ー25

249 38 18
                                    

angin dingin berembus, membuat para pejalan kaki seketika merapatkan jaket.

lampu merah yang muncul, membuat deretan mobil berhenti untuk menunggu.

anak-anak kecil yang tertawa riang dengan kedua pipi memerah berlari kecil dengan sedikit terpeleset. namun, mereka lanjut tertawa dan kembali bermain.

diusapkannya kedua tangan yang segera dimasukkan ke saku jaket. decakan kasar keluar dari bibir sang pelaku.

"sialan, rasanya mau mati. padahal ini masih awal musim dingin."

"tapi kau sudah memakai baju lima lapis?"

"tetap saja! kenapa juga harus aku yang ikut denganmu ke minimarket sih." gerutu yuta.

manik biru milik perempuan yang ada di sampingnya mengerling. "salahkan dirimu yang payah dalam bermain janken kalau begitu.” sora mendengus geli, “ayolah, yuta. kau sudah berumur dua puluh delapan tahun dan masih saja kalah dalam bermain permainan itu. anak kecil saja lebih baik darimu."

yuta mendelik. “enak saja. permainan ini tuh bergantung pada keberuntungan tau.” katanya dengan nada tak terima.

sora tertawa seiring asap putih meluncur dari bibirnya. “berarti keberuntunganmu itu selalu kalah dalam janken?” tanyanya dengan jahil.

“apa kau bilang?! kemari kau!”

orang-orang yang melintasi mereka ada yang tertawa kecil, menganggap keduanya sepasang teman yang sedang bercanda.

namun yang tak mereka ketahui adalah kalau kedua orang itu merupakan anggota dari kelompok yang paling diburu di jepang. apalagi ada salah satu orang pentingnya, yaitu sora.

“ah, yuta lepaskan! leherku sakit!” sora menepuk-nepuk lengan yuta yang memiting di lehernya.

sementara itu, sudut bibir yuta tertarik membentuk seringai kecil. “kalau ingin dilepaskan, katakan aku adalah orang paling tampan sedunia dulu.”

sora melotot. “apa-apaan?! aku tak mau—”

“kalau begitu tak akan dilepaskan.” yuta mengangkat bahu acuh masih dengan posisi memiting leher bosnya.

kekasih haitani ran itu mendengus jengkel. “baiklah baiklah. yuta adalah orang paling tampan sedunia. sudah, sekarang lepaskan aku!” ia memberontak.

yuta menggeleng, surai cokelat tuanya bergoyang. “tak mau. kau tak mengatakannya dari hati.” katanya.

kristal biru itu terbelalak, tak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan yuta. ia memukul sisi tubuh sang tangan kanan, “dasar narsis!” hardik sora.

asal kalian tau, yuta ini memang orangnya narsis. dalam sehari, pria (yang memang) tampan itu bisa memandangi cermin—kaca, jendela mobil, kaca toko, atau apapun itu yang memantulkan dirinya—dan ia akan memuji dirinya sendiri terus menerus!

sora dan rami—bahkan anak buah mereka sekalipun! bayangkan! sampai sudah terbiasa jika yuta melakukannya di tengah kontak senjata ataupun pertempuran!

hideo yang mengetahui hal ini sempat mengatainya.

kalau begitu kalau kau mati, peti matimu terbuat dari kaca saja agar kau bisa memandangi dirimu yang sudah tak bernyawa dan tetap tampan itu.”

sarkas sekali bukan?

ya, sekesal dan seterbiasa itulah orang-orang terdekatnya.

yuta memelototi sora, memaksanya mengucapkannya lewat tatapan.

sora mendengus gusar. perempuan itu menetralkan dirinya. sekejap kemudian, senyum terukir dengan wajah cerah. “yuta adalah orang paling tampan sedunia dan aku mengakuinya.”

blue moon ー haitani ran [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang