Setelah selesai mandi Ciya langsung ke dapur menemui mertua dan ibunya yang sedang memotong sayur, sepertinya mereka ingin memasak sup sebab di korea sedang musim dingin dan makanan berkuah sangat pas jika di hidangkan.
Ciya membantu dengan memotong wortel serta kentang yang di potong kotak-kotak sedangkan momnya memotong sayuran lain dan bundanya membuat bumbu. Ketika makanan selesai di hidangkan Ciya memanggil Ando untuk makan bersama, kebetulan hari ini ayahnya dan papi Ando akan menginap di sini setelah perjalanan bisnis namun mungkin mereka akan makan malam di luar.
Ando duduk di kursi dekat Ciya yang kini tengah mengambilkan makan untuknya serta dia sendiri, sejak mereka menikah Ando lebih suka makan 1 piring bersama. Entah apa maksudnya tapi Ciya tetap mengikuti keinginan suaminya itu, Ando bilang kalau makan 1 piring berdua itu lebih nikmat dan Ando menyukainya.
Kini Ando dan Ciya sudah selesai makan dan berniat kembali ke kamar mereka, sedangkan mom dan bundanya sudah kembali ke kamar masing-masing karena terlebih dulu menyelesaikan makannya.
Namun belum sempat berdiri dari kursi Ciya memegang perutnya yang terasa aneh, Ando pun bingung mengapa Ciya memegangi perutnya. Mata Ando menangkap bagian paha Ciya yang sudah basah karena Ciya memang hanya memakai daster polos berwarna biru jadi terlihat jelas jika basah.
"sayang kamu kenapa?" tanya Ando panik
"aduhh kak perut Ciya mules" jawab Ciya meringis
"mommm? Bunda??" teriak Ando memanggil mom dan mertuanya
Tak lama kemudian mereka datang dan ikut panik melihat Ciya yang ingin melahirkan karena air ketubannya sudah pecah. Mom Ca menyuruh Ando menggendong Ciya ke dalam mobil sedangkan dirinya mengambil tas keperluan si bayi yang sudah di siapkan jauh-jauh hari.
Bunda Ciya membantu Ando membukakakan pintu mobil Ando duduk di kursi belakang seraya memangku kepala Ciya dan bundanya duduk di sampingnya, sedangkan mom Ca yang baru datang duduk di kursi depan. Mom Ca menyuruh supir mereka untuk cepat agar sampai di rumah sakit segera, mom juga menelfon papi Ando dan menyuruh nya ke rumah sakit segera.
Ando terlihat sangat tegang di dalam ruangan VIP yang sudah di pesannya untuk ruang rawat Ciya setelah melahirkan, sedangkan Ciya kini ada di ruang sebelah mempertaruhkan nyawa nya agar kedua jagoannya bisa melihat dunia.
Ando terlihat mondar-mandir di kamar itu seraya berdoa begitu juga dengan mom dan bundanya yang ikut berdoa serta menenangkan Ando. Tiba-tiba pintu kamar terbuka dan menampakkan ayah Ciya serta papi Ando yang baru datang dengan wajah yang cukup panik.
"gimana kondisi nya?" tanya ayah Ciya
"masih di dalam yah belum keluar" jawab Ando dengan wajah cemas
Pintu ruang bersalin terbuka dan memperlihatkan seorang dokter perempuan berjalan ke arah mereka, Ando dan yang lain langsung mendekati dokter itu cemas.
"bagaimana dok?" tanya bunda Ciya
"ini sudah masuk bukaan akhir bu, suaminya bisa menemani istrinya sekarang" jawab dokter itu
"baik dokter" ucap Ando kemudian mengikuti dokter masuk ke ruangan
Ando memakai baju khusus yang sudah di sediakan dokter kemudian mendatangi Ciya dengan wajah khawatir takut istrinya kenapa-napa begitu pula anak nya nanti sebab kelahiran normal bagi bayi kembar sangat beresiko.
Ando terus menggem tangan Ciya dengan erat sedangkan Ciya hanya bisa menahan sakit dengan meremas sprai ranjang dan tangan Ando yang kini memegangnya. Keringat bahkan sudah membanjiri kening Ciya bahkan lehernya pun sudah sangat basah.
"sudah siap bu?" tanya dokter itu yang sudah selesai menyiakan keperluan
"siap dok" jawab Ciya meringis menahan sakit
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO (COMPLETED)✓
FanfictionMencakup kehidupan dua orang berbeda gender itu di usia dewasa dengan kerinduan yang mendalam. Ciya si gadis yang mencoba untuk bekerja di salah satu perusahaan ternama di negaranya untuk menjadi seorang HRD justru terjebak dengan bossnya yang merup...