ー5

722 135 6
                                    

03.15 PM—kelopak mata perempuan yang tadinya sedang tertidur, terbuka.

ia mengerjapkan mata beberapa kali sebelum bangun dan mengusap lehernya. "haus." gumamnya.

tak mau membiarkan tenggorokannya kering terlalu lama, ia beranjak dari ranjang dan keluar untuk menuju dapur.

sesampainya, ia segera mengambil gelas dan mengisinya dengan air. lalu meneguknya dengan lumayan rakus.

helaan nafas lega keluar dari celah bibirnya saat dirasa rasa dahaga sudah menghilang. ia mengisinya lagi dan kembali menghabiskannya. tangan meletakkan gelas di atas meja, lalu mendengus.

"hah, memang gara-gara si haitani sialan itu."

sora adalah tipe orang yang harus minum air walaupun sedikit sesaat sebelum pergi ke alam mimpi.

ia akan merasa tak nyaman kalau tidak minum. contohnya seperti sekarang.

"ada apa kau menyebutkan margaku?"

sora tersentak kaget lalu berbalik, mendapati pria tinggi yang masih mengenakan setelan lengkap muncul dari balik dinding.

perempuan itu kembali mendengus saat tau siapa yang datang. "bukan urusanmu."

pria yang tentu saja adalah ran, menaikkan sebelah alisnya. "kau baru saja menyumpah serapahiku ya? atau adikku?"

sora mendecak kesal. "salah adikmu punya nama marga yang sama denganmu. lalu kau mendengar aku mengumpatimu. kenapa masih bertanya, sialan?"

kekehan puas terdengar. sora yang sudah jengkel karena kehadiran eksekutif bonten itu malah tambah jengkel.

sementara itu, ran segera menghentikan tawanya saat menyadari tampilan perempuan di hadapannya. ia memicingkan mata.

"kau ini sengaja ingin menggodaku atau bagaimana?"

sora yang sedang minum, menoleh dengan ekspresi heran. "apa maksudmu?"

dagu sang pria mengedik ke arahnya dengan tatapan yang menggelap. "pakaianmu."

sora mengernyit, lalu mengamati penampilannya. tank top dengan celana pendek sepaha. apa yang salah? pikirnya.

"hentai. otakmu itu sudah rusak ya?" semburnya ketika mengerti maksud pria yang berdiri tak jauh darinya itu.

ran mengangkat bahu acuh, "salahmu sendiri. kenapa berpakaian seperti itu saat bertemu denganku."

"aku yang lebih dulu di sini, brengsek!"

ran tertawa. rasa gemas muncul di benaknya. bukannya takut dengan ekspresi kesal sang perempuan, ia malah merasa itu imut.

sora menghentakkan kaki, semakin kesal dan jengkel karena sudah dua kali ditertawakan.

ia pun memilih untuk meninggalkan dapur, namun pergelangan tangannya ditahan. ia menoleh dengan kesal, "lepaskan-"

cup

syok. sora syok.

bibirnya yang beberapa detik lalu masih belum pernah dijamah sekarang baru saja ternodai. oleh haitani ran.

sang pelaku menarik diri. tak ada rasa bersalah sama sekali yang ditunjukkan olehnya. malah senyuman lebar yang menyambutnya.

"apa kau pakai sesuatu di bibirmu? seperti ada rasa stroberi-"

plak!

rasa seperti disengat dalam sekejap menghampirinya. ia memegang pipinya yang terasa panas. iris violet itu melirik perempuan yang baru saja menamparnya.

suara gertakkan gigi terdengar. "itu ciuman pertamaku, bajingan!" seru sora marah.

sora segera berbalik dan pergi, meninggalkan sang pria di dapur sendiri.

ran mengerjapkan mata. ia tak pernah ditampar perempuan sebelumnya. ia banyak mendengar kalau ditampar perempuan itu rasanya sakit. tapi kenapa itu malah tak terjadi padanya?

bukannya ringisan yang keluar, senyuman malah kembali mengembang.

jujur, ia tak pernah merasa sangat tertarik pada seorang perempuan. dekat dengan perempuan pun tak pernah. bahkan baru sekarang ia melirik seorang perempuan.

gelenyar aneh yang hinggap di hatinya pun juga belum pernah ia rasakan sebelumnya.

"aku tidak mengerti. ini rasanya aneh." gumamnya.

sedetik kemudian, ringisan keluar dari bibirnya. "apa perempuan itu memakai tenaga dalam? kenapa baru terasa sekarang rasa sakitnya?"

ah. ternyata apa yang dikatakan orang-orang benar.



tbc


iya aku tau cepet banget 😭 tapi ini idenya tiba-tiba banget sumpahhh

langsung ngalir gitu aja kek darah haid.g

pub : 21 oct 21
edit : 12 jun 23

blue moon ー haitani ran [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang