggak akan salah untuk Ais," sahut Aisyah seraya tersenyum simpul.

Wardah dan Riyan tersenyum haru. Mereka sangat bahagia kalau anaknya menerima perjodohan yang telah mereka tentukan.

"Makasih sayang!"

"Makasih ya, nak."

Keduanya kompak memeluk Aisyah. Aisyah tersenyum hangat, "sama-sama Abi, umi."

Setelah berpelukan, Wardah pamit untuk segera memasak. Hari ini, Aisyah tidak ada jadwal mengajar. Dan akhirnya mencoba berkuality time bersama keluarga kecilnya. Kebetulan juga, sang Abi libur. Jadi mereka ada kesempatan untuk lebih banyak menghabiskan waktu bersama.

"Abi, sini!" ajak Aisyah ke arah balkon kamarnya berada.

Kini Abi dan putrinya sedang duduk di bangku balkon salah satu kamar di rumah berkhas cream itu.

"Kalau misal bi, Suami Ais meminta putus hubungan dengan Ais, apa pendapat abi dan bagaimana solusi baiknya bi?"

Pertanyaan itu, spontan saja keluar dari Aisyah. Jujur, Riyan sempat terkejut akibat pertanyaan yang dilontarkan sang putri kesayangannya. Kelihatan saat dia ingin menjawab, ia sedikit mengambil nafasnya panjang.

Keteguhan Hati Seorang Bidadari [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang