Bab 22 Ratu Datang Kembali

815 21 0
                                    

Sore ini, tiba-tiba datang tiba sebuah paket tak dikenal di depan pintu rumah. Aisyah mencoba langsung membuka paket itu. Dan terdapat sebuah surat disana. Ia gapai, dan perlahan membuka lalu membacanya.

Hai Aisyah! Aku tidak mau berbasa-basi lagi. Ada hal yang harus kamu tahu.

Aku hamil anaknya Alkaf. Dan kamu tahu 'kan? Aku akan meminta pertanggungjawaban suami kamu pastinya. Aku tidak mau anak yang aku kandung ini tumbuh tanpa kehadiran seorang ayah.

Maka aku mohon sama kamu, tolong relakan Alkaf untuk aku.

Ratu

Buliran air matanya menetes tanpa diminta. Kenyataan yang baru saja ia ketahui membuat semua benteng pertahanannya runtuh. "Baru kemarin rasanya, kamu meyakinkan aku. Tetapi kenapa kamu merusak rasa kepercayaan itu lagi, Mas? Kenapa? Hiks, hiks!"

Aisyah terduduk di depan pintu, Wardah yang mendengar suara tangisan berlari dari arah dapur. Ia terkejut mendapati anaknya terduduk sambil menangis tersedu-sedu.

"Aisyah, bangun nak! Ayok! Kamu kenapa sayang?" ujar Wardah panik seraya memapah tubuh anaknya. Ia dudukan di kursi ruang tamu, Wardah mengamati tangan Aisyah.

Ada sebuah kertas selembaran, ia gapai dan kemudian dibacanya.

"Astaghfirullah! Benar-benar laki-laki yang tidak baik!" desis Wardah dengan penuh kekecewaan.

Satu fakta itu membuat hatinya hancur berkeping-keping. Awalnya ia akan memberikan kesempatan kedua untuk menantunya. Namun mengetahui kenyataan ini, membuatnya sulit untuk memberikan kesempatan itu lagi.

Ia peluk anak satu-satunya, lalu diciumi kepalanya, dan mencoba menenangkan Aisyah. Wardah tahu betul, rasa sakit dan kecewa yang ia rasakan tidak sebanding dengan rasa sakit dan kecewa yang anaknya rasakan jauh lebih parah darinya.

^^^

Disebuah kantor, Alkaf sedang sibuk-sibuknya mengurus pekerjaannya. Ia mencoba cepat-cepat selesai akan tugasnya hari ini, agar cepat bisa bertemu dengan Aisyah. Keduanya telah sama-sama berbuat janji untuk Sore ini bertemu di kafe love story. Namun, ada beberapa pekerjaan yang harus cepat diselesaikannya sebentar lagi. Barus setelah itu ia akan bisa pulang dan pergi ke tempat janjian mereka.

Tok, tok, tok.

"Ya, masuk!"

Dari arah pintu Ratu meneteskan sesuatu di area bawah matanya, lalu kemudian ia maju secara perlahan dan menangis tersedu-sedu.

"Hiks hiks hiks Alkaf kamu harus tanggung jawab!" pekik Ratu mengejutkan Alkaf. Alkaf menatap heran pada satu perempuan yang tidak mau ia lihat lagi keberadaannya.

"Tanggung jawab apa?!" tanya Alkaf to the point.

"Aku hamil!" seloroh Ratu dengan mimik wajah sedih yang terlihat natural padahal aslinya itu tak lebih hanya sebuah sandiwara.

Alkaf memebalalakan mata tak percaya, "apa?!"

"Nggak! Kamu nggak usah akting! Aku benci sebuah kepura-puraan!" pekik Alkaf.

"Kamu sudah gila Alkaf?! Dalam hal ini mana bisa aku berpura-pura hah?! Rasanya juga mustahil aku buat kebohongan!" elak Ratu.

"Kalo kamu nggak percaya aku hamil, aku berani untuk ke rumah sakit untuk mengeceknya!" sahut Ratu dengan beraninya.

Sekali lagi Alkaf sulit untuk menerima kenyataan baru ini. Rasanya ia tak pernah melakukan hal yang lebih terhadap ratu. Tetapi kenapa perempuan itu malah mengaku-ngaku bahwa dia telah hamil anaknya?

Keteguhan Hati Seorang Bidadari [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang