Kini Ando, Argi, Elang dan ketiga sahabatnya sedang berada di gereja mununggu acara akan mulai dengan mengobrol santai namun Ando sejak tadi hanya diam dan mengeluarkan keringat dingin pertanda dirinya sedang gelisah dan gugup.
"santai aja kali bang, rileks" ucap Argi yang melihat abangnya gugup
"takut salah ngomong gue nanti" jawab Ando dengan wajah cemas
"gue bisa gantiin lo kok bang" ucap Argi dengan semangat sontak sahabat Ando serta Elang menatap Argi garang seakan mengatakan "nyari mati lo ya?"
"lo mau hidup di neraka bumi apa akhirat?" tanya Ando menatap tajam Argi
"di surga sama Ciya" jawab Argi nyeleneh sontak hal itu mendapat pukulan di punggung Argi sebab tangan Ando tiba-tiba saja melayang
"aduh bang santai dong, mana mau Ciya sama yang kasar gini" ucap Argi lagi yang memang senang menjahili abangnya
"sekali lagi lo nyebut nama Ciya gue kasi ke runo lo" ucap Ando kesal
"jangan bang jangan, mati gue deket-deket sama dia" jawab Argi dengan wajah cemas dirinya tak ingin di jadikan korban oleh abangnya
Runo itu harimau yang Ando pelihara sejak masih kecil dan sekarang Runo sudah tumbuh besar bahkan 4 kali lipat tubuh Argi sendiri, sebenarnya Runo itu baik tapi hanya kepada Ando sedangkan kepada yang lain pasti Runo akan mengaung dan membuat bulu kuduk merinding itulah sebabnya Argi tak berani jika abangnya membawa-bawa nama Runo.
Kini sudah tiba saatnya Ando menunggu di altar bersama sang pendeta menunggu mempelai wanita dari balik pintu masuk gereja datang bersama ayahnya, Ando bahkan sudah tidak sabar melihat Ciya mengenakan gaun pengantin rancangan mommy nya.
Para tamu tidak terlalu ramai karena sesuai permintaan Ciya pada mom Ca jika acara janji suci hanya di hadiri keluarga kalau acara resepsi baru boleh semua orang, jadi di Gereja ini hanya ada keluarga dan fotografer yang mereka sewa.
Ciya kini sedang berada di balik pintu Gereja bersama ayahnya, dirinya cukup gugup namun ayahnya menenangkannya dan mengatakan jika semua akan baik-baik saja. Ciya sudah siap dan wajahnya juga sudah tertutup oleh vail tudung yang di pakai di kepalanya.
Pintu utama terbuka dan menampakkan Ciya dengan balutan gaun putih serta vail tudung yang terlihat sangat cocok di tubuh Ciya, semua tamu memandang Ciya dengan kagum bahkan Elin hampir berteriak kesenangan melihat sahabatnya itu sangat Cantik apalagi saat berjalan di ke arah Altar saat ini.
Ando yang berada di Altar pun meneteskan air matanya bukan karena lebay namun dirinya terlalu senang dan ada kebahagiaan pada dirinya yang tak bisa di jelaskan hingga akhirnya meneteskan air mata. Menatap Ciya dengan kagum bahkan matanya tak lepas dari gerak gerik Ciya.
"aku titipkan dia padamu, dan jangan pernah sakiti dia" ucap ayah Ciya menyerahkan Ciya pada Ando yang ada di hadapannya
"baik ayah, Ando akan jaga Ciya seumur hidup Ando" jawab Ando tersenyum seraya menghapus air matanya, malu karena dilihat oleh Ciya dan semua tamu bahkan teman-temannya kini sudah menertawakannya dengan suara pelan jangan lupakan Argi yang sudah mengeluarkan air matanya tak tahan melihat wajah abangnya yang menangis.
"baiklah sekarang kita mulai saja" ucap sang pendeta karena tidak ingin membuang-buang waktu yang baik ini
skip
Acara pemberkatan berjalan dengan lancar kini tinggal sesi foto bersama keluarga dan para sahabat Ando juga Ciya, tak jarang mereka berpose sangat aneh dan menggelikan bagi siapaun yang melihat. Ando bisa memastikan jika fotografer di hadapannya itu ingin sekali pulang kerena melihat tingkah konyol sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO (COMPLETED)✓
Fiksi PenggemarMencakup kehidupan dua orang berbeda gender itu di usia dewasa dengan kerinduan yang mendalam. Ciya si gadis yang mencoba untuk bekerja di salah satu perusahaan ternama di negaranya untuk menjadi seorang HRD justru terjebak dengan bossnya yang merup...