Bab 24 Penjelasan Sebenarnya

853 16 0
                                    

"Setiap usaha, pasti akan membuahkan hasil. Bila menyerah diawal, jangan harap kita bisa mendapatkan hasil yang kita inginkan itu."


–KHSB–

[ Assalamualaikum Aisyah, sayang, aku mohon ... tolong datang ke caffe love story. Aku mau menjelaskan yang sebenarnya soal kehamilan Ratu. ]

Alkaf mengetik pesan tersebut dengan mimik wajah yang sungguh sedih. Ia sangat-sangat mengharapkan bahwa Aisyah akan menemuinya di caffe love story nanti.

Di tempat lain, Aisyah telah membaca pesan dari suaminya. Dalam hatinya terbesit sebuah keraguan yang besar. Ia takut jika terlukai lagi. Rasa kepercayaan yang telah diberikan oleh Aisyah, Aisyah takut Alkaf merusak kepercayaan yang telah diberikannya itu.

"Apa aku harus menemui kamu, Mas?" gumam Asiyah dengan nada lirih.

Aisyah sungguh bingung. Ia benar-benar harus mempertimbangkannya dengan matang.

"Bismilah ya Allah, mungkin memang sebaiknya aku harus memberi Mas Alkaf kesempatan." batin Aisyah mantap.

Segera ia ketik sebagai balasan pesan untuk suaminya.

[ Waalaikumsalam Mas. Baik, kalau gitu nanti abis asar aku akan menemuimu di Caffe Love Story. ]

Ting!

Bunyi satu notifikasi itu membuat Alkaf menengok sekilas ke layar handphonenya. Dan tertera ...

My Wife

[ Waalaikumsalam Mas. Baik, kalau ... ]

Seketika Alkaf langsung membuka handphonenya dan menggeliat dengan lengkap pesan yang istrinya kirimkan.

Seketika terlukis sebuah senyuman bahagia di wajahnya.

"Alhamdulillah, akhirnya Aisyah mau untuk bertemu denganku Ya Rabb..., Terima kasih Ya Allah," ujarnya seraya berdoa karena rasa syukurnya.

[ Baik sayang, terima kasih ya. Sampai ketemu nanti. ]

Read!

Setelah mengirim pesan dan setelah mengetahui pesannya telah dibaca, Alkaf langsung konsentrasi akan pekerjaannya. Ia sungguh tidak sabar bertemu dengan istrinya nanti sore.

^^^

Waktu yang telah dinantikan, akhirnya tiba. Aisyah, ia celingak-celinguk kesana kemari melihat sosok suaminya.

"Mas Alkaf dimana? Apa dia nggak jadi datang?" batin Aisyah berpikir.

Mata Aisyah tertuju pada coffe dihadapannya yang telah ia pesan beberapa puluh menit yang lalu.

"Bahkan coffe yang kupesan sedikit lagi akan habis. Tetapi Mas Alkaf tidak kunjung datang. Waktu pun semakin sore. Apa dia hanya mempermainkanku saja?" timpal batinnya lagi.

Di tempat lain, Alkaf menggeram kesal pasalnya ia benar-benar terjebak macet. Ia lihat arloji di tangannya, menunjukkan pukul 16:45 waktu Indonesia barat.

"Sudah jam segini, pasti Aisyah sudah lama menungguku. Ah, sebaiknya aku jalan ke depan. Biasanya akan ada ojek di pinggiran tak jauh dari sini." monolognya dalam hati.

"Pak Harto, saya turun saja, ya! Bapak langsung pulang saja, saya tidak bisa menunggu kemacetan ini sampai selesai, karena saya sudah di tungguin oleh seseorang," ujar Alkaf pada supir pribadinya itu.

"Baik Aden kalau begitu, hati-hati ya!" sahut Pak Harto dengan menitipkan pesan.

"Iya pak."

Dengan berlari sedikit kencang, Alkaf sebentar lagi mendekat ke arah tukang ojek berada. Beberapa pasang mata melihat Alkaf berlari terkejut, dan ada yang terkesima. Namun, Alkaf tak peduli. Yang ia pedulikan sekarang adalah istrinya.

Keteguhan Hati Seorang Bidadari [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang