Kini sudah hampir 3 bulan mereka menjalin hubungan sebagai tunangan dan 1 bulan lagi akan melangsungkan pernikahan di korea itu atas saran kedua orang tuanya karena saat ini korea memasuki musim gugur yang sangat cocok jika melakukan pernikahan di sana.
Akhirnya Ciya dan Ando menyetujui rencana itu dan Ando segera memboking tepatnya di hotel the shilla dongho-ro, jung-gu, seoul. Tempat itu cukup dekat dengan rumah keluarga Argi sehingga akan mempermudah jika mereka ingin berkunjung ke rumah keluarga Argi.
Ciya dan Ando tinggal bersama di rumah Ando saat Ciya bekerja sebagai asisten namun sekarang Ando sudah tidak memperbolehkannya bekerja dan menyuruh Ciya untuk tetap di rumah.
Pagi ini Ando sudah berangkat ke kantor untuk menandatangani beberapa pertemuan sebelum pernikahannya karena jika tidak di lakukan sekarang akan menambah pekerjaanya setelah menikah nanti.
Ciya sedang ada di dapur untuk membuat kue karena besok adalah hari ulang tahun Ando yang ke 26 bahkan Ciya tak percaya jika Ando sudah setua itu karena wajahnya tetap tampan dan segar.
Setelah menyelesaikan semuanya Ciya meminta bantuan bik susi dan maid lain untuk membereskan sisa perbuatannya, dirinya sangat lemas dan perutnya sedang tidak baik-baik saja.
Ciya membaringkan diri di atas ranjang Ando karena sekarang mereka tidur bersama jadi kamar Ciya kosong, karena terlalu mual Ciya akhirnya berjalan ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya tapi anehnya hanya air yang keluar mungkin karena akhir-akhir ini Ciya tidak terlalu nafsu untuk makan.
Merasa tubuhnya semakin tak baik Ciya menghubungi Elin agar datang ke rumah Ando karena jika dia menghubungi Ando nanti pekerjaannya tidak akan selesai dan semakin lama untuk mereka bisa bertemu.
"lo kenapa Cy?" tanya Elin yang berlari masuk ke kadalam rumah karena sahabatnya itu cukup jarang sakit, dirinya bahkan meninggalkan pekerjaannya untuk sementara, Ciya turun dari tangga dengan wajah yang pucat dan lemas.
"gak tau gue, lemes banget" jawab Ciya lesu
"nyonya? Nyonya kenapa?" ucap bik susi yang berlari kearah majikannya, karena saat di dapur majikannya itu masih terlihat sehat dan tidak sepucat ini
"enggak papa bik, Cuma pusing aja ini juga mau ke rumah sakit sama Elin" jawab Ciya pelan namun masih terdengar
"saya perlu telfon tuan nyoya?" tanya bik susi
"enggak perlu bik, biar Elin yang antar" bukan Ciya yang menjawab, namun Elin karena melihat sahabatnya itu sudah tidak sanggup mengeluarkan suara
"baik non, jika terjadi sesuatu langsung kasih tau saya ya non Elin" ucap bik susi dan di balas anggukan oleh Elin
"ya udah kita ke rumah sakit sekarang" ucap Elin kemudian membantu Ciya berjalan meninggalkan bik susi dan beberapa maid di dalam rumah
"hati-hati ntar lo pingsan lagi gak kuat gue angkatnya" ucap Elin membuat ciya menarik kedua ujung bibirnnya, walaupun dengan wajah menahan sakit
"eh kita naik apa ke rumah sakit? Kan gue naik taksi ke sini" ucap Elin menepuk jidatnya saat sudah sampai di depan rumah
"noh bawa aja mobilnya kak babas satu, gue mau yang lamborghini aventador LP 720-4 itu mobil yang sering gue pake" ucap Ciya dengan mata berbinar
"seriusan lo?" tanya Elin menatap Ciya
"iya tapi lo yang bawa, gue lemes banget" ucap Ciya sesekali meringis menahan sakit
"ya udah gue ambil dulu, lo tunggu sini" jawab Elin kemudian berjalan ke arah bagasi dan menyuruh bodygard untuk mengambil mobil yang ingin di pakai Ciya
Elin sudah keluar bersama dengan mobil yang di inginkan Ciya kemudian Ciya langsung duduk di sampingnya dan membawa Ciya ke rumah sakit.
Sampai di rumah sakit Ciya langsung di suruh masuk tanpa mengantri sebab dokter itu tahu jika Ciya adalah Calon istri dari Ando, biarpun saat ini Ciya dan Elin sedang memakai penyamaran.
Ciya dan Elin segera masuk ke ruangan yang di tunjukkan kemudian dokter itu menanyakan gejala yang di rasakan oleh Ciya kemudian menyuruh Ciya untuk ke ruangan lain karena dokter beranggapan Ciya tidak sakit namun itu adalah gejala dari kehamilan.
Ciya cukup terkejut karena dokter memperkirakannya hamil, walaupun belum jelas kebenarannya jadi Ciya dan Elin segera ke ruangan yang sudah dokter umum tadi tunjukkan.
"selamat siang" sapa dokter itu dengan ramah
"siang juga pak dokter" jawab Ciya ramah kemudian melesapaskan masker yang di kenakannya
"jadi ada gejala apa bu?" tanya dokter itu dengan senyum yang ramah
"gini dokter, saya beberapa hari ini lemes sama nafsu makan juga berkurang dan tadi pagi malah muntah-muntah tapi yang keluar hanya Cairan gitu" ucap Ciya menjelaskan masalahnya
"baik, sekarang ibu boleh baring di ranjang biar saya periksa" ucap dokter itu menunjuk ranjang tempat priksa itu
Dokter memberikan sebuah gel pada perut Ciya dan monitor itu menunjukkan sebuah bulatan kecil bahkan sangat kecil berwarna hitam, sehingga Ciya dengan bodohnya bertanya itu bulatan apa
"dok itu apa ya?" tanya Ciya dengan bodohnya sedangkan Elin yang ikut melihat menertawakan kebodohan sahabatnya
"itu adalah janin ibu, masih sangat kecil dan ini ada dua kantong yang terdapat 2 Calon bayi di dalamnya" ucap dokter memperjelas gambar di monitor
"saya hamil dok?" tanya Ciya kaget
"iya bu mungkin usianya sekitar 4 minggu" jawab dokter itu sambil tersenyum kemudian mengelap perut Ciya agar tak ada sisa gel yang menempel
Ciya masih dengan wajah tak percaya menatap 1 lembar foto di tangan dokter yang di cetak barusan, Elin bahkan langsung memeluk Ciya bahagia karena dirinya akan menjadi seorang aunty.
Ciya meneteskan air matanya sambil membalas pelukan Elin bahkan dokter yang melihat itu tersenyum bahagia, persahabatan yang di inginkan semua orang adalah ketika mereka selalu ada ketika senang maupun sedih.
"lin gue bakalan jadi kayak bunda?" ucap Ciya mengelus perut ratanya
"iya Cy, gue seneng banget bakalan jadi aunty" jawab Elin senang bahkan tanpa sadar mereka mengabaikan dokter yang kini duduk diam memperhatikan mereka, namun akhirnya mereka segera duduk di hadapan dokter itu yang menjelaskan masalah kehamilan serta susu yang baik untuk ibu hamil.
Selesai mengobrol dan menanyakan seputar kehamilan Ciya dan Elin segera pergi dari rumah sakit dengan mengenakan kembali masker serta jaket yang mereka pakai agar tak di kenali orang lain.
"lin kita ke mall bentar yuk, gue mau beliin kak babas hadiah besok kan dia ulang tahun" ucap Ciya pada Elin yang kini menyetir di sampingnya
"okey bumil"jawab Elin semangat sungguh kenapa Ciya yang hamil sedangkan Elin yang menjadi hiperaktif?
Sampai di sebuah mall Ciya mengajak Elin pergi ke toko bayi dan membeli beberapa lembar baju bayi serta kotak tak lupa serta sepatu.
Selesai memilih Ciya membayar barang dan mengajak Elin untuk ke apotik dekat rumah Ando kemudian Ciya membeli 2 buah tespack untuk dia gunakan, sampai di rumah Elin pun langsung berpamitan karena hari sudah mulai sore.
Ciya mencoba tespack itu hingga menghasilkan hasil positif kemudian memasukkannya ke dalam kotak hadiah yang akan diberikannya untuk Ando. Ciya sengaja tak memasukkan foto USG bayi mereka agar Ando bisa menebak dan jadi kejutan ke dua untuknya.
Ciya melanjutkan kegiatannya dengan senang di dapur, menghias kue buatannya sendiri untuk merayakan ulang tahun Ando. sebenarnya Ando akan mengadakan sebuah pesta besok malam sekalian acara pengenalan Ciya sebagai Calon istri Ando di hadapan publik, namun Ciya ingin memberi kejutan kecil untuk Ando jadilah sekarang dirinya berusaha menghias kue sebaik mungkin.
Walaupun tak seperti kue ulang tahun yang ada di toko setidaknya Ciya cukup puas dengan hasil karyanya, lumayan bagi seorang amatiran seperti dirinya setidaknya kue itu masih layak di foto dan di makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO (COMPLETED)✓
FanfictionMencakup kehidupan dua orang berbeda gender itu di usia dewasa dengan kerinduan yang mendalam. Ciya si gadis yang mencoba untuk bekerja di salah satu perusahaan ternama di negaranya untuk menjadi seorang HRD justru terjebak dengan bossnya yang merup...