Hari sudah berganti malam, dan kini Ciya sudah sibuk dengan barang-barangnya yang sedang ia bereskan di bantu oleh sahabatnya yang bernama eylin atau biasa Ciya panggil elin.
Ciya tinggal di apartemen bersama dengan elin selama mereka kuliah dan hingga saat ini, namun karena Ciya harus pindah ke tempat boss barunya maka elin akan tinggal sendiri.
Elin itu kerja sebagai salah satu pelayan di sebuah club' malam, walaupun bekerja sebagai pelayan elin terkadang juga melayani para tamu dengan tidur bersama mereka, namun elin hanya melakukannya jika sedang benar-benar butuh uang entah untuk membayar kuliah dulu atau bahkan membayar uang sewa. Elin adalah anak yatim piatu selain itu dia tidak punya keluarga yang bisa membantu perekonomiannya, jadi elin mengambil jalan pintas dengan bekerja sebagai pelayan di club', Ciya sering melarang elin untuk melakukan pekerjaan itu karena Ciya masih bisa membantu elin membayar uang sewa atau kuliah dulu walaupun hidup mereka pas-pasan.
"Lo beneran enggak bisa nawar sama bos baru lu? Biar enggak tinggal sama dia?" Tanya elin yang masih tidak bisa menerima jika dia harus berpisah dengan sahabat karibnya itu
"Ntar gue gak bisa kerja dimana-mana bego! lo mau gue sarjana tapi pengangguran" jawab Ciya memutar bola matanya malas
"Ya gak gitu juga sih, gue aja belum tau mau kerja di mana" ucap elin di balas tatapan menyelidik dari Ciya, elin dan Ciya mengambil jurusan yang berbeda jika Ciya mengambil jurusan psikologi maka elin mengambil jurusan tata boga walaupun elin sendiri tak tau untuk apa dia mengambil jurusan itu.
"Lo sih, kemaren kan gue ajak buat kerja bareng! lo malah gak mau" jawab Ciya sambil melempar ciki-ciki yang dia pegang ke arah elin
"Woyy bangsa* lo" teriak elin saat ciki-ciki itu mendarat sempurna di kepalanya
"Lo mau gk kerja di SM?" Tanya Ciya menatap elin dengan semangat
"Emm, lo kan tau gue gak bisa ngajarin orang" jawab elin dengan wajah memelas
"Padahal SM lagi buka pendaftaran buat pelatih dance, lagian lo kan bagus kalo ngedance suara lo juga bagus kalo ngerep. Lagian tuh gak pake pelatihan kek gue dulu jadi lo tinggal tunjukin kemampuan lo" ucap Ciya memakan sisa ciki-ciki masih ada di dalam bungkusnya
"Nanti deh gue pikir-pikir dulu. eh cy, kan lo kerja jadi asisten pribadi bos baru, nah terus kerjaan lo di SM gimana?" Tanya elin penasaran
"Nah mangkanya gue nyuruh lo buat jadi pengganti gue bangsa*!" Jawab Ciya dengan menunjuk elin pakai jari manisnya
Karena pekerjaan sebagai asisten pasti Ciya tidak akan punya waktu jika harus melatih di SM. Jadi Ciya sudah memutuskan bahwa dia mengundurkan diri dari SM dan menjadi asisten seutuhnya, untungnya pihak perusahaan tetap mengizinkan Ciya main-main ke SM jika Ciya sedang tidak ada pekerjaan.
"Ooooo gitu! boleh deh, gue bosen kerja malam terus sebenernya hehe" jawab elin dengan kekehan kecil
Saat mereka asik berbincang tiba-tiba terdengar suara bel dari luar, namun saat Ciya hendak berdiri untuk membuka pintu elin menahannya. "Biar gue aja yang buka" kata elin lalu berjalan ke arah pintu sedangkan Ciya membenarkan kopernya.
Elin masuk dengan orang yang di belakangnya, dan orang itu adalah Elang bodyguard dari bos barunya. Elang mengatakan bahwa dia di suruh untuk menjemput Ciya dan membawa barang seperlunya saja karena pakaian kantor sudah di sediakan sama bos nya. Jadi karena Ciya mempunyai 3 koper berisi pakaian. ciya meninggalkan 1 koper untuk di simpan di apartemen, jadi jika Ciya ingin tidur di apartemen tak perlu membawa pakaian.
Semua barang yang akan dibawa sudah di masukkan ke dalam mobil di bantu oleh supir, sedangkan Ciya dan Elin saling berpelukan erat merasa sangat berat karena harus berpisah dengan waktu yang tidak bisa di tentukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO (COMPLETED)✓
FanfictionMencakup kehidupan dua orang berbeda gender itu di usia dewasa dengan kerinduan yang mendalam. Ciya si gadis yang mencoba untuk bekerja di salah satu perusahaan ternama di negaranya untuk menjadi seorang HRD justru terjebak dengan bossnya yang merup...