Sesampainya di kantor Elang segera turun dari dari mobil dan membukakan pintu untuk Ando sedangkan Ciya membuka pintu di sebelah nya dengan membawa tasnya serta tas Ando.
Banyak karyawan yang langsung menunduk hormat ketika melihat Ando berdiri di dekat mereka namun hanya di balas anggukan oleh Ando sedangkan Ciya yang di belakangnya bersama dengan Elang memamerkan senyum manisnya kepada orang-orang yang tersenyum kepadanya.
Ando berjalan dengan tegas menuju ke ruangannya, ketika akan memasuki lift Ando melihat jika Ciya hanya berdiri di luar lift tanpa berniat untuk ikut masuk bersamanya.
"Masuk" ucap Ando menatap ciya di depannya, Elang yang mendengar itu langsung menekan tombol untuk menahan pintu agar tidak tertutup.
"Emm saya pakai lift karyawan aja boss" jawab Ciya sambil tetap tersenyum, jujur saja sebenarnya Ciya tidak enak dengan karyawan lain yang tadi berpaspasan dengannya.
"Jangan membantah" ucap Ando tegas dan jika Ciya lihat sepertinya Ando itu tipikal orang yang tidak suka dibantah.
"Tapi bos, saya enggak enak sama karyawan yang lain" jawab Ciya membuat Ando kesal karena pagi-pagi moodnya langsung turun karena Ciya yang terlalu banyak membantahnya.
Karena kesal dan lift sudah berbunyi karena terlalu lama di buka akhirnya Ando mulai jengah dan langsung menarik Ciya untuk masuk kedalam sedangkan Ciya terkejut hingga dirinya tidak sengaja menabrak tubuh bos nya.
"Ehh maaf bos" ucap Ciya yang memundurkan tubuhnya karena menabrak tubuh Ando di hadapannya
Sedangkan Ando mencoba untuk menetralkan detak jantung nya, jangan sampai Ciya atau Elang mendengarnya. Ando hanya diam tanpa menjawab permintaan maaf Ciya, karena dia berfikir untuk apa Ciya meminta maaf sedangkan yang menarik nya masuk adalah dirinya.
Lift sudah berhenti dan Ando berjalan mendahului Ciya serta Elang yang masih di belakangnya menuju ruangan mewah yang akan di tempatinya beberapa waktu kedepan, Ando duduk di kursi kebanggaannya dan mulai membuka laptop mahal serta membuka berkas yang ada di depan mejanya.
Sedangkan Ciya hanya diam berdiri di depan meja boss nya sungguh dia tak tau bagaimana Caranya menjadi asisten, bahkan saat ini dia merasa seperti pajangan yang hanya di diamkan tanpa melakukan apapun bahkan tas milik boss nya masih dia pegang.
"Berkas saya" ucap Ando menyadarkan Ciya dari kebosanannya
"Ini boss" ucap Ciya masih dengan senyum dan meletakkan tas bossnya di meja lalu mengambil berkas yang harus di tanda tangani oleh bossnya
"Kamu ngapain hanya diam di situ, ambil berkas ke sekertaris saya" ucap Ando membuat Ciya lega akhirnya dia tidak makan gaji buta
"Baik boss" jawab Ciya lalu meninggalkan bossnya ke meja sekertaris
Setelah membuka pintu Ciya di suguhkan oleh pemandangan romantis dari Elang dan Rachel yang sedang bercanda sampai Ciya bisa melihat jika pipi Rahel menjadi kemerahan karena malu.
"Cieee yang lagi dua-duaan hehehee" kata Ciya sambil tertawa ketika sudah dekat dengan meja sekertaris
"Ihh enggak kok Cy, ini nih Elang godain gue Mulu" ucap kak Rachel yang masih malu sampai-sampai Rachel menutup wajahnya dengan berkas yang sedang dia kerjakan
"Enggak Cy itu Rachel aja yang baperan" kata kak Elang sambil menertertawa kekasihnya itu
"Ihh Elang.." rengek kak yang sudah benar-benar malu
"Iya iya deh enggak lagi" jawab kak Elang yang sudah berhenti tertawa namun masih mencoba untuk tidak tertawa lagi
"Iya deh hehe Ciya percaya kok" ucap Ciya terkekeh kecil
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO (COMPLETED)✓
FanfictionMencakup kehidupan dua orang berbeda gender itu di usia dewasa dengan kerinduan yang mendalam. Ciya si gadis yang mencoba untuk bekerja di salah satu perusahaan ternama di negaranya untuk menjadi seorang HRD justru terjebak dengan bossnya yang merup...