Bab 8 Acara Tunangan

287 14 0
                                    

"Dua insan yang telah diridhoi, ia akan bersatu dalam sebuah ikatan yang baik."

- KHSB -

Hari yang telah dinanti oleh dua keluarga ini. Dimana mereka ingin, melihat anak satu-satunya itu saling terikat untuk suatu hubungan yang baik dan jelas. Terlebih dari keluarga Alkaf sendiri. Laki-laki yang hidup dibesarkan oleh keturunan-keturunan berdarah biru itu, adalah harapan satu-satunya kedua orangtuanya bahagia. Alkaf, si laki-laki keras kepala yang pada akhirnya menurut karena alasan mempertahankan sebuah harta warisannya. Dan juga demi Ratu kekasihnya. Semua ia lakukan atas dasar terpaksa. Dan tanpa adanya cinta.

Berbanding terbalik dengan sisi wanita, mereka yakin hidup anak wanita satu-satunya itu akan berbahagia dengan menikah bersama pria bernama lengkap Alkaf Surya Putra. Mereka tidak tahu kenyataan yang sebenarnya kalau sang pria menerima perjodohan tersebut karena terpaksa. Aisyah, dia sudah memiliki cinta untuk calon suaminya. Sungguh menyedihkan, bila di bayangkan. Andai ia tahu, bahwa Alkaf tidak mencintainya. Bahkan Alkaf sendiri berjanji akan menghilangkan kebahagiaan dalam hidupnya. Tanpa Aisyah tahu, sesuatu hal yang tidak baik menunggunya dalam kisah dan perjalanan rumah tangganya.

Sebuah gedung ternama di booking oleh mereka. Dimana di gedung ini, dilangsungkan acara tunangan. Antara Alkaf Surya Putra, dan Adinda Putri Aisyah. Perjodohan yang menyatukan mereka dalam sebuah ikatan yang terbaik. Acara tunangan hanya dihadiri oleh beberapa anggota keluarga dan kerabat dekat, serta orang-orang penting. Hanya ada orang dekat yang tidak diundang, yaitu Ratu. Alkaf masih merahasiakan hal ini dari kekasihnya itu. Ia benar-benar belum siap kalau Ratu tahu semua ini. Pasti ia akan bisa dengan mudah kehilangan Ratu, wanita yang selama ini menempati hatinya.

"Baik kalau gitu, langsung saja kita mulai rangkaian pertama proses tunangan pasangan yang berbahagia ini!" ujar Mc.

Proses pembacaan Al-Qur'an, dan pengajian, setelahnya baru proses pemasangan cincin yang sesuai dengan prosedur diberikan oleh MC.

"Selanjutnya acara pertukaran cincin yang sama-sama diwakili oleh ibu dari kedua pasangan."

Tari dan Wardan perlahan maju mendampingi mantu mereka. Wardah yang berdiri di samping Alkaf, dan Tari yang berdiri di samping Aisyah. Ada senyum yang meneduhkan dan ada pula senyum yang lebar karena sebuah keterpaksaan.

Perlahan cincin itu mulai masuk ke tangan keduanya. Seraya Aisyah berucap, "Alhamdulillah!" dengan pelan.

^^^

Selesai acara tunangan, kedua keluarga itu sepakat untuk satu Minggu kedepan pernikahan akan diadakan. Karena mereka berpendapat, tidak baik menunda sesuatu hal yang baik.

Alkaf, laki-laki itu sebenarnya marah dengan keadaan ini. Namun, semua amarahnya itu ia pendam. Hingga Aisyah, sah menjadi istrinya. Ia berjanji, untuk menghilangkan kebahagiaan Aisyah. Sebagaimana Aisyah telah menghilangkan kebahagiaannya. Menikah tanpa adanya cinta, adalah sebuah petaka. Pada dasarnya, pernikahan bukanlah ajang sebuah lomba. Cinta sejati yang akan mampu mempertahankan sebuah mahligai yang telah dibangun atas dasar ridho Tuhan-Nya.

"Alkaf, mamah minta kamu untuk belajar mencintai Aisyah! Jangan sampai kamu nanti menyesal. Aisyah itu gadis yang pantas kamu cintai dari pada kekasihmu itu!" pesan Tari pada anaknya.

"Namanya cinta, itu nggak bisa di paksa mah!" protes Alkaf dan langsung meninggalkan ibunya tanpa menunggu jawaban sang ibu. Membuat Tari menggeleng kepala takjub.

"Mungkin waktu yang akan menyadarkan kamu nak!" monolog Tari pelan dengan guratan sedih. Ia benar-benar berharap kelak Alkaf sadar. Dan benar-benar belajar mencintai Aisyah.

Disebuah kamar bernuansa biru dan putih, gadis itu termenung di balkon sambil berlipat tangan di dada. Guratan mata teduhnya nampak menyipit akibat hembusan angin kecil yang menyapu wajahnya pelan.

Pikiran yang melayang entah kemana. Sebab ada sesuatu hal yang mengganggu di hatinya. Sulit untuk ia jelaskan kepada orang lain. Dirinya hanya memilih untuk pendam sendiri. Mencoba mengadu kepada sang ilahi rabbi.

"Entah kenapa, aku merasa bahwa Alkaf tidak menginginkan perjodohan ini." monolog Aisyah seraya tersenyum sedih.

Walau dibalik sifat cerianya, ia adalah sosok wanita yang pandai menutupi kegelisahan dan kesedihannya. Wanita yang selalu mencoba kuat seperti ibunya. Semoga kelak memang benar tidak akan ada seseorang yang berani menyakiti hatinya.

"Apa mungkin itu perasaan aku aja?" pikir Aisyah mencoba berpikir positif.

"Nggak! mungkin ini hanya perasaan aku saja!" elaknya mencoba menghilangkan perasaan yang mengganggu dihatinya.

"Aisyah kamu nggak boleh berprasangka yang tidak-tidak!" rutuknya pada diri sendiri.

"Huffzz!" hembusan nafas panjangnya agar hatinya lega kembali. Dan mencoba menghilangkan perasangka yang tidak-tidak.

"Setiap insan di muka bumi, akan selalu ada masalahnya masing-masing. Tugas kita sebagai insan ialah menyelesaikan masalah kita dengan baik dan berupaya tidak menyakiti perasaan orang lain."

- KHSB -

Yuhu.....🤗

Gimana sama part ini? (θ‿θ) komen next untuk aku upload seterusnya 😉 Vote & Komen jgn lupa ya guys 🥰

Keteguhan Hati Seorang Bidadari [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang