ー26

254 32 10
                                    

suara derap langkah kaki menggema di sebuah lorong.

tungkai yang diselimuti celana kain berwarna abu gelap itu berjalan menyusuri lorong yang hanya dihiasi cahaya lampu, membuatnya temaram.

ia memasuki ruang terbuka biasa dimana para anggota berkumpul, yaitu ruang tengah. sudah ada seluruh anggota kecuali dirinya.

sora mengangguk kepada takeomi dan mikey sebelum duduk di sofa panjang bagian ujung yang belum diduduki.

namun ia dibuat terkejut kala ran malah berpindah ke situ dan berakhir membuatnya duduk di pangkuan pria tersebut yang membuat seluruh anggota inti segera bereaksi.

mikey dengan wajah datarnya. takeomi menghela nafas dan mochi menggelengkan kepala. sanzu dan kokonoi yang sudah dipastikan memasang wajah jijik. dan rindou serta kakucho yang memilih mengalihkan pandangan.

sora melotot, kristal birunya berkilat kesal. "ran!"

telinga perempuan itu perlahan memerah, malu karena sikap ran yang tiba-tiba.

si pelaku seperti biasa, hanya terkekeh senang. melihat ekspresi kekasihnya ketika kesal menjadi hiburan tersendiri baginya.

lihatlah wajahnya. manik biru yang menyorot jengkel dan malu, pipi dan telinga yang memerah, bibir pink yang bergerak-gerak, surai cokelat yang ikut bergoyang.

singkatnya, sangat menggemaskan.

tak ingin membuat sora tambah kesal dan malu, apalagi dengan mikey yang memandanginya, ia segera menyudahinya.

tentu saja, dengan sedikit surprise.

sulung haitani itu memajukan wajah, mengecup bibir ranum sang kekasih kilat lalu segera menurunkan sora untuk duduk di antara dirinya dan rindou.

oh, pinggang sora itu ditahan oleh lengannya. makanya perempuan cantik itu tak bisa bangun.

orang keempat bonten tersebut mengerjapkan mata, bersamaan dengan para anggota yang kembali bereaksi.

menyadari apa yang baru saja ran lakukan, sora segera menunduk dengan kedua tangan menutupi wajahnya. yang lagi-lagi, ran hanya menertawainya sambil menepuk-nepuk dan mengusap kepalanya.

"kau ini menggemaskan sekali sih." ujar ran dengan senyum gelinya.

haitani ran sialannnnnn!!! batinnya menjerit malu.

masih menunduk, tangan kanan sora memukul ran kencang yang disambut gelak tawa si eksekutif bonten.

sanzu menjulurkan lidah, geli dan jijik dengan pemandangan yang ada di depannya. "kalian berdua menjijikkan. cari kamar sana, sialan." katanya.

ran menaikkan alis, tertarik dengan perkataan si anjing setia. baru saja ia membuka mulut untuk membalas, sebuah tangan lebih dulu membekapnya. siapa lagi kalau bukan sora.

wajah perempuan itu masih bersemu, dan sekarang kedua matanya melotot seperti berbicara tutup mulutmu!

ran tertawa kecil kemudian mengangguk.

kali ini ia menurut saja, kasihan juga melihat raut sang kekasih yang sangat malu. ia akan minta balasannya setelah selesai nanti.

takeomi berdeham, mencairkan suasana. "baiklah, kita hentikan pembukaannya. sekarang fokus. ada hal penting yang harus disampaikan." tuturnya.

"jadi aku mendapatkan informasi bahwa kelompok yaida di sendai, menyatakan perang pada kita." mulainya.

"awalnya aku menghiraukannya karena menurutku itu tidak penting dan bisa diurus oleh bawahan. namun dugaanku salah. salah satu anak buahku yang menghadapinya, berkata kalau pemimpin yaida memiliki informasi tentang kita. dan mereka berniat untuk menyerahkannya pada polisi." lanjutnya.

blue moon ー haitani ran [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang