8

245 7 0
                                    

Ando awalnya sedang berada di kamarnya sambil mengecek beberapa berkas yang harus di tanda tangani nya, sebenernya Ando bisa saja melakukannya besok saat di kantor, tetapi dia tidak tahan jika ada pekerjaan yang belum selesai makanya dia mengerjakannya malam ini.

Ando yang sibuk dengan berkas tiba-tiba sangat haus dan ingin menyuruh bik Susi mengambil minum namun saat Ando keluar dari kamarnya dia melihat ada Elanng, bik Susi dan juga asisten barunya. Mereka sedang asik bercanda bahkan Ando melihat bik Susi sampai mencubit pipi asisten barunya itu.

Setelah lelah melihat candaan mereka Ando berjalan turun ke bawah seakan tidak melihat apa yang terjadi tadi. Hingga semua orang menatapnya lalu menunduk ketika melihat tuan mereka yang keluar dari kamar. Hal itu membuat Ciya menjadi bingung apakah dia harus menunduk juga atau bagaimana, sungguh Ciya tidak mengerti cara hormat di kalangan orang kaya.

Hingga akhirnya Ciya memutuskan untuk ikut menunduk bersama dengan bik Susi sedangkan Elang sudah mengangkat kepalanya dan berjalan ke samping Ando.

"Boss saya akan mengantar barang nya" ucap Elang yang sudah berada di samping Ando

"Bawa masuk barangnya ke kamar sebelah saya" jawab Ando datar

"Baik boss" jawab Elang kemudian meninggalkan orang-orang yang berada di sana

"Bik, siapkan makan malam" kata Ando pada bik Susi

"Baik den" jawab bik Susi lalu berlahan ke dapur

"Kamu" panggil Ando pada Ciya, Ciya yang merasa di panggil pun menunjuk dirinya sendiri karena hanya ada dia di ruangan ini

"Iya pak? Saya?" Jawab Ciya bingung

"Ikut ke kamar saya sekarang" perintah Ando, di balas wajah cengoh dari Ciya

"Maksud nya bapak? Dikamar?" Tanya Ciya pelan, dia hanya sedang memikirkan hal yang tidak-tidak saat ini

"Iya sekarang ke kamar saya sekarang" perintah Ando lagi

"Hah? Anu pak, mau ngapain ya?" Tanya Ciya yang masih tak ingin mengikuti perintah Ando

"Ada beberapa berkas yang harus saya tanda tangani, kamu pisahkan mana yang belum dan sudah saya tanda tangani" jelas Ando, karena dia yakin pasti Ciya asisten nya itu akan berfikir macam-macam

"Ooh, iya pak" jawab Ciya mengerti, untunglah hanya untuk memisahkan berkas karena ciya sedikit waspada pada orang-orang di sekitarnya

Ando berjalan ke kamarnya lalu di ikuti oleh Ciya di belakangnya dengan tatapan kagum "rumah ini benar-benar mewah sungguh luar biasa" ucap Ciya dalam hatinya, mereka sampai di kamar yang pintunya berwarna hitam pekat tanpa ada hiasan apapun

Ando membuka pintu kamarnya dengan sidik jari, lalu pintunya terbuka membuat Ciya benar-benar berada di dunia fantasi. Tak henti-henti mengucap woww tanpa suara. Saat sudah masuk ke dalam kamar Ciya di ajak oleh Ando untuk memasuki satu ruangan lagi, kata Ando itu adalah ruang kerja yang nyambung sama kamarnya jadi dia enggak perlu keluar kamar lagi, walaupun bisa lewat pintu depan.

Setelah itu Ando kembali duduk di kursinya dan Ciya mulai memilah berkas yang di minta oleh Ando dengan sangat hati-hati karena ini menyangkut keberlangsungan hidupnya. Jika hanya memisahkan mana yang sudah bertanda tangan dan belum Ciya masih mampu, namun jika yang lain maka Ciya akan mengibarkan bendera putih.

"Pak ini ada 4 berkas yang terlewat" ucap Ciya sambil berjalan menuju meja kerja Ando.

"Taruh saja di situ" jawab Ando sambil menunjuk ujung meja yang ada beberapa berkas juga

"Baik pak" jawab Ciya kemudian berjalan menuju tempat yang di tunjuk Ando

"Jangan panggil saya pak, panggil boss saja dan jika tidak di kantor silahkan panggil saya Ando" ucap Ando yang entah mengapa dirinya berkata seperti itu

CEO (COMPLETED)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang