Ando baru saja melaksanakan metting dengan salah satu investor yang cukup terkenal dan mereka akhirnya menjalin kerjasama untuk membuat hotel berbintang di salah satu daerah yang ada di bali ini, namun masih belum di tentukan. Ando hanya perlu menunggu beberapa waktu agar pihak yang ingin bekerja sama dengannya mengirimkan detail lokasi dan desainnya, jika Ando cocok maka mereka akan membuat kesepakan dan mendatangani kontrak.
Di saat Ando tersenyum karena panggilan dari Ciya, beda halnya dengan Ciya yang takut karena panggilannya terputus begitu saja tanpa ada jawaban dari bossnya, dan itu membuat Ciya sedikit was-was takut jika bossnya akan marah, apalagi jika dia harus dipecat sedangkan dia baru kerja kurang lebih seminggu.
"Gi....boss kok langsung matiin sih? Marah gak ya kira-kira?" tanya Ciya menarik-narik tangan Argi yang duduk di kursi depan
"mana gue tau, biasanya sih kalo matiin telpon sepihak itu marah" jawab Argi menakut-nakuti Ciya
"sumpah Gi..duh mampus gue" ucap Ciya tak tenang
"gue mesti gimana dong?.." tanya Ciya menatap Elin memohon bantuan
"entahlah?" jawab Elin seadanya, karena dia tidak kenal dengan boss mereka apalagi tau sifat bossnya, jadi Elin memilih tidak menjawab dari pada salah sasaran
"bang Ando itu emang galak, tapi segalak-galaknya dia kalo sama perempuan pasti milih diam karena perempuan memang pintar bicara katanya" ucap Argi yang sambil memainkan ponselnya
"semoga" jawab Ciya
Setelah itu mobil yang mereka naiki berhenti di salah satu resort mewah yang terkenal di kalangan orang kaya, namun kali ini Elin dan Ciya merasa berbeda. Sebab dulunya sekitar resort ini sangat ramai orang berjalan-jalan bahkan dulu Cafenya tak pernah sepi dari pengunjung, namun kali ini terlihat hanya beberapa penjaga yang sedang betugas menggunakan pakaian serba hitam.
Ciya dan Elin keluar bersama dari mobil sedangkan Argi masih di dalam mobil entah apa yang ingin dia lakukan, namun Karena melihat ekpresi kedua wanita yang berada di luar mobil itu hanya diam akhirnya Argi mendatangi mereka berdua.
"kalian gak mau masuk?" tanya Argi
"seriusan lu Gi? Ini yang kita tempati?" tanya Ciya tak percaya
"ini resort udah di beli sama bang Ando kemarin" jawab Argi santai sambil melihat-lihat resort itu dari sudut matanya
"debaekkk" ucap Elin tiba-tiba
"ini keren banget gila...dulu aja gue sama Ciya mau nginep disini tapi gak bisa soalnya selalu penuh bokingannya" sambung Elin, yah dulu Ciya dan Elin ingin sekali menginap di resort ini tapi selalu penuh dengan orang-orang yang ingin berbulan madu atau bahkan kumpul keluarga.
Mendengar itu Argi pun melebarkan senyumnya tak sia-sia abangnya mengeluarkan banyak uang hanya untuk membeli resort dan Cafe di sini, waktu semakin cepat berjalan akhirnya Argi memutuskan untuk meninggalkan kedua wanita itu di luar resort karena abangnya pasti sudah menunggunya dari beberapa menit yang lalu.
Ciya dan Elin segera masuk ke dalam resort mewah itu dengan tatapan kagum dan sangat senang, bahkan Elin tak henti-hentinya membuat inta story di IGnya untuk di pamerkan kepada teman-teman angkatan mereka.
"lo mau kamar yang di mana lin?" tanya Ciya pada Elin yang masih sibuk menguplud videonya
"di bawah aja deh Cy, soalnya kolam renangnya pasti lebih gede, kalo di atas Capek naik tangganya" jawab Elin kemudian berjalan ke salah satu kamar yang ada di lantai 1 ini sementara Ciya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya menatap sahabatnya itu.
Setelah melihat-lihat ruangan di lantai 1 Ciya bergegas naik ke lantai 2 entah mengapa dirinya sangat menginginkan untuk mengambil kamar di lantai 2, walaupun Ciya sendiri belum tau bagaimana pemandangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO (COMPLETED)✓
FanfictionMencakup kehidupan dua orang berbeda gender itu di usia dewasa dengan kerinduan yang mendalam. Ciya si gadis yang mencoba untuk bekerja di salah satu perusahaan ternama di negaranya untuk menjadi seorang HRD justru terjebak dengan bossnya yang merup...